Senin, 26 Desember 2016

manusia mahluk cahaya

Manusia adalah mahluk cahaya,
Penciptaan manusia terus menerus terjadi di usia bumi,
Hybrid alien dan itulah yang sesunguhnya terjadi.
Karakter, kultur budaya dengan jelas menunjukan dari mana asal nenek moyang bangsa tersebut.

Semua manusia sama?
Jelas tidak sama, manusia adalah unik.
Mengapa manusia harus mengenal jatidiri nya?
Dengan mengenal jatidiri manusia itu sendiri atau kelompok komunitas suku bangsa akan jelas menunjukan dari mana asal nenek moyang mereka.
Atau istilah sekarang adalah "dari planet mana nenek moyang kita berasal".

Mengapa ada sekelompok manusia berusaha menghapus kultur budaya setiap bangsa?
Pemutusan hubungan manusia dengan nenek moyang nya  dan menghilangkan ajaran luhung budaya bangsa adalah cara termudah untuk menjajah dan mengendalikan.
Sekelompok manusia berusaha untuk menjajah manusia lainnya, karena sifat-sifat asal yang di turunkan oleh nenek moyang mereka.

Bila manusia tetap berpegang pada jatidiri manusia itu sendiri atau  berpegang pada kultur budaya bangsa, maka akan sulit bagi manusia atau bangsa lain menguasai sesama manusia.

Bagi bangsa Indonesia istilah menghilang atau "ngahiang" adalah suatu hal yang biasa terjadi.
Jelas sekali dalam istilah  Jawa Barat sebagi tanah PARA"HYANG"AN.

/"HyANG",  berarti dewa-dewi, manusia yang telah mencapai dimensi yang lebih tinggi.
Dimensi yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.


ilmu pengetahuan modern atau yang sebenarnya adalah mudur ke belakang tertuang dalam film "LUCY".

Yang di pikirkan oleh para ilmuwan adalah bila manusia menggunakan kapsitas otaknya 100% maka manuis bisa :"ngaHYANG".
Ajaran luhur kultur budaya bangsa Indonesia mengajarkan bahwa untuk dapat mencapai "mahluk cahaya" sejati ada di dalam hati bukan di dalam "OTAK".

Ajaran leluhur SUNda nusantaRA mengajarkan untuk;
  • membersihkan hati
  • putihkan hati
  • hati bersih, hati putih
  • hati manusia menjadi terang
  • hidup manusia  akan terang
  • bila hati-putih-bersih -terang
  • segalanya benderang (sagala herang)
itulah cara yang di ajarkan leluhur SUNda nusantaRA supaya manusia kembali menjadi mahluk cahaya.
Ajaran leluhur SUNda nusantaRA tidak menekankan "amal"  yang identik dengan materi yang memupuk nafsu keserakahan dalam diri manusia.

Ajaran TRIMULIA, "SILIH ASAH - SILIH ASIH - SILIH ASUH"
yang  di terjemahkan dalam ajaran Budha menjadi "TRIRATNA".
TRIRATNA menjadi kata yang sukar di jabarkan.

TRIRATNA  atau lebih pastinya "TRIMULIA" ada di dalam diri manusia, di dalam hati manusia.
Mausia hidup untuk menghidupkan manusia lainnya "SITOU TIMOU TUMOTOU", itulah ajaran  TRIMULIA cara manusia membayar atas nafas hidup yang diterimanya saat berziarah di dunia fana yang singkat.

Gampang nya ajaran TRIMULIA seperti yang sering di ucapkan "CEPOT";
  • Menolong kepada orang yang membutuhkan (nulung ka nu butuh).
  • Membantu orang yang sedang  susah (nalang ka nu susah)
  • Menolong kepada manusia yang tahu berterimakasih.

Manusia harus memiliki hati seluas lautan, dan harus banyak maklum yang artinya adalah mudah memaafkan kepasa sesama.

Agar manusia dapat kembali kepada mahluk cahaya ada di dalam "HATI".





Tidak ada komentar:

Posting Komentar