Kala
Sunda terbagi kepada tiga bagian yaitu,”
- · Kala Surya Caka SUNda
- · Kala Candra Caka SUNda
- · Kala Sukra Caka SUNda
Kala
Surya berdasarkan pada matahari: Kasa,
- Karo,
- Katiga,
- Kapat,
- Kalima,
- Kanem,
- Kapitu,
- Kawalu,
- Kasanga,
- Kadasa,
- Hapitlemah dan
- Hapitkayu.
Kala
Candra perhitungan kalender berdasarkan bulan :
- Kartika,
- Margasira,
- Posya,
- Maga,
- Palguna,
- Setra,
- Wesaka,
- Yetsa,
- Asada,
- Srawana,
- Badra, dan
- Asuji
Kala
Sukra perhitungan kalender berdasarkan pada bintang:
Masyarakat Baduy yang
menggunakan penanggalan Sukra Kala adalah saat akan menggarap Huma.
Tanggal kidang, turun kidang
(bintang kijang mulai muncul, turunlah kijang). Pada saat bintang kijang mulai
muncul, orang Kanékés mulai menggarap huma.
Kidang rumangsang (bintang
kijang mekar di waktu subuh). Pada saat ini, semua rumput dan ranting harus sudah
kering, siap untuk dibakar. Kidang muhunan (bintang kijang memuncak). Posisi
bintang tegak lurus di atas kepala pada waktu subuh. Pada waktu ini, lahan huma
sudah bersih, siap untuk ditanami.
Kidang ilang, turun kungkang
(bintang kijang menghilang, keluarlah walang sangit). Berarti saat binatang
kijang tak muncul lagi, itulah masanya keluar hama padi, seperti walang sangit.
Masyarakat Baduy mempercayai
bahwa kidang ilang, turun kungkang adalah masa berkeliarannya mahluk halus
(lelembut) dan siluman yang harus dihadapi dengan berbagai upaya baik secara
lahiriah maupun secara batiniah. Selain itu, dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
tentunya masyarakat Baduy disesuaikan dengan penanggalan:
- Bulan Kasa
- Bulan Karo
- Bulan Katilu
- Bulan Sapar
- Bulan Kalima
- Bulan Kaanem
- Bulan Kapitu
- Bulan Kadalapan
- Bulan Kasalapan
- bulan Kasapuluh
- Bulan Hapid Lemah
- Bulan Hapid Kayu
Dalam
Kala Surya, bulan ke 1 sampai dengan ke 12 mempunyai istilah yaitu
Bulan
dalam Kala Candra yaitu. Kala Surya adalah Kalender dengan dimensi solar atau
matahari, Candralaka adalah Kala Sunda
yang berdimensi lunar atau bulan, sedangkan kalender dengan dimensi bintang
disebut Sukrakala.
Sesuai
Kalender Sunda, Kala Surya Saka Sunda mengenal aturan yaitu tiga tahun pendek,
keempatnya tahun panjang. Setiap tahun habis dibagi 128, dijadikan tahun
pendek. Akhir tahun surya adalah saat matahari berada di titik paling selatan.
Kala
Candra mempunyai aturan dalam sewindu, tahun ke 2, ke 5 dan ke 8 adalah tahun
panjang dan sisa itu semua tahun pendek. Setiap tahun ke 120 dijadikan tahun
pendek.
Setiap
tahun yang habis dibagi 2400 dijadikan tahun panjang. Keistimewaan Kala Candra
adalah “Ciples” yaitu jika awal windu (disebut ibu hari) senin manis makan
akhirnya adalah Ahad Kaliwon.
Keistimewaan
lainnya adalah Ibu Hari berganti setelah 120 tahun. Mulai dari Senin Manis,
Ahad Kliwon, Saptu Wage, Jumaah Pon, Kemis Pahing< rebo Manis, Salasa
Kaliwon, Hingga terakhir Rebo Pahing.
Jika
dihitung kejadian kejadian itu berlangsung dalam waktu 84.000 tahun. Artinya,
pada tahun ke 84.001. Ibu hari kembali pada senin manis. Dalam perjalanan 84000
tahun, sistem penanggalan sunda mengenal juga “Dewa Taun” yaitu hari pertama
dan terakhir setiap kurun waktu 2.400 tahun.
Penamaan hari dalam kalender SUNda, yaitu :
Selain itu, ada waktu untuk menunjukan siang dan malam yaitu meletek srangenge (terbit pajar), isuk-isuk (pagi-pagi), haneut moyan dan pecat sawed.
- Radite/Dite (Minggu),
- Soma (Senin),
- Anggara (Selasa),
- Buda (Rabu),
- Respati (Kamis),
- Sukra (Jumat) dan
- HATumpek (Sabtu).
Selain itu, ada waktu untuk menunjukan siang dan malam yaitu meletek srangenge (terbit pajar), isuk-isuk (pagi-pagi), haneut moyan dan pecat sawed.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar