Sumber : http://sundaneseethniccanszz.blogspot.co.id
SASAKALA GUNUNG TANGKUBANPARAHU
SASAKALA GUNUNG TANGKUBANPARAHU
Pada zaman dahulu kala, ada seekor babi hutan warna putih.
Dia betapapuluhan tahun kepada Yang Maha Kuasa memohon agar dikaruniai
seorang anak perempuan manusia.
Pada suatu hari di berjalan dipinggir sungai Citarum dan menemukan
batok kelapa yang cukup jumahnya sampah bekas rombongan Kangjeng buru
rusa. Disalah satu batok itu berisi air kecing Kangjeng Prabu, karena haus air
itu di minum oleh babi putih. Dan ternyata babi putih itu mengandung. Pada saatnya
babi putih itu melahirkan yang ternyata seorang anak perempuan yang cantik.
Bayi canti perempuan itu di namakan DAYANG SUMBI.
Saat Dayang Sumbi beranjak dewasa ia menanyakan,”siapakah
ayahnya”.
Babi putih menjawab, “Bapakmu adalah Kangjeng Prabu”.
“Kalau begitu saya akan menemuinya”, sahut ayang Sumbi.
Saat bertemu Kangjeng Prabu, Dayang Sumbi menceritakan
asal-usulnya dan diterima sebaga anak. Oleh Kangjeng Prabu, dibuatkeun saung
ranggon dekan Nyi Putri Ninun dan di
ajari menenun, Dayang Sumbi ditemani anjing hitam yang bernama si Tumang. Pada
suatu hari alat meneun nya jatuh ke kolong saun, karena alas Dayang Sumbi
berucap sembarangan,”Kalau ada yang mengabilkan alat tenun, kalau perempuan
saya jadikan saudara, kalau laki-laki akan dijadikan suami saya”.ucapan Dayang
Sumbi.
Kebetulan si Tumang berada di kolong saung dan mendengar
ucapan Dayang Sumbi , Tumang memberikan alat tenun nya kepada Dayang Sumbi. Dayang
Sumbi kaget. Akhirnya mereka hidup berdua layaknya suami stri, hingga akhirnya
Dayang Sumbi mengandung dan meahirkan anak laki-laki dan diberi nama Sankuriang.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh Sangkurang berburu
rusa.
Sangkuriang pergi ke
hutan di temani Tumang, har itu Sangkuriang sedang malas berburu. Akhirnya
Sangkuriang memotong Tumang dan memberikan hati Tumang kepada ibunya.
Saat Sangkuriang mngatakan
bahwa itu hati Tumang bukan hati rusa, Dayang Sumbi marak dan memukul kepala
Sangkuriang dengan centong nasi hingga berdarah.
Sangkuriang pun pergi
ke arah Timur, masuk kedunia siluman dan belajar ilmu kesakyian ular naga.dan
belajar ilmu “Tumbul Muda”.
Karena ilmu “Tumbul Muda” yan dimilikinya Sangkuriang berhasil
mengalahkan jin dan siluman.
Dayang Sumbi menyesal atas kepergian anaknya, dan pergi ke
Barat mencari anaknya, berkelana dan sampailah di Gunung Halimun. Dayang Sumbi di
ajari ilmu oleh Raja Jin yang sedang betapa yang memberinya ilmu kesaktian.
Perjalan di lanjutkan ke arah Timur yang di sebut Guung Bohong.
Pada akhirnya Sangkuriang bertemu dengan seorang perempuan
cantik, dan ingin menikahinya. Dan perempuan itu tak lain adalah Dayang Sumbi, ibuya
sendiri. Dayang Sumbi kaget melihat bekas luka di kepala Sangkuriang da sadar
bahwa laki-laki itu adalah anaknya.
Dayang Sumbi mencari
akal,“Ok, saya mau menikah asal dibuatkan telaga dan perahu dalam satu malam”.
Saat itu juga Sangkuriang membendung sungai Citarum, di
bantu jin dan Siluman.
Dayang Sumbi kaget
saat melihat telaga dan perahu yang hampir selesai, ingat akan “oéh rarang”. Depat
kain itu di kebutkannya sampai timbul cahaya putih di sebelah Timur, dan
langsung semua binatang hutan bangun dan berbunyi karena pikirnya hari sudah
siang.
Sangkuriang kaget saat melihat cahaya dari sebelah Timur.
Saking kesalnya, perahu itu di tendangnya sekuat tenaga dan
sekarang d kenal sebagai Gunung Tangkubanparahu. Telaga nya di hancurkan dan air nya surut yang
sekarang menjadi kota Bandung.
Gunung Bukit Tunggul, adalah kayu untuk membuat perahu yang di leparkan Sangkuriang di sebelah Barat Gunung Tangkubanparahu. Kayu yang sudah tidak berdaun (rangrang) yang
sudah di siapkan dilemparkannya kesebelah Barat dan menjadi Gunung Burangrang
di sebelah Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar