Kamis, 21 Desember 2017

Sunan Giri.

Sunan Giri lahir di Blambangan tahun 1442, adalah seorang Walisongo  pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur.
Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Jawa.
Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan Joko Samudro.
Sunan Giri adalah anak Maulana Ishaq, seorang mubaligh yang datang dari Asia Tengah yang menikah dengan Dewi Sekardadu  putri dari Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir kekuasaan Majapahit.

Pangeran Giri (alias Sunan Giri) merupakan cucu Putri Pasai dan Dipati Hangrok (alias Brawijaya VI).
Perkawinan Putri Pasai dengan Dipati Hangrok melahirkan seorang putera yang  menikah dengan puteri Raja Bali, dan  melahirkan Pangeran Giri.
Putri Pasai adalah puteri Sultan Pasai yang diambil isteri oleh Raja Majapahit yang bernama Dipati Hangrok (alias Brawijaya VI). 
Pernikahan Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu (putri tunggal Menak sembuyu),
melahirkan Joko Samudro dibawa ibunya ke Ampeldenta (kini di Surabaya) untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. 

Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan 
Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja'far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad an-Naqib, Isa ar-Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali' Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar), Ibrahim Zainuddin Al-Akbar As-Samarqandy (Ibrahim Asmoro), Maulana Ishaq, dan Ainul Yaqin (Sunan Giri).

Sayyid Abdul Malik lahir di kota Qasam, Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah dengan gelar "Al-Muhajir Ilallah".
Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini, guru besar dari Tarim, Yaman, keluarga Azmatkhan (yang merupakan leluhur Walisongo adalah dari Qabilah Ba'Alawi asal Hadramaut dari gelombang pertama yang masuk di nusantara dalam rangka penyebaran Islam.
Sejarah panjang perkawinan silang yang ekstensif, terutama dengan bangsawan lokal, kebanyakan dari keturunan Azmatkhan secara fisik dan budaya tidak dapat dibedakan dari penduduk setempat.
Di Indonesia, tidak jarang anggota keluarga Azmatkhan memiliki gelar kerajaan turun temurun seperti Raden, Tubagus, Masagus, Masayu, Kemas, atau Nyimas.
Mereka mempertahankan identitas Indonesia dan keturunan Azmatkhan pada saat bersamaan, bahkan beberapa dari mereka tidak dapat melacak nenek moyang mereka lagi.

Dalam sejarah Asia Tenggara, keluarga Azmatkhan tercatat telah mendirikan beberapa kerajaan di Indonesia, serta menjadi raja di beberapa kerajaan di Asia Tenggara.
Di antara kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh keluarga besar Azmatkhan adalah,”
  • Kesultanan Banten,
  • Kesultanan Palembang,
  • Kesultanan Pajang, dan
  • Kerajaan Sumedang Larang.
  • Kerajaan Champa,
  • Kerajaan Pattani,
  • Kesultanan Kelantan,
  • Kesultanan Cirebon, dan
  • Kesultanan Demak,


Keturunan Azmatkhan berhasil menduduki kursi pemerintahan sebagai raja atau sultan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar