Jumat, 30 September 2016

praktek teori Malthus di Sukabumi.

Thomas Robert Malthus
1766 - 1834
Thomas Robert Malthus seorang sarjana/ulama  yang berpengaruh di bidang ekonomi politik dan demografi.
Teringat saat guru  kami mengatakan teori Malthus yang menjelaskan pertambahan penduduk adalah deret kali, sedangkan pertumbuhan pangan adalah deret tambah.
Lebih jelas nya populasi memiliki kecenderungan untuk tumbuh dan pada kelas bawah mengalami kesulitan,  rentan terhadap kelaparan dan penyakit.
Peningkatan produksi pangan suatu negara, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan menyebabkan pertumbuhan penduduk.
Kekuatan populasi adalah tanpa batas,  penekanan tingkat populasi harus dibatasi oleh sarana subsistensi.
Malthus menulis bahwa dalam periode kelimpahan sumber daya, populasi bisa dua kali lipat dalam 25 tahun.




Populasi penduduk Indonesia;
Pada tahun:
1950                     73 juta.
2000                    209 juta   Meningkat 186%  untuk jangka waktu 50 tahun
2013                    250 juta
2050                    321 juta
2100                    315 juta

Malthus menjelaskan pandangannya bahwa jika masyarakat mengandalkan kesengsaraan manusia untuk membatasi pertumbuhan penduduk, maka sumber penderitaan (misalnya kelaparan, penyakit, dan perang) akan pasti menimpa masyarakat, seperti yang akan siklus ekonomi volatile.
Di sisi lain, "cek pencegahan" untuk populasi dengan membatasi angka kelahiran, seperti program “Keluarga Berencana di Indonesia”, dapat di pastikan  untuk dapat mencapai  standar hidup yang lebih tinggi , dengan meningkatkan stabilitas ekonomi.


Konsep  sewa ekonomi , menurut Malthus adalah konsep utama dalam ekonomi klasik.
Ternyata konsep ini berlaku di desa-desa Sukabumi.   Menyewakan lahan kepada petani penggarap dan membagi hasil produksi berupa gabah/padi dengan pembagian satu pertiga bagian pemilik lahan, satu pertiga bagian penggarap, dan satu pertiga lainnya adalah modal awal. Modal awal utuk penggunaan biaya bibit, traktor, pupuk dan biaya perawatan dan lain sebagainya.
Disewakan sebagai nilai lebih dari nyata produksi-sesuatu yang disebabkan oleh kepemilikan bukan oleh perdagangan bebas. Menyewa mewakili jenis uang negatif dan  tuan tanah bisa mendapatkan  produksi lahan. Bertentangan dengan konsep ini, Malthus mengusulkan sewa untuk menjadi semacam surplus ekonomi .
Mengenai kemungkinan membebaskan manusia dari batas-batas ini, Malthus berpendapat terhadap berbagai solusi, adalah gagasan  perbaikan pertanian yang bisa berkembang tanpa batas.
Hubungan antara populasi dan ekonomi, Malthus menulis bahwa ketika populasi buruh tumbuh lebih cepat daripada produksi makanan, upah riil turun karena pertumbuhan populasi menyebabkan naik nya  biaya hidup (yaitu, biaya makanan).
Kesulitan membesarkan keluarga akhirnya mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk, sampai populasi jatuh lagi mengarah ke upah riil yang lebih tinggi.

Dalam edisi kedua dan selanjutnya Malthus lebih menekankan pada pengendalian moral sebagai cara terbaik untuk mengurangi kemiskinan kelas  bawah.


Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar