Kamis, 26 Oktober 2017

ERA EMAS INDONESIA.

Hung..... Ahung, 

Era emas atau meminjam mitologi Yunani "Golden Age".
Era emas adalah era kesejahteraan dan kelimpahan bagi umat manusia.
Manusia menerima kelimpahan alam semesta tanpa harus  bersusah payah.
Era emas Indonesia adalah segera... menyusul Kasepuhan Adat Ciptagelar syang edang menggelar ERA EMAS di Kasepuhan Adat Ciptagelar.

(Nuansa ribuan tahun lalu bagai di negri dongeng itulah perasaaan yang di dapatkan saat memasuki gerbang.................CIPTAGELAR).
.

Era emas telah di gelar di Kasepuhan Adat Banten Kidul, 

Kasepuhan Adat Ciptagelar, 

 Abah Anom Ugi Sugriana Rakasiwi, 

sebagai sepuh, orang tua bagi semua orang di Ciptagelar atau Budak Angon.

Abah Anom Ugi




Sesuai dengan apa yang dikatakan Nikola Tesla, bahwa bila manusia tidak serakah, manusia akan hidup sejahtera di bumi ini.

Kultur budaya adat Kasepuhan Ciptagelar memelihara harmoni yang indah dengan alam semesta, sehingga alam semesta member kelimpahan. Mereka hanya memanen padi setahun sekali dengan hasil yang sangat berlimpah.  Kelimpahn alam semesta berupa padi di simpan dalam "leuit" atau lumbung padi yang jumlahnya sangat banyak (+600 leuit).
Dalam "leuit jimat" atau leuit utama terdapat benih padi yang sudah berumur ratusan tahun.
Bibit yang terpelihara karena aturan adat yang harus ditaati.

Cadangan surplus padi di desa adat cukup untuk beberpa tahun ke depan.

Aturan adat yang ketat membuat kultur budaya asal di Kasepuhan Ciptagelar tetap lestari dan akan tetap ada.

Lingkungan alam terpelihara karena masyarakat yang patuh pada tatanan adat yang bijaksana.

Kasih sayang  alam semesta tercermin dari melimpahnya hasil bumi untuk pangan.

Ibu Bumi memberi kelimpahann kepada manusia yang memberi kasih sayang terhadap bumi.
Masyarakat Kasepuhan Adat Ciptagelar menimati "ERA EMAS", era kelimpahan dan sejahtera.
Hidup tenang dan damai di bawah lindungan Ketua Adat.
Adil dan makmur dapat dirasakan di Ciptagelar.

Penanggalan adat adalah pada upacara besar SEREN TAUN pada penangggaln tahun 648.

Kepemimpinan "kuno" atau "tidak modern", ternyata lebih mampu membuat masyarakat adat hidup  damai dan sejahtera tidak kekurangan pangan.

Menikmati hidup sebagi manusia hakiki dan bermartabat yang dekat kepada Sang Maha Pencipta dan leluhur.
Leluhur memberi berkah dan Sang Pencipta mencurahkan rezekinya.

Nilai spiritual/aturan adat  yang benar  dan ditaati telah mengangkat nilai moral manusia yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki dan martabat.

Tujuh turunan untuk pelanggar adat, dengan cara itu aturan adat di taati dan dipatuhi.
Aturan ketat demi kesejateraan bersama dan demi kebersamaan.

Komunitas yang layak dihargai, dan sudah seharusnya membuka mata seluruh bangsa di dunia.
Bahwa kalau saja manusia tidak serakah, maka bumi ini adalah tempat yang damai dan sejahtera.
Bukti sudah digelarkan bahwa kultur budaya asal Indonesia mampu menata kehidupan manusia dengan alam semesta dengan bijak.

Tidak menolak teknologi, karena di Kasepuhan Ciptagelar memiliki listrik, studio tv dan lain sebagainya.....

Teknologi tepat guna  diterapkan di Kasepuhan Ciptagelar  olehAbah Anom membuktikan bahwa tanpa melanggar adat dan tetap mengikuti kemajuan zaman.. Tindakan bijaksana seorang pemimpin adat.

Dikasepuhan adat terpelihara harkat dan derajat manusia , nilai-nilai luhur sebagai manusia yang hakiki, manusia mulia. Manusia yang tidak mementingkan diri  sendiri. Manusia yang tahu jati diri dan tahu tujuan nya hidup di bumi ini.

Tak hanya manusia, hewan dan tumbuhanpun hidup bahagia dan sejahtera di Ciptagelar.



Kasepuhan Adat Ciptagelas adalah miniatur Indonesia Merdeka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar