Sabtu, 22 April 2017

belajar hidup

pelajaran hidup yang sesungguhnya adalah kehidupan itu sendiri!

Pelajaran yang tidak akan di dapatkan di bangku pendidikan formal.
Apapun yang terjadi dalam kehidupan manusia itu adalah seni kehidupan. 
Semakin banyak warna hidup yang di alami akan menambah indah lukisan kehidupan.

Hasilnya adalah apakah manusia mau belajar dari kehidupannya??.

Menerima hidup ini dengan pasrah??
atau 
Hanyut dalam keadaaan atau situasi??

Hasilnya sama saja, bila manusia tidak mengambil pelajaran kehidupan dari hidup yang di dapatkannya.

Belajar untuk hidup telanjang, tanpa pakaian status, tanpa topeng, dapatkah manusia berbuat demikian??.

Tatanan dunia dengan gaya hidup global, penuh tuntutan.

Mensyukuri nasib baik atau menyesali nasib kurang beruntung, tidak mengubah manusia, kehidupan berjalan menjadi rutinitas hidup, nyaris tanpa warna.

Berhenti sejenak!.
Masuklah ke dalam kehidupan masyarakat umum, nikmati, lihat dan renungkan!.

Pelajaran kehidupan dapat diambil dari sekeliling, menyaksikan bagaimana manusia lain berjuang untuk mempertahankan kehidupan.

pekerja keras >< pemalas
pintar >< bodoh
kaya >< miskin
cantik >< jelek
alim >< brutal
.......
dan lainnya, banyak sekali.......... 

lihatlah alam semesta yang adil, sinar matahari memberi kehangatan kepada semua umat manusia di bumi

Nilailah diri sendiri dengan jujur, 
"siapakah aku?".
Kenalilah diri sendiri dengan sebaik-baiknya, untuk mendapatkan jatidiri.

Merenung sejenak.........

dunia yang penuh dengan warna kehidupan.

kultur budaya asal telah di turunkan oleh orang tua;
  • nilai moral
  • sopan santun 
  • tatakrama
  • welas asih


Ada saat dimana  manusia dapat memilih warna kehidupan dan ada saat dimana manusia terjebak dalam nasib dan takdir  tanpa pilihan hidup.

Sampai pada kesadaran jiwa dan raga!.

Raga fana ini terperangkap rasa dahaga dan lapar akan segala nafsu duniawi, kemegahan, kekayaan, kehormatan dan kekuasaan. 

Ajaran dalam kultur budaya asal membatasi keinginan atau nafsu raga yang fana dan kekuatan mengendalikan keinginan raga ada pada jiwa manusia.

Komunikasi dengan jiwa berupa suara hati  membentuk karakter manusia. Oleh sebab itu manusia harus melatih jiwa.  Menanamkan nilai-nilai luhur sebagai manusia, membentuk karakter manusia ber martabat dan ber harkat serta memiliki hakikat kemanusiaan.

Pengalaman hidup manusia adalah bahan pelajaran yang akan meningkatkan diri manusia menuju martabat dan harkat yang lebih tinggi, sehingga mengerti akan hakikat nya sebagai manusia yang dapat memberi makna dalam hidup pribadi, lingkungan dan umat manusia secara umum.

Mengolah jiwa  merangkai kata membentuk makna!.
Mengolah jiwa merangkai kehidupan, membentuk manusia  sejati,
Manusia yang memiliki nilai kearifan yang tinggi, bijaksana dan adil palamarta.

Manusia menjadi bijaksana  adil palamarta bila nilai-nilai kearifan yang dimiliki nya diterapkan kepada dirinya sendiri dan orang lain.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar