Sabtu, 24 Agustus 2013

KEFIR dan Diabetes

Sumber: Andang Kasriadi


Lebih jauh tentang kefir dan diabetes.

Salah satu pertanyaan yang paling sering diajukan oleh penderita diabetes adalah : "Apakah Kefir dapat menurunkan kadar gula darah?".

Pertanyaan ini menunjukkan bahwa persepsi yang terbentuk adalah bahwa penyakit diabetes terjadi AKIBAT meningkatnya kadar gula darah. Akhirnya upaya yang dilakukan berfokus untuk menurunkan kadar gula darah, baik dengan bahan kimia sintetis, bahan kimia herbal, ataupun dengan mengurangi asupan gula/hidrat arang.

Padahal diabetes terjadi terutama karena pankreas yang rusak/terganggu, atau bahan baku untuk pembuatan insulin tidak tersedia. Ada juga penyebab lainnya seperti terjadinya perubahan hormonal (seperti pada ibu hamil), keracunan sehingga mengganggu metabolisme, saluran tersumbat dsb.

Kerusakan pankreas yang kronis, terutama karena SALAH GIZI. Begitupun kualitas insulin yang buruk, atau tidak mampu memproduksi dalam volume yang mencukupi, selain karena pankreasnya rusak, atau bahan baku untuk pembuatan insulin tidak tersedia. Ini juga karena SALAH GIZI. Hal lain yang juga sangat berpengaruh adalah metabolisme yang baik, yang dijaga dengan olahraga dan keseimbangan antara asupan gizi dan penggunaannya, sehingga tidak kegemukan atau terlalu kurus.

Untuk yang sudah lama menderita diabetes, metabiolisme basalnya umumnya telah berubah.

Ketika masih normal, tingkat gula darah yang normal adalah di kisaran 100. Naik menjadi lebih dari 160 atau turun menjadi kurang dari 80, sudah menyebabkan ketidaknyamanan. Bahkan bila kurang dari 60, sudah mulai hipoglikemik yang bahayanya jauh lebih tinggi dari hiperglikemik. Di bawah 20 sudah sangat berbahaya.

Ketidaknyamanan ini adalah symptom khas diabetes, terutama berbentuk badan yang lemas, cepat lapar, cepat haus, sering buang air kecil, tidak bisa keluar keringat dsb.

Tapi penderita diabetes yang sudah lama, "angka normal"nya bisa berubah. Ada yang justru merasa nyaman pada kisaran 200 - 230. Pada tingkat gula darah kurang dari 180, badannya sudah lemas. Bila di atas 250, symptom diabetesnya muncul.

Dalam hal pengobatan dengan Kefir (baca files "Bagaimana Kefir mengatasi Diabetes"), maka Kefir "mengatur" tingkat gula darah pada suatu kondisi metabolisme yang optimal. Bisa pada rata-rata 150, 170, atau bahkan di atas 200. Jadi, bisa saja gula darahnya tidak pernah turun dari 200, misalnya, tapi semua indikator dari symptom diabetes sudah lenyap. Minum Kefir sehari dua liter seharipun, angka ini hanya beranjak turun sedikit saja. Kecuali kalau minum obat kimia, bisa turun drastis, tapi badan lemas dan symptom hipoglikemi muncul.

Memang, dengan rutin mengonsumsi Kefir, angka normal ini secara bertahap akan sedikit berkurang dari waktu ke waktu, tapi hal ini tidak perlu dipaksakan. Jangan terlalu risau dengan angka. Rasa sehat dan bugar itulah yang lebih penting !
Jadi bila dari pemeriksaan gula darah dideapat angka misalnya 250, tapi semua indikator kebugaran terpenuhi: tidak cepat lapar/haus, tidak beser, badan segar, bila olahraga keluar keringat,

Hal penting lainnya yang mengindikasikan produksi insulin sudah cukup baik atau masih buruk adalah selisih antara gula darah puasa dan 2 jam setelah makan.

Setelah pemeriksaan gula darah puasa, makanlah yang mengandung hidrat arang sekitar 150 gram. Untuk pengujian ini jangan minum hanya Kefir (kecuali untuk mengetahui pengaruh Kefir terhadap kenaikan gula darah)..

Idealnya kenaikan gula darah ini sekitar 40 atau kurang. Cukup baik antara 40 - 70.

Bila ternyata selisihnya lebih dari 70, berarti produksi insulin masih kurang. Karenanya konsumsi hidrat arang harus dikurangi dan untuk memenuhi kebutuhan enersi dari makanan lainnya (lemak, protein), termasuk dari Kefir.
Kefir  mengandung insulin, apalagi Kefir Kolostrum, kandungan insulinnya bisa puluhan  kali lebih tinggi dari insulin pada susu biasa. Dengan mengonsumsi Kefir, asupan hidrat arang dapat ditingkatkan, tanpa meningkatkan selisih kadar gulanya.

Jadi jangan mencemaskan tingkat kadar gula darah, karena angka normalnya telah berubah akibat lamanya menderita diabetes. Lebih penting memantau selisih antara gula darah puasa dan 2 jam setelah mengonsumsi nasi/hidrat arang/gula. Inilah yang  menunjukkan kemampuan tubuh memproduksi insulin.

Bila selisihnya belum ideal, porsi Kefirnya ditingkatkan, dan asupan hidrat arang dikurangi. Ini akan berbeda untuk setiap orang, dan pengalamanlah yang akan membuat komposisinya lebih sesuai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar