Selasa, 08 Desember 2015

Mertuaku pembantu

Di pagi buta saat aku masih bermalas-malasan di tempat tidur, sayup-sayup kudengar suara mesin cuci.  Aku merasa tak terganggu dengan suara itu dan melanjutkan mimpi indah.
Masih bermalas-malasan di kamarku yang sejuk ber- "AC", kumainkan telepon genggam bermain game atau sekedar menelepon teman.
Keluar kamar kunikmati sarapan yang sudah tertata rapi di meja dan kembali ke kamarku, telepon  genggam tak pernah lepas dari grnggaman.

Mertuaku  mengantar makan siangku ke kamar Kunikmati makan siang dengan lahapnya.
Kutelepon mertuaku untuk mengambil kembali baki berisi piring bekas dan makanan tersisa.
Kuhabiskan waktu ku setiap hari di kamar yang sejuk.
Aku terbiasa mengirim sms atau telepon mertuaku untuk mengantarkan segala yang kubutuhkan ke kamarku.

Sore yang penat kulihat mertuaku sedang meyertrika semua baju seisi rumahku.
Aku bangga pada mertuaku  yang resik dan bersih. Lantai rumah bersih mengkilat dan harum baunya.
Mertuaku yang hebat, galon air mineral tak pernah kosong. Mertuaku selalu teliti pada kebutuhan rumah. Dia  mengangkat sendiri, membalikan galon yang aku rasa cukup berat.
Mertuaku akan tampak cantik di sore hari setelah dia merampungkan semua tugas rumah tangga.
Mungkin dia tak sempat mandi pagi karena sibuknya.

Suatu hari mertuaku pamit untuk kembali kekotanya, dan membuat aku marah.
Kubiarkan dia pergi dan tak pernah sekalipun aku menelponnya.
Aku tak peduli. Lagi pula dia seorang janda, pasti akan kembali menumpang tinggal di rumah.
Bukankah dia tinggal di rumahku pun tak lebih hanya sekedar pembantu.
Huuuh,,,,





Tidak ada komentar:

Posting Komentar