Senin, 27 November 2017

RAtu Adil di manakah???

Tatanan hidup umat manusia di bumi telah berubah. Harkat dan martabat yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan dalam kultur  budaya asal berusaha untuk dihapus menuju tatanan hidup global yang mengiring umat manusia melupakan jatidiri.
Umat manusia di muka bumi ini digiring kepada tatanan hidup global oleh para bankster/elite global dan memuja berhala "uang/materi".
Topeng "ajaran" dengan janji "surga" dan ancaman "neraka" telah mencuci otak umat manusia untuk taat dan patuh bagai budak yang pada akhirnya dapat dijadikan senjata perang tanpa pamrih.
Manusia telah tertipu dengan "ajaran dogmatis" dan kehilangan akal sehatnya. Meninggalkan kultur budaya asal dan menjadi manusia "tanpa jatidiri".
Penyembahan berhala/uang telah membuat manusia lupa akan nilai-nilai kemanusiaannya yang hakiki. Bila manusia kehilangan "jatidiri", maka akan dengan mudah digiring bagai hewan.
Tatanan hidup umat manusia di muka bumi ini telah dirusak!. 
Sistem perbankan tempat "berhala uang" menempatkan diri dalam kekuasaannya telah  menjajah umat manusia menjadi budak.  Menjerat umat manusia masuk kedalam lingkaran setan "gaya hidup" yang diciptakan para bankster/eliteglobal melalui media pelacur. Hampir semua umat manusia di bumi memuja berhala "uang".  Merenung sejenak di suatu tempat di mana "uang tidak berlaku", rasa syukur hanya terucap kepada Sang Maha Pencipta. Hidup akrab dengan alam semesta dan dekat dengan Sang Pencipta karena jauh dari berhala.



Sajian film pendek di atas akan membantu mengkaji jatidiri Tinggal beberapa saat di belahan bumi terpencil. Hidup dalam kultur budaya asal yang akrab  dan bijaksana memilih teknologi  akan membuka wawasan makna hidup dan kehidupan manusia di muka bumi ini.

Kelompok manusia yang tetap memiliki kesadaran spiritual tinggi bertahan dalam arus globalisasi dengan tetap memelihara kultur budaya asal dan berteriak kepada Ibu Bumi/Ibu Pertiwi/Ibu Lemahcai yang pasti akan membela umat manusia yang tertindas. Dalam kesadarannya kelompok umat manusia ini berteriak memanggil Ibu Bumi untuk kembali ke bumi dan menuntut keadilan!.
RAtu Adil telah hadir di muka bumi yang penuh angkara murka untuk  mengadili umat manusia di muka bumi ini dan membasmi kekejaman angkara murka dari muka bumi, menyelamatkan umat manusia yang berhati putih dan bersih.
.
Dalam beberapa tulisan sastra kuno nusantaRA, kedatangan RAtu Adil dijelaskan dengan tanda-tanda alam semesta.
Bila manusia tetap sadar akan nilai-nilai kemanusiaan dan meningkatkan daya spiritual, maka manusia akan mampu membaca tanda-tanda alam suara Sang Maha Pencipta.

RAtu Adil memiliki konsep yang jelas, sosok perempuan yang menjadi ‘RAja’ atau pemimpin, atau negaRAwan. Menjadi ‘RAtu’, dengan dasar sikap adil palamarta (senjatanyatrisula wedha sangat tajam berupa niat suci, Trimulia “silih asih – silih asah – silih asuh).

Jiwanya telah digembleng oleh para leluhur besar bumi jagat nusantaRA, trah wisesa;
  • Seorang yang memakai Nama Tuwa
  • Pedang Keadilan senjata RAtu Adil.
  • Di bawah payung kuning(Kaisar/Pangeran Kuning); payung kuning adalah lambang kemuliaan dan keluhuran budi pekerti. Juga bermakna keberanian yang berpijak pada suatu kebenaran universal/alam semesta.
  • RAtu Adil gemar membantu orang-orang yang menderita, kesusahan dan kesulitan.
  • Kalipatullah panetep panatagamalahir di bumi nusantaRA untuk mengemban amanat Roh Jagad Agung (Hyang Jagadnata), sebagai pemimpin yang memberikan banyak pelajaran tentang makna hidup yang sejati.
  • RAtu Adil  adalah Ibu Bumi/Ibu Pertiwi/Ibu Lemah Cai. Mendamping RAtu Dunia dan RAja Dunia.


Sejak masih di dalam kandungan rahim Ibu Bumi, badan halus dan sukmanya,  digembleng oleh para leluhur RAtugung BinataRa, hyang-hyangnya sendiri.
Sukma calon RAtu Adil, atas kehendak Tuhan YME, sudah dipersiapkan dan direstui oleh para leluhur besar bumi nusantaRA, termasuk para RAja dan seluruh RAtu/RAja dari jagad gaib, di antaranya Kanjeng RAtu Kidul, BetaRA Kala, serta seluruh pembesar dari jagad maya di seluruh jagat bumi,  memberikan doa dan memberikan restu kepada Calon RAtu Adil untuk kelak menyelamatkan dan memimpin umat manusia menuju masa kejayaannya.

(tetapi banyak orang-orang membuangnya,  membuat hati kesal, mentulikan telinganya, dan menutup mata (tidak peduli).

(tetapi seberapapun adanya orang yang peduli, mau mendengar, dan mengikuti jejak langkah RAtu Adil, maka mereka pasti selamat hidupnya)

(….sebab sebelum RAtu Adil datang, di nusantaRA telah muncul “setan” berlagak “manusia berbulu lebat" mengaku pembela agama, menetap di “glasah wangi” menjadikan manusia berganti tatanan, menyebabkan datangnya kegelapan, karena orang-orang meninggalkan tradisinya....).

 (....Ratu Adil sudah melakukan penempaan diri dalam ‘pertapaan’nya). 

 (..hanya saja, carilah “senjata” (Ratu Adil) sampai ketemu (Silih Asih – Silih Asah – Silih Asuh), sebab kelak bakal ada berdiri RAtu yang sama cakapnya, sama pakaiannya dan juga sama wajahnya, nah di situlah orang-orang akan merasa malu sendiri, sebagian yang lain kebingungan (ket: karena orang yang sangka calon Satria Pininggit ternyata bukan).

(…tetapi lebih beruntung orang yang sudah mengerti siapa yang menjadi pemimpin dan panutannya, makanya kalian semua jangan sampai lupa akan ciri-khas atau tanda khusus siapa sang Ratu Adil panetep panata gama).

(jika kalian sudah bertemu (calon Satria Piningit), jangan sampai kalian terlena, ikutilah jejak langkahnya, pasti selamat, abadi selamanya…......)

(Ratu Adil masih disembunyikan oleh Tuhan dianggap remeh dan tidak disangka oleh banyak orang.................,
..............akhirnya Tuhan mencipta dan mengutus RAtu Adil sebagai pemimpin yang membawa amanat untuk membenahi kerusakan dahsyat jagat RAya akibat bencana kemanusian dan bencana alam.

Tetapi di manakah  Ratu Adil sekarang?, 
tidak banyak diketahui orang keberadaanya.  
Karena masih ‘menyamar’, dan “bersembunyi’ di dalam perlindungan Tuhan.

Hanya orang-orang yang beruntung, juga orang-orang linuwih  yang memiliki kawaskitan sangat tinggi yang dapat mengetahui keberadaannya pada saat ini.

Ratu Adil penegak kebenaran. RAtu dalam kemuliaan agung. datangnya tiba-tiba secepat kilat, diiringi berjuta-juta “malaikat” (berjuta leluhur jagat RAya bumi), berdiri dengan payung kuning (kebenaran sejati).
…umbul-umbul ditingkahi ‘bendera pare anom’ itulah pertanda pangeran pati, tunggangannya kuda nafas, cambuknya tunggak rotan, membawa panah berupa tekad suci yang sangat tajam ujungnya, sangat elok kharismanya, sangat berwibawa wajahnya, lengannya ramping tetapi amat kokoh, …
…ada perang yang lebih besar, saking besarnya, makhluk halus genderuwo, hantu, jin, berbagai macam iblis laknat, semua buyar lari tunggang langgang menyingkir........................... 
…tidak berapa lama segera datang Ratu Adil duduk menjadi pemimpin dan suri tauladan..................

…itu yang membuka mata hati manusia ....................

Ratu Adil Palamarta

Ratu Adil Palamarta dalam asuhan, bimbingan dan lindungan SabdaPalon-Noyogenggong.
Sabdapalon-Noyogenggong telah mengasuh Raja-raja Nusantara bahkan dunia sejak ribuan tahun lalu.
Hilangkan pendidikan ideologi suku, ras dan agama rekaan ambisi manusia untuk menhancurkan umat manusia.
Sabda Palon- Noyogenggong telah mengetahui kehancuran bumi/dunia saat mengundurkan diri  500 tahun lalu karena menolak memeluk agama Islam dengan kekalahan Kerajaan Majapahit oleh Kerajaan Demak sengai kerajaan Islam di Nusantara.

Inilah saatnya Sabdapaolon - Noyogenggong kembali mengatur bumi/jagat buana secara umum dan Nusantara secara khusus.

Sabda Palon - Noyogenggong akan selalu bersama dan bersatu dengan Ratu Adil Palamarta, trah kekuasaan purba akan kembali. Trah manusia dari planet Sirius(bintang Anjing) yang mendiami bumi sejak ratusan ribu tahun lalu.......... bahkan lebih.

Biarlah Tatar SUNda nusantaRA akan tetap jadi misteri.

Ciri hybrid manusia dari planet SIrius adalah kucing(besar), burung dan ikan. Sudah sangat jelas bahwa bangsa ini akan menguasai  kekuatan darat, laut dan udara di jagat bumi ini.

Bangsa Indonesia adalah MAnusia UNGgul yang akan memimpin umat manusia di jagat bumi  ini hidup bahagia dan sejahtera. 

Keadilan negara di belahan manapun di bumi ini telah tumpul ke bawah, rakyat /manusia hidup menderita tak berdaya di bawah tirani kekuasaan berhala(bankster).

Manusia di era saat ini telah memuja berhala materi, 
uang dan kekayaan. 

Hak manusia sebagai manusia yang hakiki dan martabat telah hancur.

Tiba saatnya Ratu Adil Palamarta menagih hutang nafas yang diberikan kepada umat manusia.
Keadilan yang sejati, adil Palamarta sedang ditegakan.

Gagah perkasa Sang Ratu Adil  Palamarta bersenjatakan pedang Willian Wallace dari barat(Eropa) yang muncul di timur(Asia).

Dilengkapi dengan Trisula Wedha yang sangat tajam, 
ajaran Hyang Prabu Siliwangi "Trimulia", 
silih asih-silih asah- silih asuh 
akan membuat hidup manusia dibumi ini hidup dengan damai dan sejahtera beserta semua mahluk ciptaan sang maha pencipta.

Sadar dan cepatlah sadar agar selamat hidup dibumi ini.
Bumi ini akan segera dibersihkan.

Tangis rakyat tak berdaya menyayat hati Ibu Bumi, saat nya Ibu Bumi kembali merangkul Bumi dengan hangat peluk sang mentari setelah membujuk kesejahteraan(padi) tetap tumbuh subur dan matahari agar tetap menyinari bumi.


November 11, 2017

Setelah beberapa hari melelahkan terlewati.......

Perjalanan dari Cikotok dengan bus Damri tujuan Serang.
Sepanjang perjalanan terhalang oleh pergantian jembatan, bukan perbaikan tapi diganti dengan yang baru.

Siloka.... jembatan lama diganti dengan jembatan baru.
Dinasti lama penyembah berhala harus dihancurkan.

Nusantara di asuh oleh Sabdapalon dan Noyogenggong  sedang mengasuh, menjaga dan membimbing Ratu Adil Palamarta.

Terbukanya pusaran bumi pada tahun 2016 lalu, "Sirian Portal Gate" yang memberi kelimpahan kesejahteraan umat manusia dimuka bumi dengan meningkatnya kesadaran spiritual.

Kesadaran spiritual umat manusia dimuka bumi menyelamatkan manusia pada perhitungan akhir alam semesta yang akan menyelamatkan manusia pada saat Ratu Adil Palamarta menegakan keadilan di muka bumi.
dan inilah saatnya!!!.


Sabtu, 11 November 2017

HIDUP TANPA UANG

Hidup Tanpa Uang???

Mustahil di zaman modern ini. Tapi ternyata ada dan bisa.
Membayangkan sebuah "Kerajaan Zaman  Dahulu Kala" yang dipimpin oleh seorang  Raja yang arif bijakasana dan adil palamarta.
Sang Raja yang arif bijaksana dikelilingi oleh rakyat yang hidup sejahtera, tentram dan damai.
Raja yang Agung, keagungan tampak dari laku lampahnya mengayomi rakyatnya.
Tidak diagungkan, keagungan yang sejati. Keagungan  yang melekat pada sosok pemimpin yang memiliki kharisma kepemimpinan sejati.
Sang Raja berusaha membuat sejahtera rakyatnya. 
Itulah gambaran ketua kasepuhan Adat Banten Kidul Ciptagelar,  Abah Anom Sugriana Rakasiwi yang masih belia.
Tidak mengagungkan dirinya dan hidup dekat dengan rakyatnya.

Bila hanya mendengar cerita saja pasti tidak akan percaya.
TERNYATA............ kita dapat merasakan suasana zaman dahulu kala di pemukiman terpencil di kaki Gunung Halimun. 

Kasepuhan Adat Banten Kidul Ciptagelar.


Tetap berpegang teguh pada  tradisi kultur budaya asal, bijak memilih teknologi modern. 



Tamu dari manapun disambut dengan ramah di "imah gede", dengan minuman dan makanan.
Jangan berpikir cari makan di "warung", karena di sana tidak akan ada yang menjual beras dan turunannya.
Padi di sana sangat sakral dan pantang menjual beras atau nasi.
Jadi.... uang ngak laku kalau hanya untuk "kenyang".
Rakyat bercocok tanam dan beternak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hasil panen yang melimpah adalah  karunia yang diberikan oleh alam semesta yang berbahagia, karena manusia hidup sesuai dengan kehendakNYA!.




Tinggal beberapa hari di Kasepuhan Adat Banten Kidul Ciptagelar seperti mimpi. Udara segar, bukan hanya manusia.... binatang dan tumbuhan (semua mahluk hidup). Hidup bahagia di Ciptagelar.




Hung ahung...... mugia tiasa dugi ka Ciptamekar!!!.

Sampurasun.............

Perjalanan 2017 menemukan JATIDIRI.

tiket perjalanan

Perjalanan menemukan JATIDIRI.
Perjalanan mencari jatidiri yang terjadi begitu saja. Hanya mengikuti suara hati.
Hati yang menjerit dan kosong.
Perjalanan di mulai di awal tahu 2017 di bulan Januari.

Menumpang mobil dari Lampung ke Bandung, dilanjutkan dengan naik bis ke Sukabumi.
Dari desa Cidadap dan Bobojong, Sukabumi dengan mobil bak sewaan perjalanan di mulai ke Gunung Padang.
Melewati kebun teh yang wooow...... indah dan sejuk.
Berteriak bebas di bak belakang mobil bak. Teriak rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta atas negri elok dan indah.


Menaiki tangga 175 meter yang curam penuh tantangan, sangat mengasyikan.
Memandang ke atas, rasa tak sanggup menggelitik di hati, kalah oleh keinginan untuk bisa sampai di puncak. Memperhatikan setiap ukiran pada setiap batu tangga......... dan berhasil sampai di puncak.

Duduk kelelahan di bebatuan menghela nafas panjang. Cape... duduk di bebatuan dan terasa bergoyang seperti gempa.(dalam pikir ooo.. mungkin pusing).

Menapaki situs demi situs dan kembali merasakan goyangan seperti gempa.
Pada situs "Kanuraqan", goyangan terasa lebih hebat. Terdengar di telinga untuk duduk di bwah pohon kemenyan tidak perlu lebih dari lima menit sama dengan meditasi 20 tahun.
Duduk dengan manis di bawah pohon Kemenyan... dan kembali merasakan goyangan dan harum bunga semerbak menerpa hiduung.

Tak lama duduk di bawah pohon Kemenyan dan langsung berdiri.
Saat berdiri dihampiri oleh seorang Bapak yang memperkenalkan diri nya seorang Haji dari CIkarang.
Pak Haji berkata: ".... penunggu tempat ini?".
(Tersenyum dalam hati). dan dijawab dengan  senyuman.
Berlutut di situs singgasana bersama Pak Haji dari Cikarang yang disambut hujan lebat.
Semua orang berteduh, puncak gunung nyaris kosong, hanya kami yang tetap sujud berdoa di depan situs Singgasana di bawah derasnya guyuran hujan.
Hati yang lega penuh rasa syukur membuat badan terasa ringan, dan itu pasti karena anomali gelombang elektromagnetik yang dipancarkan Gunung Padang seperti yang pernah di lihat di  Youtube. Anomali gelombang elektromagnetik Gunung Padang memiliki sifat "healing".
Rasanya badan ini terasa sangat ringan dan fit.
Menuruni Puncak Gunung Padang lewat tangga 300 meter yang agak landai.
Tangga penuh dengan pengunjung yang hendak naik ke puncak.
"Dari mana", tegur seorang Aki di tangga.
"dari Bandung", jawaban ringan.
"sanes!.". "ti Kulon", serunya pula.
Berbalik mendekat pada Aki dan menjawab, "leres Aki pun Uyut ti Kulon".
"katinggal ku mata Aki", jelas Aki.
Tersenyum.............. doa terbaik terucap dari mulut Nini yang menemani Aki, sambil 
 menjepit jari-jari dengan telunjuknya.
Hati terasa riang dan penasaran.................

Kembali ke Sukabumi dan melanjutkan perjalanan ke Depok, Ziarah ke makam.

Dari Depok tujuannya adalah ke Lampung dengan naik KRL tujuan akhir kota Merak.
Tengah hari sampai di stasiun Rangkas Bitung.
(Ciboleger, kampung adat Baduy yang pernah di lihat di Youtube).
Sambil  makan bubur, "Pak dari sini ke Ciboleger dekat kah?'. 
"Mau ke Ciboleger, ikut saya, dekat dengan rumah saya", sergah seorang Ibu yang akhirnya kami berkenalan dan menginap di rumahnya. Teh Iyoh di desa Ciminyak. Lebak. Banten.


Ke Ciboleger dengan ojek............. sampai juga di Baduy luar.
Menurut keterangan seorang Bapak dari Baduy Dalam, bila mau ke Baduy Dalam lewat Cijeruk jalannya tidak terlalu jauh hanya 15 menit saja di banding lewat Ciboleger mencapai Baduy Dalam harus berjalan kaki sekitar 3 jam untuk orang Baduy dan yaaa... ....

Kembali ke Gunung Terang, Tanjung Karang Lampung.

Bingung???
Kembali ke masa kecil saat buyut dan nenek masih hidup dan menjalankan tradisi SUNda wiwitan.
Tradisi yang hilang begitu saja saat nenek dan buyut meninggal.
Hidup dalam kultur budaya Cina.
Bingung karena orang Cina tidak menerima kami yang kulitnya agak..... hitam yaa.

Marah??? Iya karena saat dilahirkan tidak dapat memilih jadi "siapa".
Agama dapat di pilih tapi darah yang mengalir di dalam tubuh tidak dapat dipilih.
(kembali teringat di saat Lebaran, kami di sembunyikan bila ada saudara yang datang silaturahmi, belum mengerti).

Kulit sawomatang dengan mata sipit....... Bukan Cina bukan SUNda  jadi siapa?????


Mencari Jatidiri.
Kalau benar berdarah Kulon tolong tunjukan siapa Akinya? Siapa nininya?.
Darimana asalnya?
(titis waris nini aki).

Perjalanan  mencari jatidiri berlanjut:
Saturday, 20  May 2017
Lion Air, Jakarta Cengkareng

Senin, 5 Juni 2017
Selasa, 6 Juni 2017

Minggu, 11 Juni 2017
A, U, W, K, C Ziarah ke  Pemakaman PEWAYANGAN, Kampung Carang. Pandeglang

Saturday, 24 Juni 2017.
Hotel Nuansa Bali, Anyer.

Kamis, 20 Juli 2017
U, A, S ke Bandung untuk tujuan ke Gunung Padang.

Jumat, 21 Juli 2017
U masuk RS

Sabtu, 22 Juli 2017
Kaca rumah pecah. Tinggal di rumah Mbak Dwi.

Senin, 24 Juli 2017.
Aeropolis Apartment

Kamis, 27 Juli 2017
Sriwijaya Air. Jakarta-Bandar Lampung

Saturday, 19 Agustus 2017
Sriwijaya Air, Tanjung Karang - Cengkareng

Selasa, 22 Agustus 2017.
Pelabuhan Ratu, Vihara Nam Hai, Pelabuhan Ratu

Kamis, 24 Agustus 2017
Lion Air. Jakarta -Pekan Baru

Thursday, 14 September 2017
Lion Air, Pekan Baru _ Bandung - Sumedang Larang

Jum'at, 15 September 2017
Gunung Padang, Gegbrong. Cianjur - Sukabumi.

Minggu, 17 September di atas kapal fery....


Rabu, 20 September 2017
Wings Air. Bandar Lampung - Bandung
Sumur Bandung.

Kamis, 21 September 2017
Situs Pangguyangan Sukabumi,

Jumat, 22 September 2017
Situs Pangguyangan- CiptaRasa - Kasepuhan Adat Banten Kidul, Kasepuhan Adat CiptaGelar.

Sabtu, 23 September 2017
Sukabumi - Bogor. Sindang Tumaritis.

Minggu, 24 September 2017.
HUT GBK 55. Karnaval "BALAD MAUNG"

Minggu,1 Oktober 2017
Damri, Tanjung Karang - Bogor - Pelabuhan Ratu - Cikadu _ Ciptagelar.


Rabu, 4 Oktober  2017
Ciptagelar - Cikadu  - Damri. Cibeber - Serang

Rabu, 18 Oktober 2017
Damri, Rajabasa - Bandung

Sabtu, 21 Oktober 2017
Damri, Bandung - Rajabasa

Selasa, 14 November 2017
Damri, Lampung - Bogor

Jumat, 17 November 2017
Ciptagelar - Bayah

Sabtu, 18 November 2017
Ciptagelar - Ciboja

Minggu, 19 November 2017
Ciboja - Cililin - Pelabuhan Ratu - Cililin

Senin, 20 November 2017
Cililin  - Ciptagelar

Selasa, 21 November 2017
Imah Gede

Rabu, November 22, 2017
Mahabrata II

Minggu, 26 November 2017
Damri. Cikotok - Serang


Betapa di Gunung Terang, Tanjung Karang. Lampung.


Jelaslah sudah siapa dan darimana???
Bangga!!!

Nini Aki Sar...., Aki Ewok sonoooo........
Sampurasun............. 
Hung Ahung ....................mugia tiasa ka Ciptagelar saenggalna.




Kandang Wesi

Sekilas Sejarah Kandang Wesi

Penulis : Moch Dadi Ali 

Suntingan.

Wilayah Kandang Wesi sudah ada sejak zaman dahulu sebagai daerah tertua dengan sebutan puseur bumi yang memiliki beberapa keunikan sebuah rahasia (nyireupeun). 
Dalam babad atau sejarah lisan menyebutkan bahwa budaya Kandang Wesi berkembang dengan berbagai ilmu pengetahuan seperti ahli ilmu  nujum(astronomi.astrologi) dan kanuragan(tingkat spiritual untuk tingkat dimensi 4 s/d 9), serta beberapa empu pembuat perkakas(paledang) yang dikenal  para Raja untuk membuat  pusaka/alat perang. 
Pada masa itu  terbentuk para santana-santana (juru obor) sebagai penunjuk jalan dalam mengirim persenjataan (cacandrang) dan pasokan perkakas rumah tangga serta alat-alat pertanian. 
Dalam  perjalanan itu tidak sedikit para empu yang sengaja berpindah hingga menetap dibeberapa daerah sebagai tukang Panday (pembuat besi).

Di ceritakan Pada awal “Nyamune Asekan” terbukanya daerah Kandang Wesi yang disilokakan sebagai “Buni Nagara Selop Pandan”  diartikan sebuah Negara tersembunyi tanpa kekuasaan atau pada patakonan carita buhun Kandang Wesi dimulai dengan  terlahirnya dari ”sakureun” (sepasang) yang bernama Aki Banteng Alas dan Nini Banteng Alas. pada ramalanpun dikenal sebagai “pangeling jaman” menyebutkan jaman yang dibagi menjadi lima bagian diantaranya:

  • Jaman Tirta (ditandai tingginya pepohonan mencapai 100 deupa). Digambarkan awal berdirinya dunja sehingga hamparan bumi banyak digenangi air.
  • Jaman Kerta (ditandai tingginya pepohonan mencapai 80 deupa). Terbentuknya daratan dan terlahirnya manusia pertama yang dikenal sebagai Nabi Adam dan Siti Hawa.
  • Jaman Dupara (ditandai tingginya pepohonan mencapai 50 deupa)
  • Jaman Kadi (ditandai tingginya pepohonan mencapai 30 deupa)
  • Jaman Sanggara (ditandai tingginya pepohonan mencapai 10 deupa) dilakonkan sebagai awal terjadinya kerusakan bumi yang menyudahi kehidupan dalam bumi.


Dimasa Kerajaan Pajajaran

Menjelang berdirinya kerajaan  Pajajaran, Kandang Wesi  menjadi bagian kekuasaan Pajajaran. Kandang Wesi memberikan andil besar dalam penyediaan perkakas perang  prajurit Pajajaran. 

Pada akhir tenggelamnya kekuasaan Pajajaran dimana pada naskah babad diceritakan terhadap sejumlah “Ratu Rujuh” diantaranya,;

  • Cirebon Hilir, 
  • Cirebon Girang, 
  • Cirebon Tengah, 
  • Mataram, 
  • Solo, 
  • Mekah, 

Kandangwesi yang dimotori Prabu Borosngora atau di Kandangwesi dikenal dengan nama Iwung Bitung dan Haur Cengkup melakukan pertemuan yang digelar di Batu Tujuh sebuah tempat di hutan belantara yang menjorok kearah laut sebelah selatan. 
Dalam isi babad Kandangwesi maupun makna silokanya  pertemuan itu bertujuan membahas tentang misi kesundaan dan sikap yang akan diambil termasuk dalam merahasiakan beberapa kebendaan. dan isi ketetapan itu adalah :

·       Mengembalikan status wilayah Kandangwesi sebagai Bumi Nagara Selop Pandan Negara tersebunyi tanpa kekuasaan serta sebuah wilayah yang menjadi tempat berkumpulnya para penguasa kesundaan termasuk dalam penyelamatan rahasia maupun tujuan akhir pengabdian.
·       Penyamaran dengan cara mengganti nama mereka serta gelar sebagai tokoh yang pernah berkuasa.
·       Menetapakan Panca Kalima sebagai teuteukon hukum Kandangwesi
·       Menentukan sepuluh syarat Kesatria Pawestri atau pada ramalan kandangwesi sebagai generasi penerus ; cikal bakal kemunculan Ratu kedelapan (rat nusa jawa kabeh)
·       Peralihan Kejaman Mataram

Tragedi penyusutan kerajaan Padjajaran mengawali beralihnya kemasa kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Panembahan Sinopati anak angkat kesultanan Pajang (Sultan Hadiwijaya) yang diwaktu itu sebagai kerajaan pengganti paska terjadinya gejolak yang melumpuhkan kerajaan Demak. 
Besar dan berkembangnya kekuasaan Mataram dengan pesat disokong oleh kekuatan Islam yang telah menyebar kebeberapa wilayah, pengaruh Kasunanan Cirebon dapat dirasakan di Jawa Barat.

Maka dalam perluasan wilayahnya sekitar Tahun 1602 sejumlah prajurit dari kesultanan Cirebon masuk ke wilayah KadangWesi dan  berhasil mendirikan Padaleman Kandangwesi dibawah kepemimpin Prabu Sembah Dalem Drava Yuda yang mengangkat dua kepatihan yaitu Santana Jiwa dan Parana Jiwa. 
Selama kepemimpinannya Drava Yuda banyak dibantu oleh Syeik yang lebih dulu menetap sebagai pandita pertapa yang memiliki julukan Sembah Dalem Sireupeun. 
kepemimpinan Drava Yuda memerintah selama 50 Tahun (1603-1650) yang kemudian Kadipaten Kandangwesi dilanjutkan oleh Hyang Jatuna

Dalam konflik perlawanan Mataram ke Batavia maka terjadinya perpindahan pengiriman upeti yang semula ke Cirebon menjadi ke Sukapura, dengan maksud untuk memudahkan jalur pengiriman dan dari kesetiaannya maka tertoreh dua kali KandangWesi mendapatkan piagam berupa “Goong” yang dikenal sebagai Goong Bojoeng. 
Ditengah situasi tersebut ditambah mulai masuknya para saudagar 
Belanda yang melirik pembangunan perkebunan di Kandangwesi melumpuhkan pengaruh Mataram.  

Berdasarkan sumber lain dikatakan pada 24 September 1665 atau bisa juga dimaksudkan sebagai tindaklanjut dari misi terdahulu Prabu Borosngora maka terulangnya sebuah pertemuan besar yang kali ini diselenggarakan oleh sejumlah bupati di sekitar Cianjur, Sukabumi dan Garut, mereka mengadakan musyawarah di Gunung Rompang (bagian dari pegunungan Beng-breng), Desa Loji, perbatasan antara Ciemas dan Palabuhanratu. 
Sejumlah Dalem menyempatkan hadir dalam pertemuan tersebut, seperti,:

  • Sang Hyang Panai-tan (Adipati Sukawayana), 
  • Adipati Lumaju Gede Nyilih dari Cimapag, 
  • Dalem Nalama-ta dari Cipamingles, 
  • Dipati Jayaloka dari Cidamar, 
  • Hyang Jatuna dari Kandangwesi Garut, 
  • Dipati Krutuwuna dari Parakanulu, dan 
  • Hyang Manda Agung dari Kerajaan Sancang.

Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan, yaitu mengangkat Dalem Cikundul/ Aria Wiratanu I sebagai pemimpin dengan gelar Raja Gagang (Raja Pegunungan). 
Catatan mengenai Raja Gagang ini tercantum dalam buku De Priangan jilid dua dari Degregister Belanda tertanggal 14 September 1666 Masehi. 
“Dalam buku itu diterangkan bahwa Raja Gagang menyerahkan surat kepada Sersan Scipio, serdadu Belanda yang tengah melakukan pengukuran terhadap daerah bekas Kerajaan Pajajaran. Isi suratnya menyatakan bahwa Kerajaan Pegunungan (Raja Gagang) tidak tunduk kepada siapa pun,  sikap antinya itu yang ditunjukan melalui gerakan persekutuan secara grilyawan telah menarik simpati sejumlah penguasa yang beberapa diantara kekuasaannya sudah melemah. 
Setelah peristiwa itu, kiprah Raja Gagang tidak terdengar lagi. Akan tetapi, baginya, hal itu merupakan bukti sikap anti dan perlawanan terhadap penjajah.

Akhirnya berdasarkan perjanjian VOC dengan Mataram tanggal 5 Oktober 1705, maka seluruh wilayah Jawa Barat kecuali Banten jatuh ke tangan Kompeni. Untuk mengawasi dan memimpin bupati-bupati Priangan ini, maka pada tahun 1706 Gubernur Jenderal VOC Joan van Hoorn (1704-1709) mengangkat Pangeran Arya Cirebon (1706-1723) sebagai opzigter atau Pemangku Wilayah Priangan.

Gubernur Jendral VOC menjadikan para Bupati sebagai pelaksana atau agen verplichte leverantie atau agen penyerahan wajib tanaman komoditas perdagangan seperti beras cengkeh, pala, lada, kopi, indigo dan tebu.


Kemudian menetapakan wilayah distrik Kandang Wesi dengan batas “Pasir Garu” atau 5 Bukit besar sebagai perbatasan distrik.

Jumat, 10 November 2017

Istri bunuh suami demi asuransi.


Bijak membeli polis asuransi bagi pasangan suami/istri, karena masalah finansial bisa jadi pemicu "rencana pembunuhan".
Apalagi nilai pertanggungan kematian yang cukup tinggi nilainya. Polis menjadi lebih berharga daripada "NYAWA".
Jangan sampai terjadi, tetapi waspadalah terhadap pasangan hidup. Karena walaupun terikat hubungan suami istri yang sakral, telah kalah nilainya oleh silaunya “uang” dan gemerlapnya kehidupan kota.
Hal ini disaksikan dalam lingkup keluarga terdekat.
Segala cara digunakan untuk membunuh pasangan hidup, karena nilai polis yang diincarnya.
Manusia sekarang ingin hidup mudah dan mewah tanpa mau bersusah payah.
Binatang??... binatang tahu berterimakasih.
Manusia yang jauh lebih rendah dari binatang.
Karena ini adalah zaman di mana setan takut pada manusia.
Karena manusia lebih kejam dan serakah dari setan.


Tahu Akan Dibunuh oleh Orang Suruhan Istri, Suami Pura-Pura Mati
Liputan6.comLiputan6.com
09 Nov 2017, 18:20 WIB

Liputan6.com, Houston - Seorang pelatih tinju memalsukan kematiannya dengan bantuan kepolisian. Ia melakukan hal tersebut setelah mengetahui istrinya menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawanya.

Pria tersebut, Ramon Sosa (50), bertemu dengan istrinya, Maria 'Lulu' Sosa, di sebuah kelab salsa Texas, Mi Luna pada 2007. Kala itu, ia mabuk cinta karena paras Lulu yang cantik.

Duda tiga anak itu merasa puas setelah berhasil merayu dan kemudian menikahi perempuan impiannya tersebut.

Hidup mereka awalnya berjalan dengan baik. Namun, semuanya berubah pada awal 2015, saat keluarga mereka terkena masalah finansial.

"Saya pikir kita akan melalui ini semua (bersama-sama)," ujar Ramon. "Lalu tiba-tiba Lulu mengatakan, 'saya ingin cerai'," ujar Ramon.

BACA JUGA
Terkuak, Upah Pembunuh Bayaran Presiden Duterte
Kisah Wanita 'Pembunuh Bayaran' di Tengah Perang Narkoba Filipina
Korut Tangkap 2 Pembunuh Bayaran yang Akan Habisi Kim Jong-un?
Masalah finansial itu membuat Lulu (43) serius untuk menghabisi nyawa suaminya. Hal itu ia lakukan semata-mata agar mendapat uang dari asuransi.

Niat jahat itu terungkap saat Ramon menerima telepon dari teman lamanya, Gustavo.

"Tanpa disengaja, Lulu menemui seorang pria bernama Gustavo untuk merencanakan pemukulan terhadap saya, tanpa mengetahui bahwa kami adalah teman," kata Ramon seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (9/11/2017).

"Saya mengenal Gustavo, karena saya yang melatih dia. Dia pernah mempunyai masalah di masa lalu. Pada awalnya, saat ia menelepon dan mengatakan ingin bertemu dengan saya, karena ada orang yang ingin membunuh saya, sepertinya dia sedang bercanda," jelas Ramon.

"Lalu kami menyusun sebuah rencana, Gustavo merekam saat dia (Lulu) menyerahkan uang untuk membunuh saya, sebelum menyerahkan bukti tersebut kepada polisi," lanjut Ramon.

1 dari 2 halaman
Pura-Pura Mati untuk Mengelabuhi Lulu

Setelah menyerahkan rekaman kepada polisi di Houston, Texas, Amerika Serikat, Ramon bekerja sama dengan detektif untuk membuktikan kekejaman istrinya. The Sun melaporkan bahwa Lulu menawarkan 1,500 pound sterling, sekitar Rp 23.000.000, untuk membunuh suaminya.

"Setelah merekam pertemuannya dengan Lulu, Gustavo mengaku mengenal dua orang tukang pukul (untuk dikenalkan kepada Lulu). Lalu kami memberikan rekaman tersebut kepada polisi, yang kaget dengan bukti tersebut -- tetapi kemudian memberikan rencana yang bagus (untuk menjebak Lulu). Mereka menyuruh saya untuk pura-pura tewas, lalu menunjukkan bukti berupa foto kepada Lulu," jelas Ramon.

Dengan bantuan dari FBI, Texas Rangers mengecat darah pada tubuh Ramon, seakan-akan seperti ditembak pelipisnya.

Setelah itu, mereka membawanya ke suatu gurun di Texas dan menguburnya di tanah yang sudah digali sebelumnya.

"Berbaring di tanah dan pura-pura mati adalah (pengalaman yang) buruk," ingat Ramon. "Saat pertama kali saya bertemu dengan Lulu, saya tentu saja tidak mengira hubungan kami akan berakhir seperti ini," ujar Ramon.

Para pembunuh bayaran palsu itu pun mengambil foto 'jasad' Ramon -- padahal Ramon tinggal di hotel selama tiga hari. Sementara, foto tersebut diberikan kepada Lulu.

"Salah satu 'tukang pukul' yang sebenarnya adalah anggota polisi sedang menyamar, bertemu Lulu di tempat parkir dan menunjukkan foto tersebut," kata Ramon. "Dia malah tertawa," lanjut Ramon.


Tetapi sekarang Ramon-lah yang tertawa. Lulu dinyatakan bersalah karena pembunuhan dan diberi hukuman 20 tahun penjara pada bulan Oktober 2016. (Affifa Zahra)

Rajah Kandang Wesi

Sanggian Rumpaka ( Teks lagu )  : Moch. Dadi Ali / M.A.Rachman




Rep sirep napa dita ngabumi puseur pangawasa netepkeun titah sajati rahayuna ti Hyang Widi seja ngalebu ngawatan netes waris nini aki



Mipit kanu nunggu leuit nu keur nyipuh dina leuwi,
nyumput buni dinu caang.


Sumeja tanghi naratas wanci tina hirup jeung huripna,
ilang nafsu hudang rasa ngusik jati para abdi, nya bukti nyatria pawestri ti asal kuring jeung kurungna katut kandang jeung eusina
Medal kidung Kandang Wesi nabeuk tembang ngabuih rajah.
Rajah du’a sanubari hibarna rumuhun suci  nyaksi diri pangancikan geusan usik meusek diri.
Tes putih mulya badan wawayangan Gusti rosul.
Sasadu......... ka para karuhun neda urug neda nangtayungan ti Gusti dat nu maha pasti para nabi anu linuhung Muhamad jungjunan agung.
Mapay tapak Siliwangi teuleumna dihandeuleum sieum, heuleut beurang heuleut peuting lapucang labuh kapuhu kebo mulih pakandangan carita uga di guar ngarentas ciri pangbalikan nebar seungit wawingan temresna panggeuing eling
prak tandang geura bela lemah cai, tanah sungkawa.
nu urang, ku urang, jang urang
Bis wiwitan,
lah lekasan,
lah pangawe manusa suci,
lah pangawe manusa selam
anu sah Sahadatna
sampuraning iman suci  “ Amin ya robal alamin


Pelecehan Anak di Vatikan

Sources: LA Times NCR Online Patheos Collective Evolution


Pengawasan Orang Tua untuk tetap BIJAK menjaga anak-anaknya, sekalipun di gereja.

Banyak film baru-baru ini mencatat masalah yang dihadapi gereja Katolik Roma selama beberapa dekade, termasuk Deliver Us From Evil and Spotlight. Sekarang, penelitian tentang berapa banyak yang telah dibayarkan oleh Gereja Katolik dalam tuntutan hukum menyebabkan gelombang kejutan baru.

Sejak tahun 1950, Vatikan telah mengeluarkan $ 3.994.797.060.10 dalam tuntutan hukum yang berkaitan dengan pelecehan anak, menurut Jack dan Diane Ruhl dari Reporter Katolik Nasional. Sementara penelitian Ruhls mengenai topik ini hanya berasal dari tahun 1950, sejak sejak tanggal itu saja Vatikan terpaksa menghabiskan hampir $ 4 miliar karena dugaan penganiayaan anak yang sebenarnya dan sebenarnya. Banyak yang bertanya-tanya apakah itu $ 4 miliar bahkan mungkin sedikit perkiraan konservatif, karena tidak mungkin untuk mengetahui apakah penyelesaian "di bawah meja" tambahan telah tercapai.


Para periset menghitung angka $ 4 miliar mereka berdasarkan penyelidikan tiga bulan data, yang mencakup peninjauan lebih dari 7.800 artikel dari database LexisNexis Academic and NCR dan informasi dari BishopAccountability.org. Laporan dari Konferensi Uskup Katolik A.S. juga digunakan.

Gereja Katolik memiliki 197 diuskupan A.S., atau administrator regional. Jika jumlah uang yang dibayarkan untuk pelecehan dan permukiman penganiayaan anak dibagi rata di antara masing-masing keuskupan di A.S. di 197 negara, masing-masing akan menghabiskan hampir $ 20 juta. Ini adalah jumlah uang yang mengejutkan - yang mungkin diberikan kepada Gereja dari para pendukung kerja keras mereka untuk menyebarkan niat baik dan niat Gereja - malah digunakan untuk tidak hanya melunasi orang tua anak laki-laki kecil yang mengalami pelecehan seksual, namun juga untuk membantu melindungi naik pedofilia yang mengejutkan dan kejahatan pelecehan anak yang dilakukan oleh para imam.
New Yorker telah melaporkan bahwa pada awal tahun sembilan puluhan, seorang biarawan yang bekerja di Vatikan mengaku kepada mereka, "Anda tidak akan percaya jumlah uang yang dikeluarkan gereja untuk menyelesaikan kasus pelecehan seksual imam ini." Pada tahun 1992, AS Keuskupan-keuskupan Katolik telah menghabiskan $ 400 juta dolar untuk menyelesaikan ratusan kasus penganiayaan anak-anak. Jumlah itu adalah jumlah astronomi saat itu, dan memperjelas bahwa orang-orang yang menjalankan Vatikan pasti menyadari masalah pedofil di barisan mereka, sementara mereka sering menolak untuk membantu penegak hukum membawa pedofil ke pengadilan.


Paus Fransiskus telah membahas masalah ini dengan mengatakan kepada ratusan uskup pada tahun 2015:


"Saya menyadari betapa sakitnya tahun-tahun terakhir ini telah membebani Anda, dan saya telah mendukung komitmen murah hati Anda untuk menyembuhkan para korban - dengan pengetahuan bahwa dalam penyembuhan kita juga disembuhkan - dan bekerja untuk memastikan bahwa kejahatan semacam itu tidak akan pernah terjadi. ulang."

Terry McKiernan, yang mengelola BishopAccountability.org, telah melaporkan bahwa Paus Fransiskus masih mengabaikan fakta bahwa banyak keuskupan di seluruh negeri belum mengungkapkan nama-nama pedofil yang kasar kepada penegak hukum, dan menambahkan bahwa sebenarnya Gereja Katolik terus melobi untuk tidak melakukan reformasi undang-undang pembatasan undang-undang yang melindungi imam dari tuntutan kejahatan sejak masa lalu.

David Clohessy, direktur eksekutif Jaringan Penyelamatan Orang-orang yang Disalahgunakan oleh para imam, pernah optimis bahwa Francis akan mendorong perubahan bagaimana Gereja menangani skandal tersebut, namun sekarang telah kehilangan harapan. "Tidak ada yang bisa dia katakan itu akan sangat membantu, karena uskup Katolik telah mengatakannya sebelumnya -" Maaf, kami tidak tahu, kami akan melakukannya dengan lebih baik. "Kami telah mendengarnya selama beberapa dekade," kata Clohessy . "Ini adalah paus yang menolak mengambil langkah untuk mengekspos satu predator atau menghukum satu enabler. . . . Dia hanya bisa defrock, demote, disiplin, atau bahkan dengan jelas mencela hanya satu uskup yang terlibat. Dia menolak, bukan satu. "


Kamis, 09 November 2017

ilmu pengetahuan di alam



Seratus tahun lalu Nikola Tesla mengatakan bahwa ilmu pengetahuan berada di alam.

Nenek moyang bangsa Indonesia telah mengetahui hal tersebut berabad-abad lalu.
Ilmu pengetahuan yang dimiliki nenek moyang bangsa ini sangat tinggi.

Dengan dibukanya Gunung Padang, terkuaklah sedikit pengetahuan tentang gelombang elektromagnetik  yang dikuasai leluhur bangsa Indonesia.
Bukan klenik atau mistik tapi pengelolaan alam semesta.
Kasepuhan Adat Banten Kidul Ciptagelar adalah bukti  nyata kehidupan manusia yang hakiki, bermartabat  dan sejahtera.
Nilai-nilai luhur manusia tergambar di Ciptagelar.

Kasepuhan Adat Banten Kidul CIptagelar adalah contoh tatanan hidup dalam kultur budaya asal.




Purwadaksina, urang bakal balik.
"tina cai, urang diajar katenangan 
tina batu, urang diajar kapancegan 
tina seuneu, urang diajar kawani 
tina taneuh, urang diajar pangabdian 
tina waktu, urang diajar kasadaran 
tinu nyiruan, diajar hirup mulya".