Selasa, 14 Maret 2017

perjalanan ke Baduy Tanah Leluhur

Jumat, 3 Maret 2017.
Pagi hari dari station Depok membeli tiket comuterline  tujuan  Tangerang seharga Rp 6 000,-
Langkah pasti dengan tujuan akhir kota Bandar Lampung.

Di station Duri yang  merupakan station transit berganti kereta arah Tangerang.
Bersyukur masyarakat Indonesia ini sangat baik hati, mereka menanyakan tujuan utama  adalah kota Merak mereka menyarankan  untuk membeli tiket  ke Rangkas Bitung.

Tiket ke Rangkas Bitung di beli dengan harga Rp 5 000 dari station Duri menempuh waktu perjalanan 2 jam untuk tiba di Rangkas Bitung.

Tengah hari tiba di ststion Rangkas Bitung, perut keroncongan juga.

Kupat tahu adalah pilihan yang enak  dinikmati di siang hari dengan sebotol minuman dingin segar.

Rangkas Bitung, kota yang baru pertama kali di kunjungi.

Bertanya pada penjual kupat tahu bahwa dari Rangkas Bitung tak jauh untuk mencapai  ke daerah Baduy.

Seorang ibu memperkenalkan diri dan berbaik hati mengajak menginap di rumahnya, di Ciminyak.
Dari Rangkas Bitung kami naik F1(Fo\rmula One) menyusuri desa demi desa dan hutan di tempuh dalam waktu hampir 3 jam perjalanan.

Perjalanan mengasyikan karena jalan yang tampak berujung langit..........
Sore hari baru tiba di desa Ciminyak.

Pagi hari sarapan nasi uduk ala kampung Ciminyak, baru kali ini menikmati nasi Lebak Banten yang nikmat. Rasa nasi yang sangat berbeda yang biasa di nikmati di kota besar.
Bulir nasi nya besar-besar dan enak, sangat enak.
Rasa syukur dapat menikmati sebungkus nasi yang sangat enak.

Di antar ojeg melewati kelurahan Munjang,...... Leuwi Damar dan beberapa desa yang tak dapat saya hafal dan melewati hutan lindung.

Duduk manis di atas ojeg  motor yang akhirnya sampai di rumah Jaro di Ciboleger.

Desa adat yag resik dan bersih, sangat nyaman berada di sana.

Tak terucap kata, hanya sorot mata penduduk yang mampu bicara kepada setiap pendatang dan pengunjung desa adat.

Rumah bambu atap rumbia dengan lantai bambu yang mengkilat, duduk di teras  atau tepas rumah Jaro di suguhi pisang goreng dan teh hangat menambah hangat suasana.

Berbagi ilmu kehidupan dengan Jaro, ilmu pengetahuan  alam yang tak akan di dapat di bangku sekolah.

Ciboleger merupakan salah satu pemukiman Baduy Luar.

Jalan desa dari tanah dan batu yang di susun rapi mengikuti struktur alam sangat indah....

Mencapai lokasi Baduy Dalam  di butuhkan waktu berjalan kaki dalam waktu tempuh  3 jam bagi orang Baduy  dan 5 jam bagi tamu.
Lokasi Baduy Dalam harus di tempuh dengan berjalan kaki, tak ada pilihan lain.

Seorang Bapak Baduy Dlam memberikan alternatif yang sangat bangus, Baduy Dalam dapat di japai dengan jarak tempuh jalan kaki selama 15 menit dari arah Cijeruk.

Hati berteriak gembira....

Harus datang kembali dan melalui Cijeruk........... untuk masuk ke Baduy Dalam.

Puas hati telah menginjakan kaki di tanah Baduy, tanah leluhut nenek moyang.

Perjalanan berlanjut dari Ciminyak menuju Sajira desa kecil dengan menggunakan ojeg.
Dari Sajira dengan menggunakan angkot  kembali menuju Rangkas Bitung yang di sambung angkot menuju Pandeglang.
Dari Pandeglang naik bis menuju Serang yang dilanjutkan dengan berganti bis menuju Merak.

Dari Merak menuju pelabuhan kapal ferri membeli tiket seharga Rp 13.000

Menikmati semilir angin laut di atas ferry penuh rasa syukur dan putus asa.

Kapal ferri bersandar di pelabuhan Bakauheni, naik bis menuju kota Bandar Lampung dengan tiket seharga Rp 30.000 yang di tempuh hampir 3 jam untuk sampai di terminal Rajabasa.

Hari telah berganti...........

Perjalanan hidup yang dilalui dan di jalani  sungguh mengasyikan, berkelana seorang diri mengikuti jejak langkah kaki entah kapan dan kemana tujuan selanjutnya,  yang sesungguhnya nyaris tanpa rencana.

Salam backpacker.

Sampurasun.....................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar