Melafal Dhäranì dalam bentuk Logogram.
(1) Namo Ratnatrayäya - ‘Sembah sujud kepada Tiga Mustika’
(2) Namo Àrya - ‘Sembah sujud kepada Yang Mulia...’
(3) Avalokitesvaräya - ‘Raja yang memperhatikan derita dunia’.
(4) Bodhisattväya - ‘Sang Bodhisattva’.
(5) Mahäsattväya - ‘Makhluk Agung’.
(6) Mahäkarunikäya - ‘Karunä Agung’.
(7) Om - (Suara mantra universal, sumber segala suara.) Semua makhluk
hidup yang menderita akan mengatupkan telapak tangan mereka saat mendengar
Dhäranì.
(8) Sarvaabhayah ( Sarvarabhaye) - ‘Jangan takut!’
(9) Sudhanadäsya - ‘Melihat Kebenaran Mulia’. [
(10) Namo sukrtvä ( sukrtemama) imam Àrya – Bodhisattva Nägärjuna.
(11) Avalokitesvaragarbha - ‘Rahim (sumber) Avalokitesvara’.
(12) Namo nìlakantha ( narakindhi) - ‘Sembah sujud kepada Yang Berleher
Biru’.
(13) Sri mahäbhadräsräme - ‘Yang Maha Suci yang bergembira dalam
keberuntungan’.
(14) Sarv’arthasubham - ‘Semua bermanfaat dan indah’.
(15) Ajeyam - ‘Tak terlihat’. [Raja Langit Yaksha Terbang.]
(16) Sarvasattvanämavarga - ‘Kumpulan semua ‘makhluk’’. [Sang Raja
Perkasa, Bhagavata.]
(17) Mahädhätu - ‘Empat unsur besar’.
(18) Tadyathä -
‘Demikianlah:...’.
(19) Om avaloke ‘Om, Dia yang melihat ke bawah...’
(20) Lokite - ‘Dia mengamati...’
[Mahäbrahma Devaräja.]
(21)Kalate (Karate) - ‘Yang Berkepala Gundul’
(22) Hari - ‘Cantik mempesona’.
[Mahesvara Devaräja (Raja Surga Tävatimsa).]
(23) Mahäbodhisattva - ‘Bodhisattva Agung’ [makhluk yang pikirannya
teguh dan tidak berkelana.]
(24) Sarva sarva - ‘Semua! Semua!’*
(25) Mälä mälä - ‘Karangan bunga! Karangan bunga!*
(26) Masi mahahrdayam - (kemungkinan Masi masi hrdayam), ‘Masi Masi,
sang hati!*
(27) Kuru kuru karmam - ‘Kuru Kuru, sang kehendak
(28) Kuru kuru vijayati ( Dhuru dhuru bhajyate) - ‘Kuru Kuru, dia
berhasil
(29) Mahävijayati ( Mahäbhajyate) - ‘Dia amat berhasil’.
(30) Dharä dharä - ‘Yang menegakkan (dan) yang tidak’.
(31) Dharin - ‘Penegak (atau, penunjang)’. (raja singa).
(32) Suraya ( svaräya) - ‘Berani’.
(33) Cala cala - ‘Guncang! Guncang!*
(34) Mama bhramara - ‘“Tawon hitam”-ku (sebuah nama untuk lingkaran di
dahi yang melambang-kan “Mata Ketiga” atau Mata Dewa). [Vajra Agung Penakluk
Iblis (memegang roda emas).]
(35) Muktir - ‘Yang bebas’.
(36) Ehi ehi - ‘Datang! Datang!* [Mahesvara Devaräja.]
(37) Chinda chinda - ‘Hancur! Hancur!* (Devaräja).
(38) Harsamprachali (kemungkinan Harsham Pracari) - ‘melebihi
kebahagiaan’.
(39) Bhäsa bhäsam (kemungkinan Bhasyabasyam) - ‘Bicara dan uraikan’.
(41) Hulu hulu mälä - ‘Hulu
hulu, karangan bunga’.
(42) Hulu hulu hrìh * - [Sibi Zhutian.] Dewa ber-lengan empat.
(43) Sara sara * - [Shuoluo shuoluo Pusa.] Bodhisattva Sara Sara.
(44) :?
(45) : ?
(46) Bodhiya bodhiya - ‘(Demi) Pencerahan, Pencerahan’.
(47) Bodhäya bodhäya - ‘(Demi) Kebijaksanaan, Kebijaksanaan’. [Ànanda.]
(48) Maitreya - ‘Yang Mencintai’
(49) Nìlakantha - ‘Yang Berleher Biru’
(50) Darsininä (kemungkinan Darsiniya) - ‘Pantas dilihat’.
(51) Payamana * - (Arti : ‘ M i n u m ’ Kemungkinan Bhayamana)
[Bodhisattva Cahaya Emas)
(52) svähä - ‘Disabdakan dengan baik’.
(53) Siddhäya - ‘Demi pencapaian.’
(54) svähä - ‘Disabdakan dengan baik’.
(55) Mahäsiddhäya ‘Demi pencapaian agung’.
(56) svähä - ‘Disabdakan dengan baik’.
(57) Siddhayoge - ‘Yang dibebani
pencapaian’.
(58) svaräya - ‘Sang Raja’. [Buddha Amitabha menolong para dewa.]
(59) svähä - ‘Disabdakan dengan baik’.
(60) Nìlakantha - ‘Yang Berleher Biru’.
(61) svähä - ‘Disabdakan dengan baik’. [Bodhisattva Candana.]
(62) Varähänanaya - (kemungkinan Varananaya ‘Kepada wanita berwajah
cantik’, atau Varavahanaya
(63) svähä - ‘Disabdakan dengan baik’.
(64) Simhasiramukhäya - ‘Kepada yang kepala dan wajahnya seperti
singa’.
(65) svähä - ‘Disabdakan dengan baik’.
(66) Sarvamahäsiddhäya - ‘Demi setiap pencapaian agung’.
(67) svähä - ‘Disabdakan dengan baik’.
(68) Cakrasiddhäya - ‘Demi pencapaian yang seperti roda’. [Jenderal
Langit Auman Singa.]
Dia memegang kapak perang.
(69) svähä - ‘Disabdakan dengan baik’. (Raja mara dari semua surga).
(70) Padmahastäya - ‘Kepada yang memegang teratai’. Dia memegang Kendi
Berkah.
(71) svähä - ‘Disabdakan dengan baik’.
(72) Nìlakanthavikäräya - ‘Kepada Makhluk Berleher Biru yang Berwajah
Menyeramkan’.
(73) svähä - ‘Disabdakan dengan baik’.
(74) Mahärsisankaraya ( Mavarisamkaräya) - ‘Kepada penglihat yang maha
mengawasi’.
(75) svähä - ‘Disabdakan dengan
baik’.
(76) Namo Ratnatrayäya - ‘Sembah sujud kepada Tiga Mustika’.
(77) Namo Àrya - ‘Sembah sujud kepada Yang Mulia...’
(78) Avalokite - ‘Yang mengamati (dunia)’. Dia duduk di punggung singa
dengan tangan kanannya membentuk mudra ‘kekosongan’.
(79) svaräya - ‘(Menjawab) suara (dunia)’.
(80) svähä - ‘Disabdakan dengan
baik’.
(81) Om siddhyantu - ‘Om, semoga tercapai!’
(82) Mantra - (Simbol suara).
(83) Padäya - ‘Sebaris ayat’.
(84) svähä - ‘Disabdakan dengan baik’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar