Kamis, 24 Desember 2020

Silsilah Satrio Pininggit dan......

Salam,
Indonesia AdiJayaSakti.

 Tatar SUNDA jalmi PASUNDAN.

"bumi paraHYANGan"

Sepenggal naskah "SIKSA KANDA NG KARESIAN".

"Lamun pahi kaopeksa sanghyang WUKU LIMA(dina) Bwana, boa halimpu ikang Desa kabeh ngaranya:PPURBA, DAKSINA,PASIMA, UTARA, MADYA.. Pruba, timur, kahanan Hyang Isora, puth rupanya; daksina, kidul (kahanan Hyang Brahma, mirah rupanya; Pasima, kulon, Khanan Huang Mahadewa, kuning rupanya; Utara, lor kahanan Hyang Wisnu, jideung rupanya; madya tengah,kahanan Hyang Siwa(aneka) warna rupanya. Nya mana sakitu sanghyang WUKU LIMA dina bwana.

Konsep Papat Kalima Pancer mengambarkan  5 lokasi Cipaku yang merupakan Mandala/Kabuyutan Tatar Sunda, (Purwa Daksina Madya Pasima Purba);

  • Cipaku Utara (Purwa) Subang : Mandala Utara Sunda yang memiliki simbol warna HITAM dengan material besi/Tarum, tempat tinggal Hyang Wisnu. Merupakan penanda malam hari, yang juga menunjukan keruntuhan kejayaan manusia atau kehancuran peradaban manusia untuk menyelamatkan kehidupan mahluk-mahluk lain (non-manusia) di Bumi, berlokasi di Situs Eyang Taruma Jaya Cipaku Subang.Keturunan Nabi Syis (Sanghyang Esis).
  • Cipaku Selatan (Daksina) Garut : Mandala Selatan Sunda yang memiliki simbol warna MERAH dengan material tembaga atau api/Braja, tempat tinggal Hyang Brahma. Merupakan penanda siang hari, namun juga sebagai penanda jaman beradab atau masa kejayaan (kemakmuran), berlokasi di Cipaku Garut Kabuyutan Ciburuy dan sekitarnya.
  • Cipaku Tengah (Madya) Bandung : Mandala Tengah Gunung Sunda Purba yang memiliki simbol SEGALA WARNA Cahaya di Pusat yang merupakan tempat tinggal tempat Hyang Siwa. adalah penanda penguasa waktu/era/jaman yang mengembalikan segala kehidupan di Bumi seperti pada mulanya, jaman sebelum manusia menguasai (merusak) planet Bumi, berlokasi berpencar di Rajamandala, Dago Pakar dan Gunung Puntang.
  • Cipaku Barat (Pasima) Bogor : Mandala Barat Sunda yang memiliki simbol warna KUNING dengan material emas/bokor tempat tinggal Hyang Mahadewa, merupakan penanda senja hari (sore), tetapi juga sebagai penanda menurunnya masa kejayaan atau lunturnya jaman kemakmuran, berlokasi di Cipaku Prasasti Batutulis Bogor.
  • Cipaku Timur (Purba) Sumedang : Mandala Timur Sunda yang memiliki simbol warna PUTIH, dengan material perak tempat Hyang Iswara. Merupakan penanda pagi hari, namun sekaligus sebagai penanda awal peradaban manusia, jaman para leluhur bangsa, berlokasi di Situs Lemah Sagandu Cipaku Darmaraja Sumedang yang ditenggelamkan oleh Proyek Bendungan Jatigede.

Kisah  Medang Kamulyan (Jagat Raya)  di Darmaraja Sumedang dituturkan oleh Mang Asep kabayan sebagai berikut;

“KARAJAN MEDANG LARANGAN ANU NGAGEULARKEUN MANUSA LINUHUNG TURUNAN TAPEL ADAM BABU HAWA JENENG RATU DI KARAJAAN MEDANG LARANGAN NGALAKONAN DARMA PANCEN GAWENA TI ALLAH TAALA JADI RATU TI ALAM MEDANG KAMULYAN…HIRUPNA RUNDAYAN TI SAIDINA ANWAR NGABOGAAN TURUNAN RATU DI KARAJAAN MEDANG LARANGAN….BAGENDA SYAH JENENG RATU DI KARAJAAN MEDANG LARANGAN, ANU KARATON NA DI CIPTA KU SAYIDINA SIS AS DI CAI PAKU SATUTASNA SURUTNA CAI SAGARA NGEUEUM ALAM MEDANG KAMULYAN…ARI DI SEBUT CAI PAKU IEU MANGRUPA PANGELING ELING IEU TEMPAT ANU GEUS OROT TINA CAI SAGARA LOBA TANGKAL PAKU KU AYANA PRAHARA ALAM MEDANG KAMULYAN KA KEUEUM KU CAI SAGARA….

Artinya : 

Kerajaan Medang Larangan yang melahirkan Manusia Luhur keturunan Nabi Adam dan Hawa tampil mengisi Alam Dunia melakukan darma dari Allah jadi Ratu/Raja di Alam Dunia. Sebagai keturunan Sayidina Anwar yang menurunkan Ratu (pemimpin) di kerajaan Medang Larangan…Raja Syah menjadi Ratu di Kerajaan Medang Larangan yang keratonnya diciptakan oleh Nabi Sis AS di CIPAKU sesudah surutnya air laut yang merendam Alam Dunia, yang disebut CIPAKU ini merupakan tempat peringatan yang sudah surut dari air lautan banyak pohon paku karena adanya prahara di Alam Dunia terendam oleh air laut..

Konsep Papat Kalima Pancer .

Naskah Sewaka Darma Kabuyutan Ciburuy yang dibuat pada tahun 1405 Saka (1484 Masehi) dan mengacu kepada konsep  Papat Kalima Pancer, Purwa Daksina Madya Pasima Purba.. Tatar Sunda memiliki  Lima Daerah Cipaku yang terdiri dari Satu Cipaku sebagai pusatnya/Pancer dan Empat Cipaku lainnya tersebar sesuai arah penjuru mata angin yaitu Cipaku Timur, Cipaku Selatan, Cipaku Barat, Cipaku Utara, 

 Kata “Tji” (Ci) yang artinya CAHAYA.  Lima Cahaya tersebut sesungguhnya merupakan nilai waktu dalam hitungan  Wuku Lima di Bumi.

Dari naskah-naskah Sansekerta kuno Vastu Sastra, yang berpedoman pada keempat arah mata angin dan ditata menurut dua poros besar yang saling berpotongan di tengah-tengah sesuai dengan pola mancapat (kiblat papat lima pancer).

Asal-usul. 

Dalam Serat Paramayoga tokoh Sanghyang Wenang  disebut sebagai leluhur dewa-dewa Mahabharata sekaligus keturunan dari Nabi Adam.

Sanghyang Wenang merupakan putra Sanghyang Nurrasa, putra Sanghyang Nurcahya, putra Nabi Sis, putra Nabi Adam. Ia memiliki seorang kakak bernama Sanghyang Darmajaka dan seorang adik bernama Sanghyang Pramanawisesa.

Setelah dewasa, Sanghyang Wenang mewarisi takhta Kahyangan Pulau Dewa dari ayahnya. Kahyangan ini konon sekarang terletak di negara Maladewa, di sebelah barat India.

Nabi Sis mempunyai 2 anak

Nabi adam punya anak nabi sis, nabi sis kawin sama Dewi mulat (bidadari dari langit) punya 2 orang anak; 

  1. Sayid Anwar (menurunkan dewa-dewa). Sayid Anwar alias Nurcahya menikahi anak raja jin, bernama Nurrasa. Nurrasa menikahi anak raja jin dan memiliki anak bernama  Sanghyang Wenang. Sanghyang Wenang menikahi anak raja jin dan memiliki anak bernama Sanghyang Tunggal. Sanghyang Tunggal memiliki anak dari istri pertama bernama Rancasan, dan  istri kedua memiliki anak bernaa Antaga, Ismaya dan Manikmaya.  Sayid Anwar menurunkan para dewa keluarga Barata, Pandawa. Arjuna  mempunyai cucu bernama Parikesit sebagai leluhur Angling Darma, Sri Aji Joyoboyo (Kediri), dan sebagai leluhur bagi Raja-Raja di Nusantara di antaranya Kerajaan  Majapahit, Demak, Mataram, Kutai Kertanegara dsb.  Tidak sedikit raja-raja keturunan Sayid Anwar yang menguasai bangsa-bangsa lain di muka bumi.
  2. Sayid Anwas (menurunkan nabi-nabi)  yang besar dalam asuhan Nabi Adam. Keturunannya, Nabi Idris, Ibrahim, Musa, Isa sampai Muhammad saw. Keturunan Sayid Anwas juga menumbuhkan suku-suku bangsa superior seperti bangsa Israil, bangsa Arab, bangsa Arya dan bangsa-bangsa besar lainnya.dan 

Sayid Anwar menjadi raja para jin setelah mengalahkan Prabu Nuradi Raja Jin dan menyerahkan putrinya menjadi isteri Sayid Anwar. Ketika menjadi raja jin, Sayid Anwar mendapatkan gelar Prabu Nurasa.

Prabu Nurasa yang telah memiliki kehidupan abadi, kemudian menjadi raja, di Tanah Jawi (Tanah Jawa).

Dari Prabu Nurasa lahir keturunan  para dewa mulai dari Batara Guru sampai raja-raja di Tanah Jawi tempat kelahiran Satria Pininggit, Budak Angon ataupun Ratu Adil.


Sampurasun........................


Tidak ada komentar:

Posting Komentar