Pendahuluan:
Fakta sejarah yang jujur akan mempersatukan RAKYAT SUNDA NUSANTARA.
Sudah saat nya RAKYAT INDONESIA bangkit dan sadar dari manipulasi sejarah selama berabad-abad. Saat kebenaran mencuat terasa "ANEH", itulah "pemograman mental" yang dilakukan segelintir elite global yang berambisi menguasai dunia. Menghapus sejarah dan mengadu domba dengan suku, ras dan agama di gunakan sebagai senjata.
Bila Bangsa Indonesia tahu sejarah yang benar, maka akan membangkitkan "kesadaran" bahwa seluruh suku di nusantaRA ini adalah dari ke turunan yang sama.
Dunia menghapus sejarah PAJAJARAN PURBA. Indonesia adalah Bangsa Matahari.
RATU LAUT KIDUL
adalah julukan
ARMADA MARITIM NUSANTARA
Oleh: Lucky Hendrawan
SampuraSUN,
Seperti biasanya... catatan
saya selalu 'berseberangan' dengan pemahaman umum... :) jadi anggap saja
sebagai anti-thesis atau alternatif sudut pandang sejarah Nusantara... Hal ini
saya lakukan karena ketidak-percayaan saya terhadap peristiwa sejarah di Ibu
Pertiwi tercinta ini, yang dibuktikan oleh semakin merosotnya rasa nasionalisme
kita serta meruncingnya perpecahan antar"ras" dan "agama"
di lingkungan masyarakat Indonesia... bagi saya "sejarah itu harus
berkelanjutan dan bersifat logis-sistematis" maka, jika ada yang tidak
enak dibaca (TIDAK LOGIS) sebelum dan sesudahnya saya mohon maaf
sebesar-besarnya.
---------------
Konflik sosial yang ditandai
oleh sebutan "orang Jawa" dan "orang Sunda" ataupun
sebutan"orang Majapahit" dan "orang Pajajaran" hingga saat
ini masih terus bergulir, ketajaman fenomena tersebut dipicu oleh "Tragedi
Bubat" yang mengisahkan pembantaian 70 orang berstatus RAMA (sesepuh /
kelompok spiritual) dari 70 Kabuyutan (tempat suci) di Jawa Barat (Pa-Ra-Hyang)
yang dipimpin oleh Hyang Linggabuana. Salah-satu tugas RAMA pada masa itu adalah
melantik para DATU (raja kecil) dan RATU (Maharaja).
Tri-Su-La Naga-Ra
Pembantaian para RAMA itu
dilakukan oleh Gan Eng Cu (Gajah Mada) seorang patih dari Kahuripan, secara
politis dan strategi perang Gan Eng Cu bertugas menggagalkan pelantikan Maharaja
Nusantara yang sedianya akan dijabat oleh Hayam Wuruk. Hal ini ditandai dengan
direbutnya Pataka Nusantara yang bernama Citra (cap) Resmi (sah) Dyah
(pengukuhan) Pita(pengikat / pemersatu) Loka (wilayah), yaitu Tanda Lambang
Penguasa Persatuan Ibu Pertiwi (*dalam bahasa asingnya adalah STATUES SYMBOL OF
UNITED KINGDOM :)
*** Patut dipahami bahwa; hasil
pelantikan Maharaja Nusantara itu (kelak) harus diberitakan / disebar-luaskan
ke seluruh DUNIA, sebab berkaitan erat dengan bermacam perjanjian (multilateral
ataupun bilateral); baik itu menyangkut sistem ekonomi, politik, sosial serta
ketatanegaraan lainnya di seluruh dunia yang berhubungan dengan Maharaja
Nusantara pada waktu itu.
Selanjutnya setelah
"Lambang Penguasa Ibu Pertiwi" itu dapat direbut oleh Gan Eng Cu lalu
kita mendengar tentang Sumpah PALAPA, konon isinya bahwa Gajah Mada akan
mempersatukan Nusantara... hehehe... ini jelas mustahil, sebab pada waktu itu
Keraton Nusantara sedang giat-giatnya digempur oleh pasukan Cina Utara / bangsa
Mongol (pasukan perang Islam), baik gempuran militer, ideologi, religi,
ekonomi, politik, dll.... singkatnya, yang disebut Bumi Nusantara pada saat itu
secara devacto hanya tinggal sebesar Pulo Jawa dan Bali... sebab hampir seluruh
Kedatuan (Kedaton) di Nusantara telah dikuasai musuh, ditandai dengan
berobahnya gelar DATUK menjadi SULTAN, seperti yang terdapat di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dst.
Dengan Gan Eng Cu menguasa
lambang United Kingdom of Nusantara, maka Hayam Wuruk tidak dapat dianggap
sebagai Maharaja (Ratu) Nusantara dan sudah tentu Gan Eng Cu (Gajah Mada) dapat
berbicara apapun dengan dalih MEMPERSATUKAN NUSANTARA yang sebenarnya
adalahMENGUASAI BUMI NUSANTARA di bawah kekaisaran Cina.
Peta Serangan Pasukan Mongol
(Nasional Geografi)
Ungkapan atas 'gugur'-nya Citra
Resmi Dyah Pita Loka merupakan siloka atas keruntuhanKemaharajaan (RATU)
Nusantara atau hilangnya kedaulatan Nusantara di bawah kekuasaan pasukan Cina
Utara / Mongol yang menganut ajaran Islam.
(Genghis Khan merangkul semua agama dan membebaskan pajak kepada semua pemimpin agama, Genghis Khan sendiri penganut ajaran Tengrism yang memiliki lamang serigala. Sampai saat ini masyarakat Turki masih menganggao serigala sebagai binantang yang sakral).
Sejak itulah ajaran Islam mulai menyebar keberbagai pelosok Nusantara, khususnya di pulo Jawa. Kejadian ini pun ditandai dengan adanya Wali Sanga (9 Wali) yang seluruhnya bangsa Cina Utara, seperti;
(Genghis Khan merangkul semua agama dan membebaskan pajak kepada semua pemimpin agama, Genghis Khan sendiri penganut ajaran Tengrism yang memiliki lamang serigala. Sampai saat ini masyarakat Turki masih menganggao serigala sebagai binantang yang sakral).
Sejak itulah ajaran Islam mulai menyebar keberbagai pelosok Nusantara, khususnya di pulo Jawa. Kejadian ini pun ditandai dengan adanya Wali Sanga (9 Wali) yang seluruhnya bangsa Cina Utara, seperti;
1.
Sunan Ampel bernama Bong Swie Ho.
2. Sunan Drajat bernama Bong Tak Kheng.
3. Sunan Bonang bernama Bong Tak An.
4. Sunan Kalijaga bernama Gan Si Chang.
5. Sunan Gunung Jati bernama Tu An Po.
6. Sunan Kudus bernama Ca Tek Su.
7. Sunan Giri, adalah cucu Sunan Ampel, jadi juga bermarga Bong.
8. Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim, bernama Tan Eng Huat/ Chen Ing Fat.
2. Sunan Drajat bernama Bong Tak Kheng.
3. Sunan Bonang bernama Bong Tak An.
4. Sunan Kalijaga bernama Gan Si Chang.
5. Sunan Gunung Jati bernama Tu An Po.
6. Sunan Kudus bernama Ca Tek Su.
7. Sunan Giri, adalah cucu Sunan Ampel, jadi juga bermarga Bong.
8. Sunan Muria Maulana Malik Ibrahim, bernama Tan Eng Huat/ Chen Ing Fat.
Di daratan nusa Jawa, hubungan
antara kewilayahan RAMA (Jawa Barat) dengan RATU (Jawa Timur) otomatis berhasil
dilumpuhkan (pada saat itu Jawa Tengah belum ada).
Artinya, wilayah sakral(Kabuyutan agung / Pa-Ra-Hyang) yang berisi para sesepuh / kokolot penjaga ajaran SUNDA (Matahari) sama sekali tidak dapat berbuat banyak sebab isinya hanya kakek-kakek(para Guru Besar), tidak memiliki pasukan perang. Dilain pihak wilayah Jawa Timur sebagai pusat pemerintahan Nusantara sudah dilumpuhkan.
Artinya, wilayah sakral(Kabuyutan agung / Pa-Ra-Hyang) yang berisi para sesepuh / kokolot penjaga ajaran SUNDA (Matahari) sama sekali tidak dapat berbuat banyak sebab isinya hanya kakek-kakek(para Guru Besar), tidak memiliki pasukan perang. Dilain pihak wilayah Jawa Timur sebagai pusat pemerintahan Nusantara sudah dilumpuhkan.
Ketika Jawa Timur (RATU) sudah
LUMPUH maka Ibu Kota Nusantara terpaksa dipindahkan ke Jawa Barat (RAMA),
artinya RAMA dan RATU bersatu pada sebuah wilayah (Pakuwuan Pajajaran), maka
secara prinsip Bumi Nusantara itu tersisa hanya tinggal sebesar Jawa Barat
saja... lalu gempuran PENUTUP dan TERAKHIR dilakukan oleh pasukan Islam dengan
mengepung wilayah Jawa Barat melalui pengerahan pasukan perang dari Kasultanan
Cirebon serta Kasultanan Banten... dan Kemaharajaan Nusantara (Pajajaran
Nagara) berkahir di Talaga (Kuningan).... boleh jadiLaksamana Laut Ma Ceng Ho
datang sebagai pasukan khusus "untuk membersihkan sisa pasukan Pajajaran
Nagara yang masih setia dan untuk memastikan runtuhnya Kemaharajaan Nusantara.
Setelah peristiwa Pajajaran
Nagara Runtag di Talaga, maka terhapus pula nama NUSANTARA dari peta dunia dan
selama 300 tahun lebih negara kita TIDAK BERNAMA... hingga suatu saat
orang-orang barat menyebutnya sebagai "Kepulauan India Kecil" (Indu
Nesia), hingga kelak oleh Ki Hajar Dewantara mengukuhkan menjadi INDONESIA.
Kemaritiman Nusantara secara
prinsip dilumpuhkan oleh Raden Patah (Jin Bun) dengan menguasaipusat galangan
kapal terbesar se-Asia Tenggara yaitu DEMAK. Memutuskan hubungan antar pulau
(jalur perahu) atau jalur ke luar pulo Jawa menjadi sangat efektif sehingga Ibu
Kota Nusantara tidak bisa mendapat bantuan dari sekutunya (Thailand, Vietnam,
Kamboja, dst) pun kesulitan bagi pasukan maritim Inggris Raya... (*boleh jadi
itu sebabnya Singapura dan Malaysia diambil alih oleh Inggris sedangkan
Nusantara pada waktu itu seolah-olah dilewati begitu saja)... atau karena Eropa
sedang memasuki masa Renaissance (?). (*patut diingat, pada abad 17 kerajaan
Inggris mengirim VOC dari India untuk membantu urusan perdagangan di bekas
Kemaharajaan Nusantara).
Inggris sebagai 'pewaris'
kejayaan negeri maritim Nusantara
Berdasarkan sejarah, bangsa
Viking (bangsa Utara) merupakan leluhur bangsa-bangsa di Eropa dan dikemudian
hari mereka bergabung dalam persatuan BRITANIA RAYA atau sering disebut UNITED
KINGDOM yang dipimpin oleh Inggris. Dilain pihak sejak jaman awal hingga
sebelum gempuran musuh masuk ke Nusantara, negara kita ini merupakan negara
ADIDAYA yang menguasai Samudra di belahan Bumi bagian Selatan, itu sebabnya
negeri kita disebut sebagai KEMAHARAJAAN MARITIM (RATU SAMODRA) dan bangsa
Indonesia lebih akrab menyebutnya sebagai RATU LAUT KIDUL.
Begitulah kisah DUA
KEMAHARAJAAN MARITIM YANG DULU MENGUASAI DUNIA...
Britania Raya hingga saat ini
masih berdiri tegak dengan kemakmurannya, bahkan mata uang mereka berada pada
posisi yang tinggi... ironis... di wilayah bekas Pajajaran Nagara (Nusantara)
ini kita masih sibuk dengan hal-hal kecil seperti "kesukuan, ras,
keagamaan, keekonomian... dan sebagainya".... Apakah ini semua
DAMPAK...??? atau sebenarnya SERANGAN ITU MASIH BERLANGSUNG namun dengan 'baju'
yang berbeda...??? dan kita putra-putri pewaris Nusantara tidak menyadarinya.
*** jika paparan di atas ada
yang tidak logis, dengan rendah hati saya mohon bantuan untuk mengkoreksinya...
Hatur Nuhun... hal ini semata demi "KEMERDEKAAN & KEDAULATAN ATAS
SEJARAH DAN ILMU PENGETAHUAN DI NEGERI SENDIRI...!"
Neda Hampura Sapapanjangna
Rahayu Salawasna
_/|\_ Hung Ahuuung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar