Selasa, 24 Oktober 2017

Kerajaan Galuh

Wretikandayun putra Raja Kandiawan putra Raja Putra Suraliman putra Raja Maha Guru Manikmaya. 
Wretikandayun (nama masih kanak-kanak sang Amara), Raden Daniswara (dani = kerbau) lahir 0513 Caka (0619 Masehi), usia 21 – 111 tahun.

Raja Wretikandayun adalah Raja pertama di Kerajaan Galuh yang memerintah di Kerajaan Galuh dengan gelar Maharaja Suradarma Jayaprakosa dari tahun 612 Masehi sampai 702 Masehi sebagai kelanjutan dari Kerajaan Kendan.
Maharaja Suradarma Wretikandayun mendirikan  Kerajaan Galuh.
Istrinya, Dewi Manawati (nama kanak-kanak) atau Manakasih atau Pwahaci Bungatak Mangalengale (nama remaja) dan gelar Prameswari Déwi Candrarasmi putri Resi Makandria. Pernikahanya melahirkan 3 orang Putra, yaitu:

  1. Sang Jatmika, Rahyang Sempakwaja, Resiguru di Galunggung, lahir 542 C (639 M).
  2. Sang Jantaka, Rahyang Kidul, Rahyang Wanayasa, Resiguru di Denuh (sekarang masuk wilayah Kampung Daracana, Desa Cikuya, kecamatan Culamega, Tasikmalaya Tasikmalaya, Selatan), lahir 544 C (641 M).
  3. Sang Jalantara, Rahyang Mandiminyak, putra mahkota Kerajaan Galuh, lahir 546 C (643 M).
Sang Kandiawan, ayah Sang Wretikandayun, menjadi raja Kendan hanya 15 tahun (597-612 M).
Sang kandiawan menyebut dirinya dengan gelar Rahiyangta Dewaraja, dan ketika menjalankan hidup sebagai rajaresi ia bergelar Rahiyangta di Medang jati atau terkenal juga dengan nama Sang Layu Watang.
Dialah yang membuat Sanghiyang Watang Ageung.
Wretikandayun dinobatkan menjadi raja Kendan menggantikan ayahnya pada 23 Maret 612 M, pada usia 21 tahun. Dan setelah menjadi raja Wretikandayun tidak berkedudukan di di Kendan atau di Medang Jati, tidak juga di Menir. Tetapi ia mendirikan pusat pemerintahan (ibukota) baru, yang kemudian diberi nama Galuh (permata).
Dengan demikian tahun 669 M, dianggap sebagai awal dari Kerajaan Galuh yang mandiri. 
Sang Wretikandayun ber­kuasa di Kerajaan Galuh pada tahun 534-­592 Saka (612/3-670/1 Masehi).
Pada tahun 695 M, Rahyang Mandiminyak, Putra mahkota Galuh menikahi Dewi Parwati, anak Ratu Sima dengan Kartikeyasinga, raja Kalingga yang berkedudukan di Jawa Tengah karena itulah Mandiminyak tinggal di Kalingga menjadi penguasa Kalingga Utara.

Pada tahun 702 M Rahiyang Mandiminyak menerima tahta Kerajaan Galuh menggantikan ayahnya Wretikandayun yang berkuasa selama 90 tahun, sehingga Rahiyang Mandiminyak berkuasa di dua negara, yaitu Kerajaan Kalingga (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan Galuh (di Tatar Sunda). Posisi Rahiyang Mandiminyak sangat kuat sekali, dan pada tahun 703/704 M, Mandiminyak menjodohkan cucunya, Sanjaya, Rakai Mataram putra Bratasenawa putra Mandiminyak, dengan Dewi Sekar Kancana (Teja Kancana Ayupurnawangi) putri Rakyan Sundasembawa (mati muda) putra Sri Maharaja Tarusbawa. Cucu mantu Raja Sunda, Sanjaya, Rakai Mataram berkedudukan di Pakuan Bogor. Karena itu kekuasaan Kerajaan Galuh pada masa Mandiminyak sangatlah luas, yaitu dari timur sungai Citarum hingga Hujung Galuh (sekarang Surabaya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar