Wretikandayun putra Raja Kandiawan putra Raja Putra
Suraliman putra Raja Maha Guru Manikmaya.
Wretikandayun (nama masih kanak-kanak sang Amara), Raden Daniswara (dani = kerbau) lahir 0513 Caka (0619 Masehi), usia 21 – 111 tahun.
Wretikandayun (nama masih kanak-kanak sang Amara), Raden Daniswara (dani = kerbau) lahir 0513 Caka (0619 Masehi), usia 21 – 111 tahun.
Raja Wretikandayun adalah Raja pertama di Kerajaan Galuh
yang memerintah di Kerajaan Galuh dengan gelar Maharaja Suradarma Jayaprakosa
dari tahun 612 Masehi sampai 702 Masehi sebagai kelanjutan dari Kerajaan Kendan.
Maharaja Suradarma Wretikandayun mendirikan Kerajaan Galuh.
Istrinya, Dewi Manawati (nama kanak-kanak) atau Manakasih
atau Pwahaci Bungatak Mangale‑ngale
(nama remaja) dan gelar Prameswari Déwi Candrarasmi putri Resi Makandria.
Pernikahanya melahirkan 3 orang Putra, yaitu:
- Sang Jatmika, Rahyang Sempakwaja, Resiguru di Galunggung, lahir 542 C (639 M).
- Sang Jantaka, Rahyang Kidul, Rahyang Wanayasa, Resiguru di Denuh (sekarang masuk wilayah Kampung Daracana, Desa Cikuya, kecamatan Culamega, Tasikmalaya Tasikmalaya, Selatan), lahir 544 C (641 M).
- Sang Jalantara, Rahyang Mandiminyak, putra mahkota Kerajaan Galuh, lahir 546 C (643 M).
Sang Kandiawan, ayah Sang Wretikandayun, menjadi raja Kendan
hanya 15 tahun (597-612 M).
Sang kandiawan menyebut dirinya dengan gelar Rahiyangta
Dewaraja, dan ketika menjalankan hidup sebagai rajaresi ia bergelar Rahiyangta
di Medang jati atau terkenal juga dengan nama Sang Layu Watang.
Dialah yang membuat Sanghiyang Watang Ageung.
Wretikandayun dinobatkan menjadi raja Kendan menggantikan
ayahnya pada 23 Maret 612 M, pada usia 21 tahun. Dan setelah menjadi raja
Wretikandayun tidak berkedudukan di di Kendan atau di Medang Jati, tidak juga
di Menir. Tetapi ia mendirikan pusat pemerintahan (ibukota) baru, yang kemudian
diberi nama Galuh (permata).
Dengan demikian tahun 669 M, dianggap sebagai awal dari
Kerajaan Galuh yang mandiri.
Sang Wretikandayun berkuasa di Kerajaan Galuh
pada tahun 534-592 Saka (612/3-670/1 Masehi).
Pada tahun 695 M, Rahyang Mandiminyak, Putra mahkota Galuh
menikahi Dewi Parwati, anak Ratu Sima dengan Kartikeyasinga, raja Kalingga yang
berkedudukan di Jawa Tengah karena itulah Mandiminyak tinggal di Kalingga
menjadi penguasa Kalingga Utara.
Pada tahun 702 M Rahiyang Mandiminyak menerima tahta
Kerajaan Galuh menggantikan ayahnya Wretikandayun yang berkuasa selama 90
tahun, sehingga Rahiyang Mandiminyak berkuasa di dua negara, yaitu Kerajaan
Kalingga (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan Galuh (di Tatar Sunda). Posisi
Rahiyang Mandiminyak sangat kuat sekali, dan pada tahun 703/704 M, Mandiminyak
menjodohkan cucunya, Sanjaya, Rakai Mataram putra Bratasenawa putra
Mandiminyak, dengan Dewi Sekar Kancana (Teja Kancana Ayupurnawangi) putri
Rakyan Sundasembawa (mati muda) putra Sri Maharaja Tarusbawa. Cucu mantu Raja
Sunda, Sanjaya, Rakai Mataram berkedudukan di Pakuan Bogor. Karena itu
kekuasaan Kerajaan Galuh pada masa Mandiminyak sangatlah luas, yaitu dari timur
sungai Citarum hingga Hujung Galuh (sekarang Surabaya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar