Jumat, 10 Juni 2016

Kaukasus tempat Ya'juj dan Ma'juj.

Sumber : Wikipedia.

Pegunungan Kaukasus tempat Ya'juj dan Ma'juj (gog dan magog).


Pegunungan Kaukasus adalah pegunungan di Eurasia yang terletak antara laut Hitam dan laut Kaspia di wilayah Kaukasus.
Pegunungan Kaukasus terbentuk kurang lebih 28.49–23.8 juta tahun yang lalu.
Ketinggian5.642 m
Luas477.488 km²
Rangkaian pegunungan
Pegunungan Kaukasus terdiri dari dua pegunungan:
·         Kaukasus Besar
·         Kaukasus Kecil

Gunung Kaukasus (bahagian tengah Greater Caucasus Mountains), yaitu di kaki Gunung Kazbek. Kawasan ini dikenal sebagai Lorong Dariel atau Daryal (Dariel Pass, ketinggiannya ialah 3,950 kaki atau 1,204 meter dari arah laut). Lokasnya berdekatan dengan Sungai Terek.
Lorong jalan Georgia yang melintasi pegunungan ini (di buka kembali oleh Rusia pada tahun 1850'an). Sejak zaman dulu terkenal sebagai lorong yang dilalui untuk berperang. Pada zaman dulu, Lorong Dariel ini juga dikenal sebagai Gerbang Alan, atau Gerbang Caucasia, atau Gerbang Iberia

(dalam beberapa hikayat Tembok Ya'juj Ma'juj digambarkan dekat dengan laut dan pegunungan (Laut Hitam dan laut Caspia mengapit pegunungan Kaukasus). 

Di Georgia terdapat  timbunan besar tembok yang dibuat dari besi bercampur tembaga di Bukit Qawqaz (Caucasian Mountain) di suatu kawasan yang sempit yaitu antara dua bukit Darial (Dariel). Bukit yang curam memanjang dari Laut Hitam hingga Laut Qazwain, menghubungkan antara kedua laut. Panjangnya 1,200 kilometer. Bukit Darial ini  tidak tersentuh, masih utuh, dan  bentuk nya berlapis-lapis. Timbunan besi bercampur tembaga  di Tembok Darial  digunakan untuk menyumbat   lubang yang ada di situ. Penduduk sekitar takut untuk mengusik atau mengubahnya. Proses alam mengikis tanah di kedua sisi tembok itu, tapi tidak merusak atau menembus tembok itu sendiri. Hal ini hanya  menyebabkan adanya ruang-ruang kosong antara batu-batu bukit dan Tembok Zulkarnain, yang masih kukuh hingga sekarang.
Nampaknya manusia di atas muka bumi ini tidak mampu untuk melubangi ataupun mendakinya.

Bantaran Gunung Kaukasia merupakan satu rekahan (fracture, sebagaimana "geological fault-line"), dalam sudut geografi dan etnik budaya, malah juga dari sudut geopolitik.
Terdapat kaum yang ganas dan membuat kerusakan (bangsa Mongol) di sebelah utara menyebabkan  di bangunnya Tembok Besar China, begitu juga Tembok Hadrian (Roman Limes).
Ada yang berpendapat bahwa Gerbang Kaukasia dibangun untuk melindungi Timur Tengah (dari kaum nomad bangsa Eurasia).

Gerbang Kaukasia juga sering disebut sebagai "Pillars, Stronghold" atau "Iron Gate of Alexander The Great" oleh penulis-penulis klasik. Barat juga menganggap bahwa Tembok Zulkarnain (Gerbang Kaukasia) ini dibuat untuk mengepung Gog dan Magog melakukan keganasan dan kerusakan yang lebih banyak.
Pada hari ini, lambang Georgia (matahari, bulan dan lima bintang) merupakan  lambang Iskandar (Zulkarnain).


Kawasan pergunungan Kaukasus sangat unik. Di sini terdapat 62 bahasa yang dituturkan oleh 5 keluarga besar, dengan aneka ragam budaya.  Kawasan ini juga dikenal sebagai kawasan yang selalu melakukan peperangan antara etnik, pertumpahan darah sejak zaman dahulu.
Lorong Dariel (tempat Tembok Zulkarnain) berada di kaki dua gunung berapi yang tidak pernah meletus sejak 500 tahun lalu, yaitu Gunung Kazbek (5033m/16,800') dan Elbrus (5642m/18,800').

Ya'juj dan Ma'juj Dalam Qur'an
Al Qur'an dua kali menyebutkan kata "Ya'juj dan Ma'juj". Pertama, di surat Al Kahfi ayat 94, yang berbunyi: "Mereka berkata: Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya membuat dinding antara kami dan mereka?"
Kedua, surat Al Anbiya ayat 96-97, berbunyi: "Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh penjuru yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari Kiamat)... ."

Itulah dua ayat Qur'an yang menyebutkan tentang Ya'juj dan Majuj. Ayat 94 surat Al Kahfi berbicara perihal Ya'juj dan Ma'juj di masa lalu. Tentang sifat mereka yang suka membuat kerusakan di dunia, sampai kemudian Dzulqarnain membuat benteng yang menghalangi mereka, dan mereka tidak mampu bangkit lagi semenjak zaman Dzulqarnain itu, juga zaman-zaman setelahnya.


Sementara surat Al Anbiya berbicara dengan jelas tentang Ya'juj dan Ma'juj di masa depan dan perihal kebangkitannya ketika mendekati hari Kiamat.
Kata "dibukakan" atau dalam bahasa Arab "futiha" menurut DR. Shalah Abdul Fatah Al Khalidi penulis buku "Kisah-Kisah Orang Dahulu dalam Qur'an", yaitu diartikan secara makna bukan sebenarnya. Menurutnya, itu merupakan kehendak Allah atas mereka untuk keluar dari negerinya, dan dibiarkannya melakukan kerusakan di atas dunia dan negeri-negeri yang mereka kehendaki. Ini merupakan kebangkitan mereka terbesar dan terakhir sepanjang sejarah, menjelang hari Kiamat.

Kalimat pada ayat surat Al Anbiya yang berbunyi, "dan mereka turun dengan cepat dari seluruh penjuru yang tinggi." Menunjukkan besarnya kekuatan, jumlah personel yang mereka miliki, dan kerasnya ekspansi yang mereka lakukan.

Apakah Nama Ya'juj dan Ma'juj dari Bahasa Arab?
Para ahli bahasa Arab berbeda pendapat tentang asal kalimat Ya'juj dan Ma'juj ini. Ya'juj dan Ma'juj adalah kata asing yang berbentuk Ibrani (Bahasa Yahudi). Ya'juj dan Ma'juj dalam bahasa Yunani dikenal dengan nama "Gag" dan "Magag". Bentuk kata Gag dan Magag ini, digunakan juga dalam tujuh terjemahan kitab Taurat (Perjanjian Lama) dan banyak ditemukan dalam bahasa-bahasa Eropa.

Kaukasus tempat Ya'juj dan Ma'juj.
Tempat Ya'juj dan Ma'juj ini berasal dari satu tempat di Timur laut wilayah Kaukasus. Tujuh kebangkitan Ya'juj dan Ma'juj sepanjang sejarah.
Ya'juj dan Ma'juj adalah mereka yang mendiami wilayah Kaukasus, Turki, Armenia Azerbaijan, Georgia, Rusia dan Iran..
Kebangkitan terakhir adalah ketika menjelang kiamat;
1.      Zaman prasejarah Kaukasus, atau sekitar tahun 5000 S.M. Ketika itu mereka sanggup merubah dan menghancurkan peradaban China kuno, lewat serangan mereka dengan melewati gurun Ghobi.
2.      Awal dimulainya sejarah, atau sekitar tahun 1500 S.M - 1000 S.M, gelombang kedatangan mereka sebagian muncul dari Timur laut. Mereka berniat menempati sebagian wilayah China, Asia Tengah, daerah Mongolia dan Turkistan. Akan tetapi ekspansi mereka ke daerah-daerah itu dengan perdamaian bukan dengan penyerangan. Mereka hidup di sana dengan bekerja sebagai petani.
3.      Kemunculan Ya'juj dan Ma'juj kali ini di akhir tahun 1000 S.M. Dimana mereka menguasai wilayah pesisir laut Qazween, laut Hitam, utara Kaukasus, aliran sungai Danube dan Puljaa. Pada kebangkitannya yang ketiga ini, sejarah mencatat mereka telah melewati lorong sempit "Deriyal" di celah pegunungan Kaukasus untuk menyerang peradaban Nenoy, pada akhir tahun 700 S.M. Penyerangan mereka kepada Nenoy memberi pengaruh langsung pada jatuhnya peradaban Asyuria. Hal ini juga dibenarkan oleh Herodotus, bapak sejarah Yunani.
4.      Di akhir tahun 500 S.M, Ya'juj dan Ma'juj bergerak untuk menguasai daerah-daerah Asia Barat, dengan melalui lorong sempit Deriyal di celah pegunungan Kaukasus. Saat itulah Dzulqarnain atas permintaan penduduk di sana mendirikan benteng menutupi lorong sempit itu. Dengan adanya benteng itu, penyerangan mereka terhalang dan batal menguasai negeri-negeri yang sudah mereka rencanakan. Negeri-negeri itu pun aman sampai beberapa waktu.
5.      Akhir tahun 300 S.M, waktu itu kabilah Ya'juj dan Ma'juj mengarahkan ekspansinya ke wilayah Timur. Lalu tak lama kemudian mereka menyerang kekaisaran China. Para sejarawah China menyebut kabilah Ya'juj dan Ma'juj ini dengan sebutan "Hyung Hu". Pada zaman itu kekaisaran China dipimpin oleh Kaisar Qin Shi Huang atau nama gelarnya "Shih Huang Ti" yang maknanya "Kaisar pertama". Di era pemerintahannya ia berhasil membangun tembok agung China (The Great Wall). Pembangunan tembok ini dimulai dari tahun 264 SM. dan selesai dalam jangka waktu sepuluh tahun. Tembok inilah yang merupakan benteng dari serangan Ya'juj dan Ma'juj.
6.      Kebangkitan Ya'juj dan Ma'juj kali ini pada abad keempat Masehi. Ketika mereka melakukan ekspansi ke Eropa, dengan dipimpin oleh panglima perangnya bernama "Attila". Ekspansi dan penyerangan tergolong sukses, mereka menaklukkan kerajaan Romawi lalu menguasai ibukotanya Roma, yang kemudian kota ini mereka hancurkan. Mereka pun menguasai kerajaan Romawi sampai beberapa abad kemudian.
7.      Genghis Khan dan Hulago pemimpin Ya'juj dan Ma'juj. Pada abad ke 12 Masehi atau abad ke 7 Hijriyah, Genghis Khan menginvasi ke Timur Tengah. Sejarah mencatat invasi Jenghis Khan ke Timur Tengah dengan ratusan ribu pasukan  terpilih menyerang kerajaan Khawarizmi yang pada waktu itu menguasai seluruh wilayah Timur Tengah. Diawali dengan utusan Mongolia yang dipenggal dan mengembalikan kepala  utusan Genghis Khan.   Kerajaan Khawarizm menderita kerugian yang tidak terhitung. Amarah Genghis Khan bertambah setelah  kesayangannya terbunuh.  Populasi rakyat Timur Tengah berkurang hingga 10%, dan wilayah Mongolia pun bertambah luas sampai kebagian barat benua Asia.   Pasukan Shah tidak tahu darimana pasukan Genghis Khan menyerang, Shah mengerahkan seluruh pasukannya tersebar merata di seluruh perbatasan. Dengan peralatan artileri dari Cina, tembok kota Otrar dirubuhkan dan semua penduduk dan sang gubernur dibantai, kota-kota Khwarezim terus dihancurkan Genghis Khan, di Bukhara, para prajurit upahan Turki dibantai, para tahanan Mongol disuruh menyabotase pertahanan musuh, yang selamat disuruh pergi, yang tinggal dieksekusi. "Saat itu adalah saat yang mengerikan" kata seorang sejarahwan Arab. bahkan Genghis Khan berkata  "Saya adalah penghukum dari  Allah ..... Jika Anda tidak melakukan dosa-dosa besar, Allah tidak akan menghukum kalian seperti ini. Kota Bukhara dibakar hingga rata dengan tanah lalu kota Samarkand. pada musim semi 1220, ia berkemah di luar tembok kota. Cucu Genghis Khan bernama "Hulago" berhasil memasuki Bagdad yang merupakan ibukota pada zaman Khilafah Abbasiyyah dan menghancurkannya pada tahun 656 Hijriyah. Sebagian sejarawan dan ahli tafsir berpendapat bahwa Mongol dan Tartar merekalah Ya'juj dan Ma'juj. Mereka yang disebutkan di atas telah bangkit dan melakukan ekspansi tujuh kali sepanjang sejarahnya. Dan keluarnya Genghis Khan serta Hulago pada kebangkitan ketujuh Ya'juj dan Ma'juj, menurut para ilmuwan merupakan pendapat yang boleh-boleh saja. Bukan pendapat yang mesti ditolak dan bukan pendapat yang aneh.
Karena ekspansi Mongol atau Tartar selalu dalam jumlah yang besar dan menakutkan. Sementara itu bukti-bukti menyatakan bahwa serangan Mongol dan Tartar pada negeri-negeri Arab sangat besar dan merusak. Jejak penghancurannya terdapat bukti-bukti kuat jatuhnya Bagdad dan terbunuhnya Khalifah.
Genghis Khan wafat pada tahun 624 Hijriyah. Mereka menduduki Bagdad dengan mudah pada akhir bulan Muharram tahun 656 Hijriyah. Pengkhianatan para pejabat khalifah, memudahkan  pasukan Mongol menguasai  Bagdad. Seluruh penduduk Bagdad dibunuhnya. Tak terkecuali Khalifah yang berkuasa saat itu Al Mu'tashim Billah, yang merupakan Khalifah terakhir Dinasti Abbasiyyah. Beberapa sejarawan berbeda pendapat tentang orang terbunuh di Bagdad. Sebagian mengatakan 800.000 ribu orang, 1.800.000 ribu orang dan bahkan ada yang mengatakan 2 juta orang terbunuh di Bagdad. Pasukan Mongol di bawah pimpinan Hulago merubah arah ekspansinya dari Bagdad menuju Syiria. Dengan didukung kekuatan yang lengkap mereka dengan mudah menaklukkan wilayah Haleb dan membunuh penduduknya.
Di Timur jauh wilayah Mongolia, terjadi perpecahan antara para pejabat dan panglima perang Mongol dalam masalah kekuasaan. Oleh karena itulah Hulago Khan panglima besar Mongol kembali ke negerinya untuk melihat langsung pertikaian itu. Ia menyerahkan tapuk kepemimpinan di wilayah Syiria kepada "Kitbuqa". Pasukan Arab saat itu dipimpin oleh Al Mudzaffar Saifuddin Qutuz dan Dzahir Pepris. Dua pasukan itu bertemu di suatu tempat yang dikenal dengan 'Ain Jalut. Perang itu sendiri pecah pada hari Jum'at, 25 Ramadhan tahun 658 H, dua tahun setelah Hulago Khan membumi hanguskan Bagdad. Pada perang di 'Ain Jalut ini pasukan Arab memperoleh kemenangan dan berhasil menghancurkan tentara Mongol. Bahkan pangeran Jamaluddin Aqusyi mampu menerobos kejantung pertahanan musuh dan membunuh panglima perang Mongol Kitbuqa.
Kekalahan di 'Ain Jalut merupakan kekalahan pertama Mongol. Ini merupakan akhir kisah dari kebangkitan ketujuh kaum yang disebut Ya'juj dan Ma'juj itu. Setelah kekalahan ini tentara Mongol kembali ke negerinya, mereka mendirikan kerajaan-kerajaan di wilayah India, Khurasan, Turkistan dan lainnya.


Kebangkitan Ya'juj dan Ma'juj menjelang hari Kiamat merupakan suatu kepastian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar