Penggalan kalimat dalam kidung.
"........ cahaya tunggal anu suci, babaran sukma sejati".
Manusia adalah mahluk cahaya, "buana panca tengah" atau jagat raya, bumi.
Di dalam kepercayaan SUNda Wiwitan,
Tiga bagian alam dalam mitologi Kanekes,;
Kehidupan nyata di bumi atau buana tengah adalah tempat manusia belajar dan mencari ke'benar"an sejati, agar dapat kembali kepada cahaya asal.
- Buana Nyungcung
- Buana Tengah
- Buana Larang
Pancaaksara adalah guru manusia. Pancaaksara itu kenyataan
yang terlihat, terasa dan tersaksikan oleh indria. Guru itu tempat bertanya orang banyak itulah sebabnya dinamakan guru
manusia.
Kebodohan baru ada setelah ada dunia.
lnilah kenyataan, namanya pancabyapara,
- Sanghyang Pertiwi - tanah.
- Air
- Cahaya
- Angin
- Angkasa
- Yang di aku tanah air adalah kulit
- Yang di aku air adalah darah dan ludah
- Yang di aku cahaya adalah mata
- Yang di aku angin adalah tulang
- Yang di aku angkasa adalah kepala
Kehidupan nyata di bumi atau buana tengah adalah tempat manusia belajar dan mencari ke'benar"an sejati, agar dapat kembali kepada cahaya asal.
Sebagai manusia bumi dengan segala unsur bumi, manusia harus berusaha agar dapat mengetahui dengan pasti tujuan manusia hidup di bumi ini.
Dalam naskah Siksa Kanda Ng Karesian terdapat petunjuk ke"hidup"an menurut ajaran SUNda Wiwitan.
Amanat Sang Sadu gati (yang budiman sejati), Pancaaksara adalah guru manusia. Pancaaksara itu kenyataan yang terlihat, terasa dan tersaksikan oleh indra.
Mahluk tiga dimensi, terlihat adalah bentuk, terasa adalah ruang dan tersaksikan adalah waktu.
Mahluk cahaya menempati dimensi yang lebih tinggi, tidak terikat oleh bentuk ruang dan waktu.
Manusia harus berusaha untuk dapat kembali kepada cahaya asal manusia agar dapat masuk ke dalam dimensi yang lebih tinggi. Menjadi manusia yang memiliki derajat.
Itulah pertiwi dalam tubuh manusia. Sebagai pembimbing manusia di bumi menjelma menjadi para Surama, Resi. Raja-Disi dan Tarahan.
Inilah Pancaputra,;
- Pertiwi adalah Sang Mengukuhan
- Air adalah Sang Katungmaralah
- Cahaya adalah Sang Karungkalah
- Angin adalah Sang Sadanggreba
- Angkasa adalah Sang Wretikadayun
Sanghyang Wuku Lima,;
- Purba adalah Utara tempat Hyang WIsnu, hitam warnanya.
- Daksina adalah Selatan tempat Hyang Brahma, merah warnanya.
- Madya di tengah tempat Hyang Siwa, aneka macam warnanya.
- Pasima adalah Barat tempat Hyang Mahadewa, kuning warnanya
- Purwa adalah Timur tempat Hyang Isora, putih warnanya.
- Rahasia itu dirasakan dalam bicara
- Tapa itu dirasakan dalam kelana
- Duduk dirasakan dalam keteguhan
- Kepastian itu di rasa dalam kemustahilan
- Kelepasan itu dirasakan dalam memberi tanpa diberi, sadar eling tanpa batas.
Itulah sedikit tentang Siksa Kanda Ng Karesian .
Dijelaskan bahwa tubuh manusia adalah gambaran unsur-unsur bumi, keterikatan manusia terhadap unsur bumi membuat gravitasi tubuh manusia semakin besar, kuat atau semakin tinggi. Itulah materi, yang akan mempengaruhi manusia bersikap menjadi manusia yang merugi. Materi akan membawa manusia kepada hawa nafsu yang menyebarkan gelombang energi negatif kealam semesta.
Dematerial adalah melepaskan keterikatan jiwa dan raga terhadap unsur bumi, sehingga gaya gravitasi bumi semakin kecil atau bahkan hilang. Berpengaruh kepada meningkatkan nilai spiritualisme yang akan memancarkan gelombang energi positif ke alam semesta.
Contoh sederhana sering tergambar dalam film kungfu/silat saat orang belajar ilmu meringankan tubuh, yang dilakukan adalah naik turun gunung sambil memanggul air bukan di suruh nyari uang.
Itulah yang dimiliki Leluhur Suci Nusantara, anti gravitasi .
Sehingga banyak dongeng/mitos menceritakan bahwa manusia- manusia di jaman dahulu mampu terbang.
Karena Leluhur Suci melepaskan semua keterikatan dirinya terhadap unsur bumi, menjadi manusia suci.
Sehingga banyak dongeng/mitos menceritakan bahwa manusia- manusia di jaman dahulu mampu terbang.
Karena Leluhur Suci melepaskan semua keterikatan dirinya terhadap unsur bumi, menjadi manusia suci.
Hidup di jaman ini bukanlah hal yang tidak mungkin untuk melakukan dematerial, walaupun opini masyarakat pasti akan menghakimi dengan kata, "gila atau tidak waras".
Sepenggal kalimat wayang,;
Dawuh Gusti ka dunya,: " Dunya mangga kuasaan manusa-manusa nu sujud ka dunya, tapi sabalikna dunya kudu sujud ka manusa nu sujud ka GUSTI".
Manusia hidup di bumi ini adalah untuk bersujud kepada Sang Maha Kuasa, dan bumi ini akan bersujud kepada manusia yang sujud kepada TUHAN YME.
Sampurasun,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar