Bijak
membeli polis asuransi bagi pasangan suami/istri, karena masalah finansial bisa
jadi pemicu "rencana pembunuhan".
Apalagi
nilai pertanggungan kematian yang cukup tinggi nilainya. Polis menjadi lebih
berharga daripada "NYAWA".
Jangan
sampai terjadi, tetapi waspadalah terhadap pasangan hidup. Karena walaupun
terikat hubungan suami istri yang sakral, telah kalah nilainya oleh silaunya “uang”
dan gemerlapnya kehidupan kota.
Hal
ini disaksikan dalam lingkup keluarga terdekat.
Segala
cara digunakan untuk membunuh pasangan hidup, karena nilai polis yang
diincarnya.
Manusia
sekarang ingin hidup mudah dan mewah tanpa mau bersusah payah.
Binatang??... binatang tahu berterimakasih.
Manusia yang jauh lebih rendah dari binatang.
Karena ini adalah zaman di mana setan takut
pada manusia.
Karena
manusia lebih kejam dan serakah dari setan.
Tahu Akan Dibunuh oleh Orang Suruhan Istri,
Suami Pura-Pura Mati
Liputan6.comLiputan6.com
09 Nov 2017, 18:20 WIB
Liputan6.com, Houston - Seorang pelatih tinju
memalsukan kematiannya dengan bantuan kepolisian. Ia melakukan hal tersebut
setelah mengetahui istrinya menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawanya.
Pria tersebut, Ramon Sosa (50), bertemu dengan
istrinya, Maria 'Lulu' Sosa, di sebuah kelab salsa Texas, Mi Luna pada 2007.
Kala itu, ia mabuk cinta karena paras Lulu yang cantik.
Duda tiga anak itu merasa puas setelah berhasil
merayu dan kemudian menikahi perempuan impiannya tersebut.
Hidup mereka awalnya berjalan dengan baik.
Namun, semuanya berubah pada awal 2015, saat keluarga mereka terkena masalah
finansial.
"Saya pikir kita akan melalui ini semua
(bersama-sama)," ujar Ramon. "Lalu tiba-tiba Lulu mengatakan, 'saya
ingin cerai'," ujar Ramon.
BACA JUGA
Terkuak, Upah Pembunuh Bayaran Presiden Duterte
Kisah Wanita 'Pembunuh Bayaran' di Tengah Perang
Narkoba Filipina
Korut Tangkap 2 Pembunuh Bayaran yang Akan
Habisi Kim Jong-un?
Masalah finansial itu membuat Lulu (43) serius
untuk menghabisi nyawa suaminya. Hal itu ia lakukan semata-mata agar mendapat
uang dari asuransi.
Niat jahat itu terungkap saat Ramon menerima
telepon dari teman lamanya, Gustavo.
"Tanpa disengaja, Lulu menemui seorang pria
bernama Gustavo untuk merencanakan pemukulan terhadap saya, tanpa mengetahui
bahwa kami adalah teman," kata Ramon seperti dikutip dari News.com.au,
Kamis (9/11/2017).
"Saya mengenal Gustavo, karena saya yang
melatih dia. Dia pernah mempunyai masalah di masa lalu. Pada awalnya, saat ia
menelepon dan mengatakan ingin bertemu dengan saya, karena ada orang yang ingin
membunuh saya, sepertinya dia sedang bercanda," jelas Ramon.
"Lalu kami menyusun sebuah rencana, Gustavo
merekam saat dia (Lulu) menyerahkan uang untuk membunuh saya, sebelum
menyerahkan bukti tersebut kepada polisi," lanjut Ramon.
1 dari 2 halaman
Pura-Pura Mati untuk Mengelabuhi Lulu
Setelah menyerahkan rekaman kepada polisi di
Houston, Texas, Amerika Serikat, Ramon bekerja sama dengan detektif untuk
membuktikan kekejaman istrinya. The Sun melaporkan bahwa Lulu menawarkan 1,500
pound sterling, sekitar Rp 23.000.000, untuk membunuh suaminya.
"Setelah merekam pertemuannya dengan Lulu,
Gustavo mengaku mengenal dua orang tukang pukul (untuk dikenalkan kepada Lulu).
Lalu kami memberikan rekaman tersebut kepada polisi, yang kaget dengan bukti
tersebut -- tetapi kemudian memberikan rencana yang bagus (untuk menjebak
Lulu). Mereka menyuruh saya untuk pura-pura tewas, lalu menunjukkan bukti
berupa foto kepada Lulu," jelas Ramon.
Dengan bantuan dari FBI, Texas Rangers mengecat
darah pada tubuh Ramon, seakan-akan seperti ditembak pelipisnya.
Setelah itu, mereka membawanya ke suatu gurun di
Texas dan menguburnya di tanah yang sudah digali sebelumnya.
"Berbaring di tanah dan pura-pura mati
adalah (pengalaman yang) buruk," ingat Ramon. "Saat pertama kali saya
bertemu dengan Lulu, saya tentu saja tidak mengira hubungan kami akan berakhir
seperti ini," ujar Ramon.
Para pembunuh bayaran palsu itu pun mengambil
foto 'jasad' Ramon -- padahal Ramon tinggal di hotel selama tiga hari.
Sementara, foto tersebut diberikan kepada Lulu.
"Salah satu 'tukang pukul' yang sebenarnya
adalah anggota polisi sedang menyamar, bertemu Lulu di tempat parkir dan
menunjukkan foto tersebut," kata Ramon. "Dia malah tertawa,"
lanjut Ramon.
Tetapi sekarang Ramon-lah yang tertawa. Lulu
dinyatakan bersalah karena pembunuhan dan diberi hukuman 20 tahun penjara pada
bulan Oktober 2016. (Affifa Zahra)