Munculnya varian Kefir Prima bertujuan agar Kefir yang
dihasilkan oleh para penggiat Kefir dimanapun juga memiliki kualitas yang
konsisten.
Hal ini disebabkan karena bila dibuat Kefir Optima (curd & whey tidak
dipisah), maka kualitas Kefir akan dipengaruhi terutama oleh kualitas bahan
bakunya. Sementara kualitas bahan baku berbeda-beda.
Berbeda ini bukan hanya perbedaan kualitas tiap penghasil susu saja, tapi juga karena faktor yang mempengaruhinya, terutama pakan. Faktor cuaca, usia sapi dsb, turut berpengaruh terhadap kualitas susu, dan akibatnya kualitas Kefir Optima menjadi berfluktuasi.
Berbeda ini bukan hanya perbedaan kualitas tiap penghasil susu saja, tapi juga karena faktor yang mempengaruhinya, terutama pakan. Faktor cuaca, usia sapi dsb, turut berpengaruh terhadap kualitas susu, dan akibatnya kualitas Kefir Optima menjadi berfluktuasi.
Pentingnya konsistensi
kualitas ini, terutama didasarkan atas pertimbangan :
1. Konsumen akan
memperoleh kualitas yang sama bila memperoleh Kefir Prima dari penggiat Kefir
manapun juga. Pola "dropship" juga dimungkinkan.
2. Penggiat Kefir
dapat menghasilkan Kefir Prima yang standar, walaupun bahan baku kualitasnya
berbeda-beda.
3. Khasiat yang
(praktis) seragam hanya bisa didapat dari kualitas yang relatif sama.
Untuk memperoleh
kualitas Kefir Prima yang sama, kuncinya dalah mengeluarkan sebagian whey agar
sisanya memenuhi kriteria.
Pada kualitas
standard (BJ=27), dari 10 liter susu, umumnya diperoleh 6 liter Kefir Prima dan
hampir 4 liter Kefir Whey (Bening).
Sedangkan bila BJ = 24 diperoleh hanya sekitar 4,5 liter Kefir Prima dan sekitar 5,5 liter Whey.
Sedangkan bila BJ = 24 diperoleh hanya sekitar 4,5 liter Kefir Prima dan sekitar 5,5 liter Whey.
Diperlukan pengalaman
dalam memprosesnya agar Kefir Prima tetap memiliki kualitas yang sama walaupun
kualitas bahan baku berbeda. Perbedaan ini bukan hanya BJ, tetapi juga
komposisi komponen gizi makro maupun mikronya.
Sumber : Andang Kasriadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar