Jumat, 28 April 2017

Pitutur para sepuh


Pitutur para sepuh tentang proses terjadinya Sunda Planet Bumi
·                  by LQ Hendrawan on Sunday, 22 April 2012 at 15:46

Awalnya Yang Maha Kuasa membentuk “Jagat Suwung”, yaitu ‘sesuatu’ yang gelap, kosong, hening. Tidak ada barat, timur, utara, selatan, singkatnya... sebuah keadaan yang sulit terciptakan (cipta = pikir).
Tahap selanjutnya Yang Maha Kuasa menghadirkan suatu suara seperti “Tawon Laksaketi” (berjuta-juta tawon) yang berbunyi “Huuuung...”. Dunia ilmu pengetahuan modern menyebutnya sebagai “Suara Kosmik”.
Dari pusat suara munculah jentik-jentik sinar cemerlang “Hyang Putih / Ingyang Putih”sebesar ‘sayap nyamuk’. Dalam bahasa ilmu pengetahuan modern model ini disebut “molekul cahaya”. Semakin lama semakin menggumpal, membesar dan terus membesar.
Gumpalan, kumpulan molekul (atom ?) itu semakin lama semakin besar dan memadat maka jadilah “Sang Hyang Tunggal”, sebuah sumber cahaya gemilang yang agung dan suci serta tidak ada bandingnya.
Atas kehendaknya (Yang Maha Kuasa ?), Sang Hyang Tunggal memecah dirinya menjadi beberapa bagian dan menyebar di Jagat Suwung. Ilmu pengetahuan modern menyebutnya sebagai “Big Bang”, istilah itu dipelopori oleh Stephen Hawking.
Pecahan dari Sang Hyang Tunggal menyebar mengisi Jagat Suwung dan kembali menjadi jentik-jentik sinar yang berpencar. Saat ini kita mengenalnya dalam tiga (3) kelompok : Kartika (Bintang), Surya (Matahari), Chandra (Bulan) atau sering disebut sebagai susunan “Tata Surya”.
Salah satu dari milyaran tata surya pengisi Jagat Suwung adalah Matahari kita yang dikelilingi oleh planet-planet, dan planet-planet tersebut pun hasil pemisahan (ledakan) dari Matahari itu sendiri.
Maka, Matahari kita itu merupakan putra dari Sang Hyang Tunggal dan atau cucu dari Hyang Putih.
Matahari dikenal sebagai Sang Hyang Manon atau lebih populer disebut Batara Guru yang artinya adalah “yang senantiasa memberikan / menyampaikan penerang sebagai cahaya kehidupan (*gerak)”.

1.  Arti Kata “Sunda”.
Matahari adalah “api sejati yang sangat besar” dan dituliskan dalam susunan kata SU(sejati) – NA (api / geni / agni) – DA (agung / besar / gede) atau sering disebut sebagai SUNDA.
Kita dapat menemukan istilah “Sunda” dalam beberapa penamaan seperti; Gunung Sunda (+Purba), Selat Sunda, Sunda-Ra, Kepulauan Sunda Besar – Sunda Kecil, dst. Bahkan seorang filsuf Yunani, Plato menyebutnya sebagai Sunda-Lan atau Ata-Lan atau boleh jadi artinya sama dengan Atlan (Atlantis).
Maka, Sunda sama sekali bukan nama sebuah ras atau suku pun etnis, apalagi hanya berupa batas wilayah sebesar Jawa-Barat. Sebab, Sunda merupakan tatanan besar yang berlandas kepada nilai-nilai filosofis “ke-Matahari-an”.
~kaisarmatahari66@gmail.com~
Betul bahwa pusat “Sunda” itu ada di Jawa Barat hal tersebut karena keberadaan Gunung Sunda Purba / Gunung Matahari / Gunung Batara Guru / Gunung Cahaya, dalam bahasa Yunani kuno disebut sebagai Gunung Olympia (Olympus = Cahaya) dikenal sebagai tempat tinggal para dewa. Hal ini pula yang menyebabkan mayoritas wilayah di Jawa-Barat menggunakan istilah “Ci” artinya “Cahaya”. Istilah ”Ci” tentu tidak sama dengan “Cai”  yang berarti kemilau yang dipantulkan dari permukaan tirta / banyu / apah / air.

2. Sang Guru Hyang & Da Hyang Sumbi

Dari cerita Wayang Purwa dikisahkan bahwa Batara Guru jatuh cinta kepada Batari Uma / Dewi Uma. Batari Uma berobah menjadi Batari Durga & dikawini oleh Batara Kala. Arti kata “Guru” adalah yang selalu bersinar / senantiasa menerangi / pemberi kebenaran. Sedangkan arti kata “Batara” ialah “yang menyampaikan (yang menyinari) gerak kehidupan”.  
Dalam pikukuh Sunda keluhuran budi-pekerti & dharma bakti agung pada diri seseorang menyebabkan ia layak (disetarakan) sebagai sosok “Guru”. Adapun derajat yang tertinggi dan paling sepuh disebut Sang Guru Hyang (Sang Guriang) yang artinya adalah Saka Guru(Guru yang Tertinggi / Puncak tertinggi dari segala Guru / Cahaya) dan itu sama dengan Matahari disisi lain hal tersebut maknanya sama dengan “Sunda”.

Batari Uma (Ma / Umi / Ambu / Ibu / Umbi / Bumi) sesungguhnya merupakan pecahan dari Matahari (Batara Guru / Sunda), didapat dari hasil ledakan besar yang kemudian bergerak mengeliling Matahari menjadi bagian dari Tata-Surya (Solar System).

Batari Uma atau Dewi Uma pada mulanya bersinar terang seperti halnya Batara Guru, namun lama-kelamaan sinarnya semakin padam dan permukaannya berobah menjadi tanah yang bergelombang. Tentu saja hal tersebut akibat ia menjauh dari Matahari (Batara Guru), kejadian itu diumpamakan sebagai “kutukan” Batara Guru kepada Dewi Uma yang kemudian berobah nama menjadi Batari Durga yang buruk rupa.
Setelah Dewi Uma kehilangan cahaya dan menjadi Batari Durga maka ia dikawini oleh Batara Kala, yang artinya ialah terkena hukum “waktu” maka terjadilah peristiwa waktu & ruang di planet Bumi.

Waktu (Kala) ditentukan oleh Matahari
Ruang (Pa) ditentukan oleh Bumi   

Namun demikan, walaupun Dewi Uma telah menjadi Batari Durga ia masih mengandung putra dari Batara Guru dan saat ini kita menyebutnya sebagai “Magma” (api yang ada di perut Bumi) yang kelak melahirkan berbagai jenis batuan serta unsur-unsur lainnya sebagai penunjang kehidupan para penduduk Bumi.
Peristiwa tersebut dalam Pikukuh Sunda diabadikan dengan sebutan Bua-Aci (‘buah’-aci) atau lebih dikenal sebagai Sang Hyang Pohaci, yang senantiasa memberikan kesuburan (*kehidupan)kepermukaan tanah. Dari sebutan atau ungkapan tersebut pada saat sekarang membuat kita mengenal istilah “buah” (*phala / pala / pahala) serta istilah “Bua-na” yang kelak berobah menjadi Banua (Benua). 

Perobahan dari Dewi Uma menjadi Batari Durga (*karena tertutup tanah) menyebabkan perut Bumi harus dapat mengeluarkan panas Bumi (magma), maka lahirlah sebuah “cerobong raksasa” yang disebut sebagai Gunung Sunda (Gn. Batara Guru).

Pada dasarnya Dayang Sumbi itu berasal dari kata Da-Hyang - Su-Umbi , artinya :

Da = Agung / Besar
Hyang = Moyang / Eyang / Biyang / Leluhur / Buyut.
Su = Sejati
Umbi = Ambu / Ibu

Dayang Sumbi mengandung makna: Leluhur Agung Ibu Sejati atau setara dengan sebutan Buana / Ibu Pertiwi / Bumi / Earth.
Maka jika disimpulkan, kisah / legenda Sang Guru Hyang & Da Hyang Su Umbi itu lebih kurang memaparkan tentang kejadian / hubungan antara Matahari & Bumi, keberadaan  “Waktu & Ruang” (Kala & Pa) dan khususnya berceritera tentang “awal kehidupan manusia di muka Bumi” yang intinya menyatakan bahwa “waktu & ruang merupakan hukum kehidupan”.

3. Situmang = Trisula Naga-Ra

Dalam kisah Sang Guru Hyang diceriterakan bahwa Dayang Sumbi pada akhirnya kawin (bersanding) dengan Situmang, yaitu seekor anjing yang membantu membawakan gulungan benang yang terjatuh ketika Dayang Sumbi sedang menenun. Perkawinan mereka menghasilkan sosokSangkuriang (Sang Guru Hyang).
‘Sangkuriang’ atau sebut saja Sang Guru Hyang yang ke II ini maknanya adalah kelahiran Negeri Matahari (Dirgantara) sebagai pusat Keratuan / Keraton Dunia, atau kelahiran pola ketata-negaraan yang pertama di dunia yang ditandai oleh Gunung Sunda Purba atau Gn. Matahari / Gn. Batara Guru. Saat ini tersisa sebagai Gn. Tingkeban Pa-Ra-Hu, dan sekarang kita menyebutnya sebagai Gn. Tangkuban Parahu.
Setelah keberadaan wilayah beserta penduduknya, bentuk kemasyarakatan diawali dengan adanya Tata / Aturan / Hukum yang berupa Tri Su La Naga-Ra (Tiga Kesejatian Hukum pada sebuahNegara), atau dalam silib & siloka SITUMANG yaitu terdiri dari :
-          Rasi / Datu berkedudukan sebagai pengelola kebajikan, wilayahnya disebut “Karesian / Kadatuan atau Kedaton”.
-          Ratu berkedudukan sebagai pengelola kebijakan, wilayahnya disebut Keratuan / Keraton.
-          Rama berkedudukan sebagai pembentuk kebijakan dan kebajikan, wilayahnya disebut“karamat” atau sering disebut sebagai “kabuyutan” atau wilayah para leluhur / luhur / gunung (*?) = (tanah suci).
-          Hyang merupakan sumber ajaran kebijakan dan kebajikan, wilayahnya disebut Pa-Ra-Hyang.    
~kaisarmatahari66@gmail.com~
Adapun sosok binatang “anjing” merupakan metafora atau perumpamaan dari watak  “kesetiaan”. Simbolisasi tersebut tentu sangat sesuai dengan kenyataan yang berlaku dan layak dipergunakan sebagai pola tanda seperti halnya Sang Hyang Gana (Ganesha) yang mempergunakan siloka “gajah”, ataupun konsep pemerintahan yang dilambangkan dalam bentuk “harimau” (mang / hitam – ang/merah  – ung/putih = maung).

4.   Awal Kenegaraan Dunia

“Layang Saloka Domas &  Saloka Nagara”
Secara logika tentu awal keberadaan sebuah negara harus memenuhi beberapa syarat, yaitu : kepastian hukum, keberadaan wilayah, masyarakat, aparatur pemerintahan, serta pengakuan. Tanpa salah-satunya terpenuhi maka tidak layak disebut sebagai sebuah negara.
Maka demikian pula dengan kelahiran pemerintahan ditatar Sunda yang konon (*berdasarkan catatan sejarah yang ada hingga saat ini) diawali dengan adanya sebuah Keratuan yang bernama “Salokanagara / Salakanagara”. Tentu ‘kerajaan’ tersebut mustahil ada jika tidak diawali oleh adanya “nilai-nilai ajaran” yang menjadi sebuah peraturan / hukum. Itu sebabnya masyarakat kita mengenal istilah “Layang Saloka Domas” yang artinya :
-          La                    = Hukum
-          Hyang             = Leluhur
-          Sa                    = Esa / Tunggal / Satu
-          Loka                = Tempat / Wilayah
-          Domas            = Tidak Terhingga / invinity / 8
Arti keseluruhannya ialah :  Kesatuan Wilayah Hukum Leluhur (yang) Tidak Terhingga............................< ”BUNG’SP” the EXTRATERRIRORIAL >

Adapun Saloka Nagara pada dasarnya merupakan wilayah kekuasaan hukum yang sangat besar.Sa-Loka Naga-Ra (*Salaka Nagara ?) artinya adalah :
–      Sa           = Esa / Tunggal / Satu
–      Loka       = Tempat / Wilayah
–      Naga      = *...lambang penguasa darat & laut (samudra).
–      Ra           = Matahari
Saloka Naga-Ra berarti : 
Kesatuan Wilayah Kekuasaan Darat & Laut (negeri) Matahari.

5. Aki ‘Tirem’
Menyentuh jaman Saloka Nagara tentu tidak terlepas dari keberadaan Aki Tirem yang mempunyai makna sebagai berikut;
–      Aki = Leluhur / Kokolot / Sesepuh / Tohaan / Tuhaan (‘Tuhan’).
–      ‘Tirem’ = (............beberapa kemungkinan arti) :
Tarum / Taru-Ma (Kalpataru / pohon hayat / kehidupan).
Ti-Rum / Rumuhun
Ti-Ram / Rama
Jika “Tirem” itu adalah kata lain dari “Taru-Ma” (*taru = tree / pohon, dan ma = uma / bumi / ambu / ibu) maka istilah “Aki Tirem / Taruma” bisa mengandung makna sebagai “Pohon keluarga para leluhur Bumi”.


E. Bangsa Matahari, Sundaland, Poseindon, Maya 
    (serial twit @warninggempa) bagian 1 & 2
by Sam Sudrab on Wednesday, November 23, 2011 at 5:54pm
  1. India memiliki mitologi terkenal, bahwa matahari yang terbit dari Timur merupakan sumber segala kekuatan.
  2. Indra adalah simbul sang penguasa dari arah timur, dalam pantheon (masyarakat para dewa) Hindu “menjabat” Dewa Perang #matahari
  3. Adapun penguasa dari arah Barat adalah Varuna, identik dengan Dewa Laut #matahari
  4. Jika dilihat serius, falsafah utama dalam feng shui adalah “bersandarlah pada gunung, lihatlah luasnya lautan” #matahari
  5. Pengumpulan dalam kelompok Timur dan Barat bukanlah tanpa perhitungan matang #matahari
  6. Dewa Indra, dalam mitologi India sang penguasa dari timur, tempat tinggallnya di keindraan atau puncak gunung #matahari
  7. Terdapat persamaan fundamental feng shui versi Tiongkok dan aturan-aturan Manasara versi India #matahari
  8. Bangunan menganuty Feng shui dan candi versi india umumnya bersinggungan dengan arah mata angin dan bentuk #matahari
  9. Tuips, dalam Astadikpalaka penjaga arah Utara adalah Kuvera atau Dewa. Kekayaan#matahari
  10. Sementara arah Selatan adalah Yama penjaganya yang siartikan sebagai tempat kemalangan #matahari
  11. Kalau dalam feng shui arah Utara digambarkan sebagai lokasi elemen air, perlambang kemakmuran #matahari
  12. Arah Selatan feng shui adalah lokasi elemen api, simbolkemalangan. Elemen “rumus” penting perhitungan feng shui #matahari
  13. Karena itu elemen api dlm fengshui bukan yg sesunggunya, melainkan “pengaruh” tertentu, sebagaimana air, tanah, kayu, dan logam #matahari
  14. Apakah yang dimaksud jazirah sunda land? #matahari
  15. Ada bangsa yg hidup di dataran sunda, mereka hidup tergantung #matahari. Bangsa sunda adalah bangsa matahari
  16. Tuips, nanti lanjut kisah bangsa #matahari yg dikenal dengan bangsa yg mendiami jazirah sundaland
  17. Bangsa sunda menghargai #matahari adalah bentuk lambang yang Maha Kuasa paling tua, bahkan lebih tua dari planet Bumi itu sendiri
  18. Di kala es mencair 20 ribu tahun yg lalu, daerah luas yg ada kehidupan bangsa sunda land beserta ekologi lainnya tergantung #matahari
  19. Setidaknya, secara forensik alam, 20 tahun lalu, menjadi bukti kuat kehidupan di daerah yg disinari #matahari
  20. “Tanpa #matahari di Bumi tidak pernah ada kehidupan dan hanya ada kegelapan…!” Kata leluhur nusantara bangsa sunda (matahari)
  21. Bangsa Sunda (bukan etnis), menjadi penduduk sunda land, menjunjung tinggi dan menghormati #matahari
  22. Sudah ada bangsa #matahari jauh sebelum muncul manual book dan legenda/mytologi india atau Cina dll tentang #matahari
  23. @MardoniSetiawan bisa dilihat dari beberapa parameter forensik geologi #matahari
  24. Sunda (sinar, nur, #matahari) menjadi petunjuk penting lahirnya ajaran monotheisme
  25. Jejak monotheisme sunda terdapat diseluruh benua (Amerika, Eropa, Afrika dan Asia) berupa Kuil #matahari (The Temple of The Sun)
  26. Masa lalu monotheisme sunda sampai hari ini masih dalam tahap pembuktian pusat peradabannya. Ada “masa hilang” dalam sejarah dunia#matahari
  27. Tuips, mythologi #matahari dan air, bukan semata milik India dan china. Ribuan tahun yg lalu Garda atau Garuda jadi mytologi nusantara.
  28. Di Candi sukuh terpampang GARUDA dan NAGA sejak ribuan tahun lalu sebagai lambang kekuasaan bangsa #matahari
  29. GARUDA diadopsi bentuk AYAM JANTAN yg erat dg #matahari, sedang NAGA melambangkan Laut dan dataran tinggi (gunung)
  30. GARDA sosok GARUDA  yang sedang mencengkram dua ekor NAGA tampaknya  tidak menjadi perhatian serius di candi itu #matahari
  31. GARUDA PANCA SILA yang saat ini dijadikan penanda lambang IDEOLOGI bangsa Indonesia sebetulnya bukanlah bentuk tanda baru #matahari
  32. Terjadi adaptasi sosok Garuda maupun lambang Naga-nya yang diganti oleh PITA putih bertuliskan BHINNEKA TUNGGAL IKA #matahari
  33. Ini GARUDA dan Naga di Candi Sukuh http://twitpic.com/7hcuyx
  34. GARUDA pernah menjadi Koloni Dunia, sebuah hipotesahttp://t.co/TyfIwmEu
  35. Tuips, setelah mytologi cina, india, jepang, dan “candi sukuh” tentang #matahari, tampak bahwa sunda (#matahari ) berperan penting
  36. Sunda adalah Nusantara dan bukan suku bangsa yang tinggal di daerah Jawa-Barat saja, jazirah panjang sundaland #matahari
  37. Istilah sunda diartikan salah, seolah suku sunda jabar saja. Sejarah nusantara sebagai jazirah penting satu kesatuan, terputus #matahari
  38. Bangsa #matahari sunda miliki wilayah besar yang meliputi hampir setengah planet Bumi
  39. Jaman itu dikenal wilayah yang disebut Kepulauan Sunda Besar dan Sunda Kecil #matahari .
  40. Kisah sunda #matahari bisa dilihat dlm Cosmos Global Doc : SUNDAEhttp://twitpic.com/7hfztp
  41. @sirdelapradana nanti akan dijelaskan fungsi #matahari sebagai dasar waktu
  42. Dalam Mytologi Yunani kuno dikenal Poseidon si Raja Lautan, apa maknanya #matahari
  43. Bangsa Poseidon adalah bangsa Maritim. Dipastilan bukan dari benua Amerika, Afrika ataupun Eropa, apalagi Australia #matahari
  44. Bangsa Maritim adalah sebutan bangsa yang saat itu masih dalam sebuah benua bernama Benua Sunda #matahari
  45. Kisah Poseidon, gambaran Bangsa besar benua sunda selain Santos, Offenheimer #matahari twitpic.com/7hgebe Seluruh lautan di muka Bumi dikuasai pasukan maritim kuat dalam kisah Poseidon #matahari
  46. Poseidon Sang Raja Lautan dlm myttology Yunani gunakan ‘senjata’ Trisula dan mengendarai kereta yang ditarik oleh Naga #matahari
  47. Inilah mythology Poseidon http://twitpic.com/7hglvf
  48. Sangat menarik melihat fakta2 dalam Poseidon #matahari http://twitpic.com/7hgmet
  49. Mythologi Poseidon, bangsa #matahari tularkan pola tatanan kehidupan manusia dalam bermasyarakat – berbangsa dan bernegara yg kelak menyebar
  50. Beberapa fakta dalam Mythologi Poseidon menyerupai bangsa Pasundan atau bangsa #matahari
  51. Mythologi Poseindon, berpengaruh kuat dalam pikiran2 filosof terkemuka yunani #matahari
  52. Ada continuity sejarah tata masyarakat dan kenegaraan bangsa sunda yg terekam dan pengaruhi filosof era Yunani Kuno #matahari
  53. Trisula dlm Mythology, oleh Lucky Hendrawan tentang 3 hal: 1). Benar menurut diri 2). Benar menurut negeri 3). Benar menurut Bumi.#matahari
  54. Menurut Lucky, Trisula itu merupakan konsep hukum universal atau tata hukum yang berlaku bagi seluruh penduduk Planet Bumi #matahari
  55. Tuips, setelah Myth india, cina, jepang dan yunani yg gambarkan continuity masa sebelum mereka, akan dilanjutkan dengan suku Maya #matahari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar