Sabtu, 20 Februari 2021

Mahluk Cahaya

Penggalan kalimat dalam kidung.

"........ cahaya tunggal anu suci, babaran sukma sejati".

Manusia adalah mahluk cahaya, "buana panca tengah" atau jagat raya, bumi.

Di dalam  kepercayaan SUNda Wiwitan

Tiga bagian alam  dalam mitologi Kanekes,;
  1. Buana Nyungcung 
  2. Buana Tengah 
  3. Buana Larang
Pancaaksara adalah guru manusia. Pancaaksara itu kenyataan yang terlihat, terasa dan tersaksikan oleh indria. Guru itu tempat bertanya orang banyak itulah sebabnya dinamakan guru manusia. 
Kebodohan baru ada setelah ada dunia. 

lnilah kenyataan, namanya pancabyapara,  
  1. Sanghyang Pertiwi - tanah.
  2. Air
  3. Cahaya
  4. Angin
  5. Angkasa
Ujar Sang Mahapurusa (Sang Budiman Manusia Agung)". Itu semua dimiliki manusia,;
  1. Yang di aku tanah air adalah kulit
  2. Yang di aku air adalah darah dan ludah
  3. Yang di aku cahaya adalah mata
  4. Yang di aku angin adalah tulang
  5. Yang di aku angkasa adalah kepala
Sang Maha Pencipta menciptakan  kehidupan  di bumi ini untuk beribadah kepada NYA. 
Kehidupan nyata di bumi atau buana tengah adalah tempat manusia belajar dan mencari ke'benar"an sejati, agar dapat kembali kepada cahaya asal.

Sebagai manusia bumi dengan segala unsur  bumi, manusia harus berusaha agar dapat  mengetahui dengan pasti tujuan manusia hidup di bumi  ini.

Dalam naskah Siksa Kanda Ng Karesian terdapat petunjuk ke"hidup"an menurut ajaran SUNda Wiwitan.

Amanat  Sang Sadu gati (yang budiman sejati), Pancaaksara adalah guru manusia. Pancaaksara itu kenyataan yang terlihat, terasa dan tersaksikan oleh indra.

Mahluk tiga dimensi, terlihat adalah bentuk, terasa adalah ruang dan tersaksikan adalah waktu. 

Mahluk cahaya menempati dimensi yang lebih tinggi, tidak terikat oleh bentuk ruang dan waktu.

Manusia harus berusaha untuk  dapat  kembali kepada  cahaya asal manusia  agar dapat  masuk ke dalam dimensi yang lebih tinggi. Menjadi manusia yang memiliki derajat.

Itulah pertiwi dalam tubuh manusia. Sebagai pembimbing manusia di bumi menjelma menjadi para Surama, Resi. Raja-Disi dan Tarahan.

Inilah Pancaputra,;
  1. Pertiwi adalah Sang Mengukuhan
  2. Air adalah Sang Katungmaralah
  3. Cahaya adalah Sang Karungkalah
  4. Angin adalah  Sang Sadanggreba
  5. Angkasa adalah Sang Wretikadayun

Sanghyang Wuku Lima,;

  1. Purba adalah Utara tempat Hyang WIsnu, hitam warnanya.
  2. Daksina adalah Selatan tempat Hyang Brahma, merah warnanya. 
  3. Madya di tengah tempat Hyang Siwa, aneka macam warnanya.
  4. Pasima adalah Barat tempat Hyang Mahadewa, kuning warnanya
  5. Purwa adalah Timur tempat Hyang Isora, putih warnanya.

Ini adalah Wuku Lima mahapandita,;
  1. Rahasia itu dirasakan dalam bicara
  2. Tapa itu dirasakan dalam kelana
  3. Duduk dirasakan dalam keteguhan
  4. Kepastian itu di rasa dalam kemustahilan
  5. Kelepasan itu dirasakan dalam memberi tanpa diberi, sadar eling tanpa batas.
Inilah pangkal kesejahteraan.

Itulah sedikit tentang Siksa  Kanda Ng Karesian .

Dijelaskan bahwa tubuh manusia adalah gambaran unsur-unsur bumi, keterikatan manusia  terhadap unsur bumi membuat gravitasi tubuh manusia semakin besar,  kuat atau semakin tinggi.  Itulah materi,  yang akan mempengaruhi manusia bersikap  menjadi manusia yang merugi. Materi akan membawa manusia kepada  hawa nafsu yang menyebarkan gelombang energi negatif kealam semesta.

Dematerial adalah melepaskan keterikatan jiwa dan raga  terhadap unsur bumi, sehingga gaya gravitasi bumi semakin kecil atau bahkan hilang.   Berpengaruh kepada meningkatkan  nilai spiritualisme yang akan memancarkan gelombang energi positif ke alam semesta.

Contoh sederhana sering tergambar dalam film kungfu/silat saat  orang belajar ilmu meringankan tubuh, yang dilakukan adalah naik turun gunung sambil memanggul air bukan di suruh nyari uang.

Itulah yang  dimiliki Leluhur Suci Nusantara,  anti gravitasi .
Sehingga banyak dongeng/mitos menceritakan bahwa manusia- manusia di jaman dahulu mampu terbang.
Karena Leluhur Suci melepaskan semua keterikatan dirinya terhadap unsur bumi,  menjadi manusia suci.

Hidup di jaman ini bukanlah hal yang tidak mungkin untuk melakukan  dematerial, walaupun opini masyarakat pasti akan menghakimi dengan kata, "gila atau tidak waras".

Sepenggal kalimat wayang,;

Dawuh Gusti ka dunya,: " Dunya mangga kuasaan manusa-manusa nu sujud ka dunya, tapi sabalikna dunya kudu sujud ka manusa nu sujud ka GUSTI".

Manusia hidup di bumi ini adalah untuk bersujud kepada Sang Maha Kuasa, dan bumi ini akan bersujud kepada manusia yang sujud kepada TUHAN YME.


Sampurasun,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar