Rabu, 19 April 2017

JIWA DAN RAGA

JIWA TIDAK BERBICARA BAHASA MANUSIA.

MERENUNG!
Merenung adalah saat manusia berkomunikasi dengan jiwa.
Tatanan hidup manusia telah berubah drastis, tak ada waktu lagi untuk merenung.
Sejak usia dini manusia sibuk dengan aktifitas rutin.
Anak-anak sekolah, orang tua bekerja!, tuntutan kebutuhan "gaya hidup" telah membuat manusia tak memiliki waktu untuk "MERENUNG".

Manusia telah melupakan komunikasi jiwa, dan memberi kekosongan jiwa yang akan mudah dipengaruhi dengan "program mental" agama dan doktrin "media pelacur" untuk menciptakan manusia budak, "budak ekonomi".

Manusia saat ini menilai "sukses" secara ekonomi, fana, nihil dan nisbi.

Manusia telah lupa perjalanan selanjutnya setelah meninggalkan dunia fana ini,yang akan di sadari dan di dapatkan manusia saat manusia berkomunikasi dengan jiwa.

Jiwa  berkomunikasi  melalui simbol-simbol, metafora, arketipe, puisi,musik, perasaan yang mendalam dan mantra/sihir. Bahasa manusia sangat  terbatas untuk mengekspresikan  komunikasi gelombang elektromagnetik alam semesta.

Manusia harus memulai berkomunikasi dengan jiwa untuk mendapatkan kebijaksanaan yang mengubah hidupnya, mengenal jatidiri menjadi manusia cahaya yang bebas!.

Jiwa dan raga.
Raga manusia yang fana oleh rasa lapar, dahaga dan rasa ambisi yang penuh nafsu, membuat manusia tanpa sadar mengejar materi untuk memenuhi kebutuhan raga. Di perbudak oleh raga.
Lupa akan jiwa.

Saat manusia tertidur, jiwa akan tetap terjaga dan berjalan inter-dimensi di jagat raya, atau jiwa yang pasif terdiam karena tidak pernah berkomunikasi.

Memiliki jiwa raga yang sehat dan harmonis harus dicapai oleh manusia agar jiwa dapat mengendalikan raga melalui pikiran dengan berkomunikasi dengan jiwa.

Jiwa sangat erat terhubung dengan alam semesta. Menikmati indahnya alam semesta dengan segala isinya adalah cara terbaik mengikat hubungan jiwa dan raga.

Raga akan terpelihara oleh jiwa yang harmonis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar