Patung Ibu Bumi di Vihara Nam Hai, Cisokok. Sukabumi |
Kearifan budaya lokal (local geniousity) yang telah
diwariskan ribuan tahun sebelum agama – agama samawi masuk ke bumi Nusantara
ini.
Begitu sakralnya bumi maka oleh komunitas Kasepuhan Adat
Banten dipantangkan bercocok tanam menggunakan alat ciptaan manusia seperti
cangkul, alat pembajak apa lagi traktor. Cukup dengan sebatang kayu yang
diruncingkan. Mereka pantang pula meludah langsung ke bumi.
Berbeda dengan pola pertanian intensifikasi, maka siklus
panen padi di Kasepuhan hanya dilakukan satu kali setahunnya selama 6 hingga 7
bulan untuk selebihnya di istirahatkan. Masyarakat adat percaya bahwa tanah
perlu dipulihkan, dikembalikan untuk Mensejahterakan Kehidupan Bumi Alam,
seperti yang diamanatkan Sang Prabu Siliwangi 1482-1521M, dalam Sanghyang Siksa
Kanda’ng Karesian. Upacara ini sebagai salah satu bentuk dari kearifan lokal
masyarakat adat dalam berhubungan dengan alam yang mendesak manusia untuk
mengubah sikapnya terhadap lingkungan, yaitu dengan berusaha kembali untuk
lebih arif dalam memperlakukannya seperti yang telah dilakukan oleh leluhur
sejak dulu.mencapai keseimbangan dan keselarasan alam.
Kini bumi dikotori, diperah, dijarah, dibor tanpa adab.
Ibu Bumi menangis dan akan kembali untuk membersihkan Bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar