Senin, 13 Maret 2017

perjalanan Gunung Padang................

perjalanan Gunung Padang pada dimensi yang lebih tinggi.

Gunung Padang situs megalitik yang di akui dunia sebagai piramida tua berumur lebih dari 12 ribu  tahun.
Piramida yang jauh lebih tua dari piramida Giza di Mesir yang berumur lebih kurang 6000 tahun.
Situs megalitik Gunung Padang menyimpan dan menguak misteri leluhur SUnda nusantaRA.

Loket penjualan tiket masuk yang sangat murah, hanya Rp 4.000  saja.
Pintu masuk dengan penyambutan ramah dalam pakaian adat SUNda dengan IKET di kepala dan senyum manis mojang ParaHYANGan.
Pengunjung langsung dapat melihat sumber mataair "CIKAHURUPAN".
Banyak pengunjung yang mengisi botol kosong mereka dengan air CIKAHURIPAN untuk di bawa pulang.

Dua jalur tangga 175 meter dan 300 meter untuk mencapai puncak Gunung Padang.
Menapaki tangga 175 meter yang agak curam dan menantang adalah kenikmatan tersendiri.
Rasa tak sanggup dalam hati berkecambuk.
Tapak langkah oleh mata yang memperhatikan ukiran atau tanda-tanda pada setiap anak tangga telah membuat diri lupa akan curam nya anak tangga yang harus di daki.

Duduk santai meluruskan kaki di mulut tangga pendakian memberikan sensasi  perasaan yang tak tergambarkan.

Puncak gunung yang ramai oleh para pendaki dengan keasyikan nya dalam masing-masing kelompok.

Duduk di "PINTU MASUK", melepaskan rasa lelah............
"Pak Bhasis.... getaran seperti gempa....!", dan getaran itu kembali terulang.

Mengikuti Pak Bhasis menapaki situs KUJANG
Situs Tapak Maung, meletakan telapak tangan pada situs tapak MAUNG, kami kembali merasakan getaran sepertu gempa!.
Situs Kanuraqan......... . meletakan tangan pada situs Kanuragan.... getaran kembali terasa lebih kuat, dan telinga mendengar bisikan untuk duduk sebentar saja di bawah pohon kemenyan di samping situs Kanuraqan akan setara dengan meditasi selama 20 tahun.
Duduk manis di bawah pohon kemenyan menyebarkan bau harum yang menakjubkan.................
Saat berdiri seorang Haji dari ujung sebrang menghampiri kami dan mengatakan,"IBU PENUNGGU TEMPAT INI".
Hanya senyum mendengar pernyataan Pak Haji yang mengaku datang dari Ckarang.
Kami mengajak Bapak Haji untuk bersujud di situs SINGGASANA....... saat itu juga hujan deras mengguyur kami yang sedang bersujud di situs Singgasana.
Semua pengnnjung meninggalkan puncak gunung dan berteduh di warung di samping puncak situs.

Hanya kami bertiga yang tetap sujud dalam deras nya hujan.
Pak Haji membasuh muka nya dengan air hujan yang jatuh  pada batu situs SINGGASANA dan mengusapkan ke wajah nya,  kami bertiga tetap bersujud.
Saat kami berdiri, saat itu juga hujan berhenti!.
Pak Bhasis menyadarkan kami bahwa walaupun hujan deras mengguyur kami saat bersujud di situs SINGGASANA tak membuat baju kami basah.

Kami turun menapaki tangga 300 meter yang lebih landai.

Kami turun dengan bersemangat karena badan terasa sangat sehat, menurut penelitian yang telah banyak dilakukan para ahli situs megalitik Gunung Padang memancarkan getaran  gelombang elektromagnetik yang sangat kuat yang dapat menyehatkan tubuh manusia.

Menuruni tangga yang nyaris penuh sesak oleh pengunjung yang baru tiba, tangan berpengangan pada pagar tangga.

Panjang anak  tangga sejauh 300 meter kami langkahi dengan riang gembira.

Kakek dan nenek dalam teduh nya payung duduk di luar tangga bagai pengemis.

Kami duduk sejenak menyempatkan bicara dengan kakek dan  nenek. Usia mereka sudah sangat sepuh.

Kakek mengatakan kepada kami, bahwa kami di panggil untuk datang ke tempat ini??

Doa lengkap terucap dari mulut nenek yang  amenerapkan telunjuknya pada jari-jari yang sedang mengenggam tangga.

Kakek menceritakan   asal nenek moyang kami.......dan mengatakan "... dipanggil untuk datang ke tempat ini yang merupakan bagian dari tugas yang harus dilaksanakan dalam kehidupan dunia fana saat ini".


Sampurasun.....................


Tidak ada komentar:

Posting Komentar