Kamis, 17 November 2016

Pidato Presiden RI I : 50 tahun lalu. TANPA PERANTARA

Bung Karno,  Sang Proklamator REPUBLIK INDONESIA.

Dalam pidatonya  50  tahun lalu dan masih  tetap revelan untuk saat ini. 
Pidato  singkat, jelas penuh kharisma mengelora untuk  
PERSATUAN, KESATUAN DAN KEUTUHAN  NUSANTARA.
NKRI
Bung Karno sangat jeli menilai arah ajaran agama  yang di katakannya sebagai candu bangsa asing.
Kultur luhur budaya NUSANTARA   di musnahkan penjajah selama  berabad-abad.
Bung Karno MENGINGATKAN atau lebih tepat di katakan WASIAT bahwa ajaran agama itu seperti candu yang memabukkan.
Bung Karno kembali mengingat kan pada kalimat terakhir pidato nya, bahwa 
DI ATAS SEGALA-GALA NYA ADA KUASA TUHAN YANG MAHA ESA
kalimat sederhana yang bermakna sangat dalam, 
bahwa manusia itu terhubung langsung kepada SANG PENCIPTA
TUHAN YANG MAHA ESA
tanpa perantara ulama,  uskup atau paus(paus hitam atau paus putih).

(iklan : rumah di jual Tanpa Perantara)

Kalau urusan materi atau uang manusia bisa pandai, tidak mau memakai perantara, dengan akal sehat.

Kenapa untuk urusan spiritual mau memberi kolekte atau uang amal sebagai komisi menjadi perantara.
ANEH!.
TUHAN ALLAH SANG PENCIPTA MAHA SEGALANYA
dan PASTI SANGAT AMAT KAYA
TUHAN ALLAH SANG PENCIPTA 
tidak butuh uang, komisi dari hidup manusia mencari dunia/materi
yang butuh uang adalah para perantara atau calo.

BENAR yang di katakan BUNG KARNO

"rakyat yang mabuk akan budaya luar
 yang  kecanduan agama"

saat berhadapan dengan kata "agama", akal sehat seolah hilang, itulah hasil pemograman mental atau "meme"  dalam doktrin "perbudakan" selama berabad-abad.
Doktrin ajaran agama kultur budaya asing yang  menjual ketakutan akan api neraka bila tidak : "menyembah atau menguduskan firman  ajaran",
Ajaran   agama sebagai asuransi kebakaran api neraka,
Dan bila "taat", "patuh" dan tanpa pamrih akan masuk ilusi surga dengan  segala keindahan, kemewahan, kemudahan, terbuai mabuk akal sehat hilang.
(sebagai alat atau senjata perang  gratis tanpa sadar).

Doktrin "perbudakan" di jual oleh ajaran agama.

Padahal yang sesungguhnya adalah TUHAN SANG PENCIPTA;
 yang memberi kita kehidupan,
memberi kita rezeki,
memberi kita perasaan damai,
memberi kita perasaan senang dan bahagia
dan kita hanya di minta untuk beryukur atas segala karunia yang di berikannya.
(cara bersyukur berbeda-beda untuk setiap kulturbudaya).

TUHAN SANG PENCIPTA tidak membutuhkan upeti.
atau TUHAN nya BEDA.

Bersujud kepada TUHAN  ALLAH YANG MAHA LUHUNG
dengan ajaran yang di ajarkan orang tua, lebih damai.(ajaran SUNDAYANA).
Berhubungan langsung dengan SANG PENCIPTA tidak butuh gedung mewah, hanya dengan  hati bersih manusia dapat terhubung dengan SANG PENCIPTA  di alam semesta.

di jual rumah tanpa perantara (materi)
beribadat kepada Sang Pencipta tanpa perantara(spiritual)

menjadi  insaa manusia yang tahu JATIDIRI 
menjadikan BANGSA yang BERDAULAT

tidak akan mudah di provokasi bangsa asing, Arab  dan  Amerika yang berperang kenapa harus rakyat Indonesia saling baku hantam?

video ini menjelaskan definisi TUHAN dan AGAMA



Menjadi BANGSA YANG BERDAULAT adalah BANGSA YANG MENGHARGAI KULTUR BUDAYA ASLI NYA.

Isilah kemerdekaan ini dengan mencari PENGETAHUAN bukan PENDIDIKAN.

Menggali dengan bijaksana ajaran-ajaran asing. 


Sampurasun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar