Kamis, 20 April 2017

ritual dukun

Ritual atau upacara adalah hal yang lumrah bagi budaya manusia.
"ritual dukun", atau ritual dalam perdukunan memiliki gambaran negatif.
Kembali kepada "dukun putih" atau "dukun hitam" yang sesungguhnya hanya abu-abu saja.
Ilmu apapun di dunia ini adalah pisau bermata dua, baik dan jahat.
Dengan hati lapang menelaah kemampuan "dukun" saat melakukan ritual dapat menjadi sangat sederhana.
 Menyajikan hidangan untuk tamu yang di undang!.

Siapa tamu yang di undang?, kembali kepada sajian yang disajikan.
Ritual dukun pun tak ubahnya seperti menyiapkan sajian untuk tamu, bedanya adalah tamu yang di undang tidak kasat mata, mahluk dari dimensi lain.

Banyak budaya di dunia ini yang  melakukan ritual dukun atau dalam skala masyarakat yang lebih besar disebut sebagai "upacara adat".

Upacara adat yang akan dipimpin oleh "dukun" atau para tua masyarakat untuk melaksanankannya
"dukun" mewakili masyrarakat budaya untuk berhubungan dengan Sang Agung Maha Pencipta alam semesta dan leluhur.

Upacara adat merupakan cara yang baik dalam kuktur budaya untuk tetap menjaga hubungan yang harmonis  di antara alam semesta dengan manusia.

Upacara adat patut di lestarikan.

Ritual dukun lebih bersifat pribadi.
Dukun hanya perantara yang menyediakan media raga untuk roh yang di undang, agar dapat berkomunikasi langsung dan nyata.

Bila manusia  dapat mencapai tingkat spiritual yang lebih tinggi, komunikasi dapat dilakukan secara telepati., tanpa riual.
Kemampuan ini dapat di pelajari dengan cara menyucikan diri dan meditasi.

Menyucikan diri adalah dengan membersihkan hati.
Hati yang bersih adalah hati yang putih dan terang.
Hati yang putih dan terang akan membuat hidup manusia menjadi  terang.
Bila hati manusia terang dan hidupnya terang, segalanya akan benderang.
Menjadi cahaya, menjadi manusia yang bercahaya yang mampu menerangi hidup manusia lainnya.

Menjadi dukun untuk diri sendiri, berkomunikasi dengan mahluk yang lebih tinggi, menerima getaran energi alam semesta dalam harmoni yang indah.

Dengan ritual yang sangat sederhana, membersihkan hati.

Jangan terlalu mudah menilai "dukun" mata duitan.
Bukankah menyiapkan ritual menyiapkan hidangan untuk tamu yang di undang itu membutuhkan biaya, karena segalanya harus dibeli?.

Jadilah "dukun" untuk diri sendiri menjadi manusia yang bercahaya agar dapat menerangi manusia lainnya.


Sampurasun.................................





Tidak ada komentar:

Posting Komentar