Jumat, 28 April 2017

PERCAYA ATAU TIDAK


PERCAYA ATAU TIDAK PERCAYA KERAJAAN SUNDA NUSANTARA ADA, YANG TAK LUPUT DARI KUASA TUHAN YANG MAHA ESA (Allah SWT)

Ketikan ini merupakan sumbangsih pemerhati sejarah dan sebagai sebagian pembuktian serta pengetahuan yang harus perlu di teliti lebih dalam, akan keberadaan dari Kerajaan Maharaja Sunda, Benua Sunda, Sunda Nusantara (atau Sunda Archipelago;Sunda Besar dan Sunda Kecil) Sunda Pacific, Sunda Malay, Asia Minor dengan mencakup seluruh kesatuan wilayah Sunda (Teritorrial Integrity), Sunda Territory, Sunda Geography adalah merupakan bukti atau fakta yang tidak dapat dibantah/dipungkiri/diubah/disembunyikan/dihilangkan sejak berabad-abad yang lalu, pada masa sekarang, masa yang akan datang bahkan hingga akhir zaman sekalipun; kita tak dapat lari dari kenyataan sejarah : 
WE CANNOT ESCAPE FROM HISTORY (ABRAHAM LINCOLN)

Informasi ini menunjukkan sepak terjang seorang Kaisar Kerajaan Sunda Nusantara yang berjuang untuk meluruskan sejarah dan kemakmuran rakyatnya sebagai amanat Ayahnya dan para leluhur Kaisar Sunda Nusantara. Keberadaan Kerajaan Sunda Nusantara sebagai Induk bangsa dan akar sejarah ibu pertiwi kita. Sunda Nusantara bukanlah negara lama maupun separatis. Semenjak wafatnya Al Misri II keberadaannya tercoreng buruk oleh sekelompok orang. Keluarga Kerajaan Sunda Nusantara bukan lah orang tidak berpendidikan yang di beritakan di media masa. Walaupun keberadaanya tidak di perhatikan oleh Pemerintah RI bahkan kabarnya di tindas oleh sekelompok orang militan di Curug sekitar tahun 1976. Syukur Alhamdulilah berkat perjuangan untuk hidup, keturunan Al Misri dan Al Misri II dapat sekolah di luar negri dan di beberapa Universitas ternama di Indonesia dan berkerja di berbagai instansi pemerintah. Semenjak wafatnya Al Misri II pihak keluarga kerajaan bersepakat untuk tidak melanjutkan perjuangannya karena tidak bisa mengemban amanah yang berat itu jadi pihak Keluarga bersepakat untuk mengembalikan masalah ini ke pemerintah Republik Indonesia. Kemunculan berita adanya sebuah organisasi sunda nusantara merupakan sekelompok orang yang sangat berani mau mencoba bermain api politik padahal dari pihak keluarga kerajaan sepakat tidak mempermasalahkan ini kembali semenjak wafatnya Al Misri II. Ketika pemberitaan munculnya FKMSN saya melihat di Metro TV bahwa wartawan Metro TV mencoba mencari fakta di balik itu dengan mengunjungi salah satu keluarga Kerajaan Sunda Nusantara di Jakarta dan di Bogor dan tanggapan dari salah satu Keluarga Kerajaan yang namanya hampir serupa dengan nama panjang Al Misri II. Beliau mengatakan Tanya saja kepada pemerintah RI dan mengenai kemunculan FKMS beliau berkata saya baru tau itu di TV dan saya tidak pernah bergabung dengan forum itu bahkan tidak pernah kenal dengan mereka.

Ketikan di bawah ini adalah informasi keberadaan Kaisar yang telah dipublikasikan di berbabagai surat kabar nasional maupun internasional seperti yang saya dapat dari Koran Merdeka dan Inti jaya pada tanggal 4 oktober 1998 dan Inti Jaya 20-26 November 1998 dengan judul Penguasa Mengkhianati Bangsa Sendiri, Datang Seorang Kaisar, Persatukan Indonesia(Koran Inti Jaya) dan Indonesia Menduduki Wilayah Kekuasaan Wilayah Saya (Koran Merdeka)

Kekaisaran Sunda Nusantara yang dulu megah dan termasyur, kini tinggal kenangan dan puing-puing bangunan. Bangunan indah dan tumpukan puing-puing itu meninggalkan panorama wisata yang menarik. Karena itu bangunan kekaisaran tersebut dijadikan objek wisata terpesona . Di tengah krisis bangsa yang berkepanjangan saat ini, muncul pengakuan seorang laki-laki berusia 36 tahun sebagai Kaisar Sunda Nusantara asal Bogor, Jawa Barat, keturunan Prabu Siliwangi yang bergelar Kaisar Maharaja Syarief Abul Mafachir Muhammad Heroeningrat Al Misri II. Kaisar Al Misri II, pria setengah baya yang tampak parlente, berwibawa dan mengaku berdarah biru, kekaisaran Sunda Nusantara terus mengalir dalam denyut nadinya. Pengakuan laki-laki setengah baya sebagai keturunan kaisar tersebut terlihat ketika Inti Jaya mencoba mendapatkan silsilah kaisar sampai pada garis Al Misri II yang berjuang untuk menyelesaikan sengketa wilayah kekaisaran dengan Indonesia. Kepada Inti Jaya, Al Misri II mengisahkan panjang lebar bahwa beliau sebagai kaisar Sunda Nusantara keturunan dari Raja Maharaja Sultan Ahmad (tahun 1810) keturunan dari Prabu siliwangi dan Brawijaya V Mojopahit. Putra dari almarhum yang wafat pada usia 85 tahun dan dimakamkan di Curug , Tanggerang tanggal 12 November 1989 di Bogor. Disebutkan gelar yang diembannya hingga kini adalah Majesty Sri Paduka Yang Mulia Baginda Maharaja Kaisar Kanjeng Pangusten Emperor Sultan Agung Prabu Syarief abul Mafachir Heroeningrat Siliwangi Al Misri II.
Saya siap bertanggung jawab bila terjadi sesuatu di kemudian hari. “katanya dengan suara tegas. Terasa aneh memang, karena fenomena ini seperti menegaskan kehadiran seorang yang mengada-ada selama ini, di wilayah Sunda, kekuasaan kerajaan jelas sudah terkubur sejarah. Tinggal puing-puing, tempat dan bangunan yang tak lebih dari sekedar obyek wisata. Al Misri II mengaku kemunculannya kembali, setelah sekian lama menahan diri karena kehidupan politik dan upaya demoktratisasi di Indonesia tidak banyak menyelesaikan masalah. Untuk menuju penyelesaian, katanya Indonesia harus menganut sistem Negara Monarki democrat Parlementer. Dengan sistem ini katanya yang memerintah adalah seorang Perdana Menteri dan Kaisar sebagai symbol kesatuan bangsa di Nusantara. Pikiran dan Inspirasi itu muncul dari sanubari sang kaisar ketika melihat drama sengketa wilayah kekuasaan Kekaisaran Nusantara dengan Indonesia hingga saat ini.

Bangsa dan Negara Indonesia saat ini tengah di landa berbagai krisis. Cobaan demi cobaan bangkit lewat berbagai peristiwa berdarah merengut banyak korban jiwa. Korban kekerasan selama reformasi menjadi beban bagi bangsa dan Negara. Mereka gugur ditangan saudaranya sendiri yang berbasiskan kekerasan oknum-okmun aparat di balik penguasa yang tidak bertanggung jawab. “Sebaliknya penguasa janganlah mengkhianati bangsa sendiri, karena nantinya berdampak pada memecah belah suku bangsa. “tegas Al Misri II, putra mahkota keturunan Prabu Siliwangi terakhir kepada Inti Jaya, di Jakarta.

Lebih lanjut dikatakannya, bila krisis semakin memanas, lalu dihadapi dengan kekerasan bahkan terkesan mengandu domba masyarakat, maka sebaiknya diselesaikan dengan kepala dingin. “Rakyat kita di masa sebelum reformasi maupun di tengah reformasi tidak pernah menikmati hidup secara normal. Mereka selalu bertemankan kesulitan, kesusahan sembako. Karena pemerintah atau siapa saja yang merasa memiliki kekuatan untuk mengandu domba rakyat dengan uang. “ujarnya.

Menanggapi adegan politik serta permainan pasar yang menyulitkan ekonomi rakyat kecil, Al Misri II Kaisar Sunda Nusantara mengatakan, semuanya bermula dari ulah pemerintah. Karena itu, sebaiknya jangan menyesengkarakan rakyat yang sudah jatuh tertimpa tangga lagi.

Sebagai bangsa Sunda Nusantara yang sejarahnya direkayasa Belanda, menurut Al Misri II, membuat Indonesia saling bermusuhan dan mengotak-kotakan bangsa ini. “Ini sangat disayangkan karena perlu dijaga kesinambungan. Dengan modal persatuan dan kesatuan bangsa sangat diharapkan agar bangsa ini tidak hancur hanya akibat ulah satu orang. “tutur Kaisar Sunda Nusantara itu tadi. Karena itu lanjutnya, agar bangsa ini tidak hancur, sebaiknya pemerintah sebagai pemimpin jangan lupa mereformasi diri.

Untuk membantu mengatasi kesulitan ekonomi bangsa, putra mahkota Keturunan Syah Prabu siliwangi terakhir, Kaisar Sunda Nusantara Maha Prabu Syarief Abul Mafachir Moehammad Heroeningrat ( Al Misri II) terus melakukan negoisasi internasional dengan dunia luar guna mendapatkan dana memperbaiki kehidupan rakyat. Rakyat bangsa Indonesia sebagai titipan dari Kerajaan Sunda Nusantara yang kini menjadi Indonesia., Al Misri II, katanya, punya kewajiban moral yang tinggi guna memperbaiki nasib bangsanya. Hal itu di tempuhnya sebagai panggilan pengabdian untuk melanjutkan perjuangannya ayahnya yang telah mempersatukan nusantara pada abad 16 hingga 18 SM (Sebelum Masehi).

Rakyat di era reformasi ini katanya, tertindas oleh penguasa baik rezim lama terutama titipan kekuasaan kepada rezim penerusnya kini “Janganlah melonggarkan krisis ini sampai berlarut, Karena akan menjadi incaran bangsa lain untuk bisa menjajah dan menguasai bangsa kita. “Ujarnya.

Hendaknya krisis bangsa tidak sampai membelah bangsa menjadi bagian-bagian. Karena Kepulauan Nusantara , katanya, dipersatukan dengan perjuangan mati-matian oleh para Kaisar dahulu. Al Misri II, yang menentang konsep Negara federal.

Dikatakan, bila Indonesia yang sudah bersatu, lalu kemudian dipecah belah hanya kepentingan politik individu, maka akan sulit untuk dipersatukan. “Sejarah bangsa yang telah dimanipulasi penguasa zaman pra-reformasi hingga kini harus kembali diluruskan ,”harapnya.

Berdasarkan dokumen-dokumen tentang Kerajaan Sunda Nusantara, Al Misri II sebenarnya seseorang laki-laki biasa, bapak dua anak. Sambil memeperlihatkan dokumen berupa sejumlah catatan yang dibawa sekretarisnya Al Misri II menegaskan beliau memiliki wilayah kekuasaan dari tahta Kaisar Maharaja Sunda Nusantara . Dokumen yang dilengkapi stempel Kerajaan Maharaja Sunda Nusantara, memperlihatkan kekuasaan Kekaisaran mencakup kepulauan Sunda Besar : Jawa., Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua Guniea (Irian), juga termasuk Sunda Kecil Madura, Bali, Flores, lombok, Maluku, dan Tmor (Timor Timur). Wilayah itu merupakan keutuhan dan kedaulatan kekaisaran Maharaja Sunda dari tahun 1810. Kaisarnya waktu itu Seri Baginda Kaisar Maharaja sultan Achmad yang ditipu oleh Thomas Stanford Raffles. Ia ditinggalkan sendirian ketika diajak berburu di pulau Sunda Banda, “jelasnya yakin. Seluruh wilayah Nusantara, tambahnya , dikuasai Raffles dengan cara menipu , lalu kekuasaan diberikan pada Williem Herman Daendels tahun 1816. Dalam perjalanan sejarah, akhirnya seluruh wilayah dikuasai Republik Indonesia yang merupakan Negara baru karangan Prof Adolf Bastian seorang Jerman berkewaganegaraan Belanda. Data tersebut oleh Al Misri II di jadikan sebagai dasar untuk mempermasalahkan kependudukan RI di atas wilayah kekuasaannya. Tak tanggung-tanggung beliau sudah membawa sengketa wilayah kekaisaran dengan Indonesia ke Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York dan kasusnya sedang diproses. Lebih lanjut dikatakan baginya, seluruh wilayah kedaulatan kekaisaran akan diambil alih. Karena semua itu diambil secara tidak sah menurut hukum internasional dan hukum alam sejak tahun 1945. Tak hanya itu, Al Misri II meminta pembayaran dari penghasilan dan pendapatan atas wilayah kesatuan Negara kerajaan Sunda. Termasuk pengembalian hak milik pribadi keluarga Kerajaan. Serta menuntut dikembalikannya Istana Merdeka, Istana Bogor, Istana Cipanas, dan Istana Surosoan Banten milik Kerajaannya

Keberadaan Al Misri II di jaman Order Baru sangat di takuti keberadaannya. Kerena itu tidak heran jika beberapa anggota keluarga Al Misri II pernah mendekap di sel karena di curigai akan berbuat makar. Namun keberadaan mereka diakui dunia Internasional, maka penahanannya tidak lebih dari 2 hari. Di tempat yang sama Al Misri II melalui sekretaris pribadinya , Menunjukkan CD (Corps Diplomatics). Dengan kartu CD yang isinya Simbol, bendera, keterangan, cap kerajaan, dan tanda tangan kaisar dapat dengan mudah dalam urusannya ke luar negeri. Karenanya, kata beliau, CD telah diuji kebenarannya saat dirinya membuat paspor Ke Brunei Darussalam. Diakuinya, hanya dalam waktu 3 jam semuanya telah selesai. Hal itu tak lain dari pengakuan hukum-hukum internasional yang mengakui keberadaan kekaisaran Sunda Nusantara. Al Misri II pernah melayangkan surat kepada pemerintah RI tahun 1976-1995. Mereka mengirimkan sebuah resolusi pada Menteri Dalam Negeri, Ketua DPR/MPR. Tanggal 14 April 1993 juga melayangkan resolusi pada masa Soeharto berkuasa sebagai ketua gerakan Non Blok, di Istana Merdeka. Belum lama ini, menurutnya sebuah resolusi juga dikirim kepada Presiden BJ Habibie. Kepada Merdeka surat tersebut diperlihatkan dan tertera nomor 99. Ed/ Rmaha/ Internat: Resol/Internat Settl/ South SE Asia, 14 September 1998 Very Imeddiate To Day Top Secret, dengan tanda terima oleh Mubaro lewat SekNeg. Menyertai surat tersebut juga diberikan surat untuk DPR/MPR, Menteri Dalam Negeri yang dilengkapi dengan nomor surat sesuai dengan missi kaisar. Menurutnya Raja Al Misri II mempunyai hubungan diplomatic dengan kerajaan-kerajaan di dunia seperti Inggris, Jepang, dan Belanda.

Selain itu Al Misri II selalu mengutamakan hubungan baik dengan pemerintah RI dengan berkunjung ke kediaman beberapa Tokoh Nasional dan diplomasi ke beberapa Negara melalui surat dan kunjungannya. Wallahualam biis sawab. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar