Ajaran SUNda nusantaRA di jalankan seutuhnya oleh masyarakat BADUY KANEKES yang mengasingkan diri dari peradaban abad ini.
Peradaban saai ini tidak dapat dikatakan maju, karena sekarang ilmuwan mencari ilmu pengetahuan TELE- TRAVEL, TELE-PATI dan TELE- yang lainnya, yang sebenarnya adalah hal yang biasa saja yang dapat di lakukan oleh suku BADUY KANEKES.
Manusia adalah mahluk cahaya dan untuk dapat kembali kepada cahaya asalnya bukan dengan "OTAK", tapi dengan "HATI" yang terjaga dalam ajaran TRIMULIA, "SILIH ASAH- SILIH ASIH - SILIH ASUH".
Ajaran inilah yang dilakukan masyarakat BADUY DALAM, mereka mempersiapkan diri kepada kehidupan selanjutnya setelah ziarah singkat di dunia fana ini untuk mencapai dimensi yang lebih tinggi sebagai mahluk cahaya.
Hidup dalam komunitas masyarakat yang menyatu dengan harmoni alam semesta, menjaga hati, untuk dapat menjaga hati komunitas BADUY DALAM mengasingkan diri dari kontak peradaban global yang sudah sangat amat kacau.
Hasil panen padi mereka simpan di dalam "leuit" atau lumbung padi bersama.
Suatu hal yang mustahil bagi manusia "beradab" untuk dapat berbagi, jangan kan membagikan miliknya contoh sederhana adalah tetangga meminjam mobil saja belum tentu di beri.
Banyak ketakutan yang di miliki oleh orang ber"uang".
Atau melihat tetangganya tidak memiliki makanan pun mereka bisa tidak peduli dengan alasan harta yang dimiliki nya sudah di bersihan dengan "ajaran agama:".
Itulah ajaran yang di terima manusia saat ini.
Harta fana menjadi derajat manusia hidup!. Sangat di sayangkan.
Karena tak selembar benangpun yang dapat di pegang manusia saat menuju dimensi lain.
Peradaban yang tidak dapat menjelaskan "BENAR" DAN "SALAH", peradaban salah kaprah.
Kehidupa masyarakat BADUY KANEKES adalah contoh hidup manusia yang hakiki saat berada di dunia fana untuk ziarah selanjut nya mencapai dimensi yang lebih tinggi.
Masyarakat BADUY DALAM memiliki keKAYAan yang hakiki, kekayaan spritual- kekayaan bathin..
Kekayaan yang tak dapat di beli dengan uang, kekayaan yang akan dapat di bawa untuk dimensi hidup yang lebih tinggi.
Mengasingkan diri adalah pilihan bijaksana masyarakat BADUY KANEKES karena mengolah "otak" alias "sekolah" bukan jaminan bahwa "lulus sekolah" dapat lulus dari dunia fana.
Dengan "otak"nya manusia memiliki keinginan tak terbatas yang membawa manusia pada siksa nafsu raga, dan lupa akan jiwa.
Peradaban saai ini tidak dapat dikatakan maju, karena sekarang ilmuwan mencari ilmu pengetahuan TELE- TRAVEL, TELE-PATI dan TELE- yang lainnya, yang sebenarnya adalah hal yang biasa saja yang dapat di lakukan oleh suku BADUY KANEKES.
Manusia adalah mahluk cahaya dan untuk dapat kembali kepada cahaya asalnya bukan dengan "OTAK", tapi dengan "HATI" yang terjaga dalam ajaran TRIMULIA, "SILIH ASAH- SILIH ASIH - SILIH ASUH".
Ajaran inilah yang dilakukan masyarakat BADUY DALAM, mereka mempersiapkan diri kepada kehidupan selanjutnya setelah ziarah singkat di dunia fana ini untuk mencapai dimensi yang lebih tinggi sebagai mahluk cahaya.
Hidup dalam komunitas masyarakat yang menyatu dengan harmoni alam semesta, menjaga hati, untuk dapat menjaga hati komunitas BADUY DALAM mengasingkan diri dari kontak peradaban global yang sudah sangat amat kacau.
Leuit |
Suatu hal yang mustahil bagi manusia "beradab" untuk dapat berbagi, jangan kan membagikan miliknya contoh sederhana adalah tetangga meminjam mobil saja belum tentu di beri.
Banyak ketakutan yang di miliki oleh orang ber"uang".
Atau melihat tetangganya tidak memiliki makanan pun mereka bisa tidak peduli dengan alasan harta yang dimiliki nya sudah di bersihan dengan "ajaran agama:".
Itulah ajaran yang di terima manusia saat ini.
Harta fana menjadi derajat manusia hidup!. Sangat di sayangkan.
Karena tak selembar benangpun yang dapat di pegang manusia saat menuju dimensi lain.
Peradaban yang tidak dapat menjelaskan "BENAR" DAN "SALAH", peradaban salah kaprah.
Kehidupa masyarakat BADUY KANEKES adalah contoh hidup manusia yang hakiki saat berada di dunia fana untuk ziarah selanjut nya mencapai dimensi yang lebih tinggi.
Masyarakat BADUY DALAM memiliki keKAYAan yang hakiki, kekayaan spritual- kekayaan bathin..
Kekayaan yang tak dapat di beli dengan uang, kekayaan yang akan dapat di bawa untuk dimensi hidup yang lebih tinggi.
Mengasingkan diri adalah pilihan bijaksana masyarakat BADUY KANEKES karena mengolah "otak" alias "sekolah" bukan jaminan bahwa "lulus sekolah" dapat lulus dari dunia fana.
Dengan "otak"nya manusia memiliki keinginan tak terbatas yang membawa manusia pada siksa nafsu raga, dan lupa akan jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar