Senin, 01 Agustus 2016

Ambisi ajaran agama.

Sumber : August Frederick Ferdynandus Paulus Manoppo.











Jalmi atanapi orang Pasundan yang menghargai kultur budaya Tatar Sunda pasti akrab dengan legenda leluhur Bumi Prahyangan, tempat para dewa-dewi..
Legenda Sangkuriang anak Nyi Dayang Sumbi dengan Tubal(lambang Sirian).

Ajaran "TRI MULIA" Tatar Sunda diajarkan oleh Eyang Prabu Siliwangi:
  1. Silih Asah
  2. Silih Asuh
  3. Silih Asih
Dasar bagi kehidupan jalmi Pasundan, saling berbagi.
Kerajaan Pajajaran purba, berdiri beribu-ribu tahun sebelum Masehi.

Temuan situs gunung Padang, di Cianjur, situs Batu Jaya di Karawang berbentuk piramida yang berumur jauh lebih tua dari piramida di Mesir, menunjukan bahwa nenek moyang atau leluhur bangsa Indonesia memiliki budaya luhung dengan peradaban tua.

Banyak kapal-kapal dari seluruh dunia berlabuh dipelabuhan nusantara, Jayakarta/Sunda Kelapa/Batavia.
Para saudagar seluruh dunia berlabuh dan berdagang dipelabuhan nusantara, Pajajaran purba.
Para saudagar selain membeli dan menjual dagangan mereka membawa dan memperkenalkan kultur budaya asal mereka.
Ajaran agama dibawa pada saudagar ke nusantara.
Tapi sayang..... ambisi menyebarkan ajaran agama sangat ambisus dan dengan cara membunuh karakter.

Karakter peradaban bangsa yang di teladani Eyang Prabu Siliwangi di bunuh secara halus.

Bagi agama kultur budaya menjadi hal yang tabu.
Padahal  dalam "HUKUM TAURAT", jelas tertulis....."hormatilah orangtuamu....".
Sipakah "orangtua"?...... ayah ibu..... aiapakah ayah ibu dari "ayah ibu" dan seterusnya...... mereka yang masih tetap ada dalam dimensi yang berbeda.... mereka leluhur, nenek moyang.... karuhun yang masih tetap menjaga keturunannya dengan penuh kasih. Memberi anak cucu keturunannya dengan berkah yang melimpah.

Legenda Eyang Prabu Kian Santang Dipati Anom Cakradiningrat  anak Eyang Prabu Siliwangi adalah anak yang hormat dan berbakti kepada ayahandanya Eyang Prabu Siliwangi.
Cerita  salah yang hampir tak mungkin adalah Eyang Prabu Kian San Tang menentng ayahanda yang di hormati dan menjadi suri teladannya.
Beliau hidup di era agama musilim belum ada di bumi ini.
Cerita mustahil, hanya karena ambisi ajaran agama KARAKTER PRABU SILIWANGI dihancurkan.
Keteladanan dihancurkan, yang jelas ajaran luhung tatar Sunda mengajarkan manusia Pasundan untuk berbakti dan hormat kepada orangtua.
Mengapa ajaran agama sangat ambisi membunuh karakter Eyang Prabu Siliwangi yang menjadi suri teladan, panutan sejak jaman Pajajaran purba.
Dengan besar hati, "KARUHUN HANYA TERSENYUM MENYAKSIKAN SEMUA INI".
"BIARLAH TATAR SUNDA TETAP MENJADI MISTERI".

Eyang Wulang Sungsang  tidak mungkin mengajarkan anak muridnya Prabu Dipati AnomCakradiningrat Kian San Tang ajaran yang salah.


Eyang Gagak Rimang dengan kedua anaknya, Eyang Hariang Kencana dan Eyang Kidang Pananjung mendampingi beliau.

Biarlah ajaran agama berjalan selaras dengan kultur budaya luhung milik kita sendiri.
Sedangkan seperti diketaui secara umum agama diturnkan kepada bangsa-bangsa oleh karena kebutuhan bangsa-bangsa itu sendiri.
Dan kami jalmi Pasundan yang tinggal di Tatar Sunda bangga dengan kultur budaya Tatar Sunda.
Biarlah ajaran luhung Tatar Sunda menjadi agama"kuring", seperti yang di ucapkan Eyang Jaga Riksa.


Keberanian jalmi Pasundan sangat menonjol, DNA SIRIAN.
Menembus dimensi waktu..........
Mengasyikan bertemu dengan karuhun....... Sampurasun.




Ajaran sederhana dari para leluhur, sama seperti yang dijelaskan dari banyak video

https://youtu.be/54wR1ejwIho


SAMPURASUN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar