Rabu, 11 Januari 2017

Mas Ibnu

berbagi  pengalaman tentang "financial freedom for all..human", kebebasan keuangan untuk semua .... manusia.
Karena .yang menggunakan "uang". dalam kehidupan nya adalah manusia.
Mulailah cerita  panjang lebar tentang  bitcoin sebagai mata uang krypto, mata uang digital, mata uang baru dan dengan nilai minimal  investasi senilai 0.001 BTC atau saat ini setara dengan Rp 12.000 (harga sebungkus rokok paling murah) dengan hasil 888 jt Rupiah.
Jawaban telak yang diterima adalah :"maaf,kami Muslim yang tidak tertarik dengan riba dan segala sesuatu tentang BANK?".
Tercenggang juga mendapat jawaban seperti itu.
dengan cepat pula di jawab, "maaf saya  bukan ahli agama dan saya tidak sedang berdakwah".
Telepon genggam beralih tangan, Seorang teman lain mengambil arah pembicaraan.
Mas Ibnu  menyambut pembicaraan  dengan "ha ha ha".....
Maaf Mas itu adalah pilihan dan yang sedang saya bicarakan adalah tentang teknologi dan peluang.
dan mata uang baru ini bisa menghapus SISTEM PERBANKAN, tapi jawaban teman Mas Ibnu sungguh dangkal. Kalau memang tidak mau menggunakan teknologi suruh teman Mas Ibnu hidup layaknya  di Baduy Kanekes, jangan setengah-setengah nanggung.
Mas Ibnu, saya bicara tentang peluang "manusia" untuk mendapatkan "financial freedom".
Iyaa temanku sedang pusing banyak tagihan  belum masuk!.
Giliran saya tertawa... ha ha ha....
Ternyata masih jadi budak uang".
Mas Ibnu saya hanya ingin berbagi pengalaman, bahwa ada peluang mendapatkan uang tanpa harus menjadi "budak",
Maaf saya sedang tidak berbicara masalah agama.
Tapi kalau ngak punya uang, emang nya bisa sembahyang dengan  "kusyuk".i,
jawaban jujur Mas Ibnu. ya ngal lah.
Tawa kami berderai bersama.....
Maaf Mas Ibnu saya hanya sekedar berbagi, bahwa manusia itu tidak hidup untuk menjadi "budak uang". Manusia hanya punya waktu merenungkan jatidiri dan tugas manusia hidup di buimi ini.
Mas Ibnu setuju dengan pendapat yang saya ajukan.
Mas emang nya orang Arab ngak berbisnis??. Lihat dong Dubai.
Mas Ibnu terkekeh mendengar nya.
Mas  Ibnu saya sudah berhasil investasi senilai Rp 4 000 000(empat juta) dan tapa harus cape dan sibuk saya punya penghasilan kurang lebih Rp 1.000 000( satu juta), uang yang cukup untuk uang saku anak-anak.
Maaf Mas Ibnu, carilah pengetahuan dan pikiran sempit seperti tadi membuat kalian mudah tertipu, lihatlah hampir semua bak berganto aju manambahkan embel-embel "SYARIAH", untuk membuat umat Muslim nyaman bertransaksi dengan bank dan mengganti istilah "riba" dengan bagi hasil???
Apa bedanya????
BANK mengerjar keuntungan dengan baju baru nya "SYARIAH".

sedangkan yang sedang saya ceritakan adalah bagaimana cerita panjang, bahwa manusia dimuka bumi ini telah menjadi "budak ekonomi" karena "sistem perbankan".
dengan adanya mata uang baru yang di lengkapi teknologi "open source" dengan strategi "blockchain" sebagai buku besar publik.
Transaksi keuangan di dalam buku besar publik yang tidak mungkin dimi liki oleh perorangan atau lembaga.
Secara perlahan dan pasti akan menghancurkan sistem perbankan yang telah membuat manusia dimuka bumi ini hidup melarat.
Karena biaya-biaya transaksi yang biasa di tanggungkan kepada nasabah oleh bank, tidak ada lagi karena transaksi dilakukan secara online, realtime, peer to peer.

Jadi tolong sampai kan pada teman Mas Ibnu yang anti BANK, bahwa inilah saat yang tepat.
Bahwa teknologi ini dapat menghapus fungsi bank dan "sistem perbankan".
Biaya yang biasa dikenakan oleh bank kepada nasabah sekarang beterbangan di awan dan dapat di raih oleh siapa saja sebagai uang gratis dalam bentuk faucet yang dapat di ambil siapa saja, semua manusia di muka bumi ini.

Paradigma telah menghasil kan fenomena "ganti baju" pada lembaga perbankan?????

Mas Ibnu saya hanya ingin sekedar berbagi ,"jadilah manusia yang hakiki" bebas dari "perbudakan ekonomi".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar