Sumber : http://sundaneseethniccanszz.blogspot.co.id
Pada zaman dahulu di kerajaan Pasir Batang, hiduplah seorang Raja Prabu Ageung Tapa, dengan permaisuri Ibu Ratu Nitisuari yang cantik memerintah negri yang makmur sentosa. Mereka di karunia tujuh orang putri yang cantik jelita;
Pada zaman dahulu di kerajaan Pasir Batang, hiduplah seorang Raja Prabu Ageung Tapa, dengan permaisuri Ibu Ratu Nitisuari yang cantik memerintah negri yang makmur sentosa. Mereka di karunia tujuh orang putri yang cantik jelita;
Putri Purbararang, Putri Purbaéndah, Putri Purbadéwata, Putri Purbakancana, Putri Purbamanik, Putri
Purbaleuwih dan Putri Purbasari Ayu Wangi.
Raja Prabu Ageung Tapa menunjuk putri bungsunya Putri Purbasari sebagai penggantinya.
Putri Purbalarang sangat marah pada Putri Purbasari dan diusirnya dari istana.
Di antar paman Léngsér, Putri Purbasari di asingkan di Gunung Cupu.
Di ceritakanlah di Kahiyangan, Guru Minda putra Sunan Ambu, mimpi
bertemu dengan Putri yang cantik. Guru Minda mencuri pandang pada Sunan Ambu.
Kelakuan Guru Minda dianggap
salah, dan di usir pergi dari Kahiyangan ke bumi.
Di situlah Guru Minda bertemu
dengan Putri secantik Sunan Ambu. Guru Minda diberi baju lutung, yang harus di
pakai saat berada di bumi.
Guru Minda turun dari Kahiyangan, menjadi “LUTUNG KASARUNG”.
Di ceritakanlah di Negri
Pasirbatang, Putri Purbararang sudah menjadi Ratu. Suatu hari Putri Purbararang minta daging lutung, Paman Léngsér memerintahkan Aki Panyumpit.
Kalau Aki Panyumpit tidak berhasil berburu lutung hari itu juga maka sebagai
gantinya adalah Aki
Paman Léngsér menemui Aki dan Nini Panyumpit, Paman Léngsér menceritakan hukuman
yang diberikan Putri Purbararang.
Aki Panyumpit menyanggupinya dan pergi ke hutan, hari itu Aki Panyumpit putus asa.
Akhirnya Aki Panyumpit senang melihat seekor lutung sedang duduk di dahan pohon besar, di panah berkali-kali tidak kena. Lutung itu bicara,”“Oah, Aki Panyumpit, jangan
nyumpit!, “kula” tidak akan kabur akan nurut sesuai keinginan Aki”.
Aki Panyumpit kagét mendengar lutung bisa bicara,”“Syukur, Utun, ayo
turunlah segera”.
Aki Panyumpit berlari menghampiri lutung dan lutungpun berjalan
mengikuti Aki Panyumpit.
Saking senang nya berburu Aki Panyumpit lupa mengantarkan lutung ke
Putri Purbararang.
Esok harinya Aki Panyumpit baru
membawa lutung, dan tidak di hukum, di maafkan oleh Putri Purbararang.
Aki Panyumpit di beri hadiah karena berhasil menangkap lutung yang
sangat besar.
Ketika akan di potong lutung sukar di tangkap, akhirnya Putri Purbararang memerintahkan
Paman Léngsér, untuk mengantarkan lutung
ka Gunung Cupu, untuk menemani Putri Purbasari.
Putri Purbasari sedang prihatin, lutung merasa iba melihat keadaan Putri Purbasari.
Badannya hitam, jelek. Makan apa saja yang di temuinya di hutan. Tapi cahaya
nya beda ada pesona Sunan Ambu. “Jangan-jangan ini Putri impian ”, kata
lutung dalam hati.
Saat Putri Purbasari tertidur, Guru Minda pergi ke Kahiyangan memberitahu Ibu
Sunan Ambu. Guru Minda memohon kepada Ibu Sunan Ambu agar Putri Purbasari disembuhkan.
Pagi hari saat Putri Purbasari bangun,
kaget karena dia tidur di ranjang emas. Cahaya emas dan berlian di
sekelilingnya. Saung butut nya telah berubah mejadi istana megah oleh gemerlap
emas dan berlian.
Putri Purbasari bicara kepada lutung, “Utun, saya ada di mana, kesasar ke
mana?”
“Tidak, tidak kemana-mana, ini adalah kerjaan lutung semalam.”
Putri Purbasari di suruh mandi di dalam istana yang baru, dan tiba-tiba
sekujur tubuhnya bersih kembali.
Baju buatan parabujangga, dikenakan pada Putri Purbasari. Sangat cantik.
Istana indah di lamping Gunung Cupu tersiar ke desa, Paman Léngsér
diutus untuk memastikan.
Saat kembali ke istana Paman Léngsér menceritakan ke pada Putri Purbararang
bahwa itulah istana Putri Purbasari
Putri Purbararang merasa iri atas istana Putri Purbasari.
Putri Purbasari diperitahkan untuk membuat bendungan di hutan Baranangsiang
dalam satu malam.
Kalau tidak berhasil Putri Purbasari akan di potong lehernya.
Putri Purbasari sangat sedih.
Putri Purbasari tertidur pulas, Lutung memohon kepada Sunan Ambu, agar
sungai di hutan Baranangsiang dibendung.
Esok paginya tersebar berita bahwa hutan Baranangsiang sudah dibendung
Dan berita itu sampai ke keraton Pasir Batang.
Dan berita itu sampai ke keraton Pasir Batang.
Putri Purbararang dan kelima adiknya berangkat ke hutan Baranangsiang.
Diiring pejabat istana dan rakyat.
Datang ka Leuwi Baranangsiang, Paman Léngsér menabuh bedug tanda
dimulai.
Rakyat bersuka ria di bendungan mencari ikan yang sangat banyak.
Putri Purbararang duduk di tempat yang banyak ikannya.
Putri Purbasari duduk menyendiri.
Lewat seorang pria tampan yang mengaku Guriang Kawung Luwuk padahal sebenarnya adalah Guru Minda.
Putri Purbararang jatuh cinta pada Sang Guriang..
Guriang Kawung Luwuk malah menghampiri Putri Purbasari,
Putri Purbararang panas hati, lalu memerintahkan Putri Purbasari
mencari
banténg lilin suku gading, kalau tidak berhasil akan di penggal sebagai
hukumannya.
Mendengar permintaan yang sangat berat Putri Purbasari menangis,
sungguh keterlaluan.
Jangan kan pergi ke hutan mencari banténg lilin, melihat banteng saja Putri
Purbasari merasa takut.
Putri Purbasari gemetar ketakutan melihat banteng.
Tiba-tiba datanglah seorang kakek-kakek memakai tongkat yang
memperkenalkan diri Ki Kuwu Heubeul Isuk, padahal Guru Minda yang sedang
menyamar. Putri Purbasari minta tolong di
tangkapkan banteng. Banteng di panggil Ki
Kuwu Heubeul Isuk.
Banténg menghampirinya dan duduk bersimpuh di depan Ki Kuwu, Ki
Kuwu minta selembar rambut Putri
Purbasari dan di ikatkan pada janggut banténg lilin, untuk menuntun banteng.
Banténg lilin dituntun oleh Putri Purbasari, dengan selembar rambut.
Banténg dibawa ke dalam kota, sesampainya di alun-alun, banténg diikat
pada pohon beringin.
Putri Purbasari masuk ke dalam istana memberitahukan bahwa permintaan Putri Purbararang sudah didapatkannya, banténg lilin suku gading mata merah.
Saat itu juga Putri Purbararang berangkat ke alun-alun.
Banténg yang besar dan bagus, saat di hampiri Putri Purbarang, banténg
lilin langsung berlari ke istana dan ngamuk, menghancurkan segala yang ada.
Pegawai istana mengepung banteng yang akhirnya kabur ke hutan.
Putri Purbararang bertambah marah pada Putri Purbasari, dan mengajak bertanding menanam padi terbaik. Bila Putri Purbasari kalah di hukum mati.
Putri Purbararang menanam di tanah yang subur, dengan peralatan yang
lengkap.
Putri Purbasari di suruhnya menanam di tanah gersang, dengan kujang
buntung dan bibit satu “boboko” buntung.
Saat itu juga Putri Purbararang memerintahan rakyat untuk kerja bakti
menanam padi .
Putri Purbasari menjadi bingung,
tak tahu harus bagaimana memulainya, sedangkan temannya hanya lutung. Putri Purbasari pasrah, menerima takdir.
Lutung membuat Putri Purbasari tertidur, Guru Minda yang tampan pergi
ke Kahiyangan, minta tolong Sunan Ambu. Permintaannya di penuhi oleh Sunan
Ambu.
Besoknya Putri Purbasari mulai
menanam padi di bantu oleh parabujangga dan
pohaci.
Tanah yang gersang berubah
menjadi tanah yang gembur, bibitnya dari Kahiyangan.
Ladang yang luas selesai di
tanam dalam satu hari, bulir padinya berisi.
Tiba saat nya sayembara, rakyat menyaksikannya.
Padi yang dihasilkan Putri Purbararang hanya sedikit,
sedangkan padi Putri Purbasari bernas dan sangat banyak.
“Putri Purbasari menang!” sahut Jaksa.
Rakyat bersorak.
Putri Purbararang menjadi penasaran dan mengajak lomba masak.
Putri Purbararang memeritahkan semua juru masak istana.
Putri Purbasari memasak di
istananya di bantu oleh Pohaci Wiru Mananggay.
Pada saat sayembara jaksa
berteriak, “Nagara kawon!”.
Rakyat berteriak senang.
Putri Purbararang kalah dan menantang menenun.
Jaksa memeriksa kain yang di sayembarakan.
Kain Putri Purbasari lebih
panjang dan rapat..
“Kain Putri Purbasari lebih
bagus !” kata jaksa.
Rakyat berteriak senang.
Putri Purbararang menantang keindahan badan.
Dua putri berdiri di panggung di saksikan rakyat dan jaksa.
Putri Purbararang badan nya agak
bongkok “méongeun!”.
“Hurséééh, Putri Purbasari unggul!” rakyat bersorak.
Putri Purbararang sangat marah dan mengajak tanding ketampanan pacar, Putri
Purbararang mengunggulkan pacarnya, Indra Jaya satria tampan.
Putri Purbasari merasa lemas, karena selama ini teman setia nya hanya
lutung.
Itu yang di anggap Putri Purbararang sebagai kekasih Putri Purbasari.
Rakyat ikut nelangsa.
Putri Purbasari sudah pasrah untuk di pengal, algojo sudah menyiapkan pedang.
Saat itu lutung mengoyangkan badannya baju lutungnya terlepas dan menjadi
Guru Minda dari Kahiyangan.
Semua orang terpana!. Ketampanannya tidak tersisa untuk orang lain.
Guru Minda mengaku sebagai pacar Putri Purbasari. Sudah tidak di
perlukan jaksa, karena semua orang melihat ketampannya melebihi Indra Jaya.
Rakyat langsung berteriak, “Hurséééh, Purbasari unggul, Purbararang kalah!”
Putri Purbararang harus dipenggal.
Putri Purbararang menangis sambil memohon.
Putri Purbasari sangat welas asih, Putri Purbararang dimaafkan.
Putri Purbararang ditugaskan menenun.
Putri Purbaéndah dijadikan “purah
ngantéh”,
Putri Purbadéwata ditugaskan membuat “seupaheun”,
Putri Purbakancana di tugaskan mengatur padi,
Putri Purbamanik ditugaskan mengurus dapur.
Putri Purbaleuwih, yang sering membela Putri Purbasari, dinikahkan kepada
Ki Bagus Lembu Halang, yang menjadi patih di Negri Pasir
Batang.
Di luar istana, Indra Jaya mengamuk, menantang Guru Minda untuk berkelahi.
Guru Minda berdiri, dihalangi oleh Ki Patih.
Ki Bagus Lembu Halang maju ke pakalangan, tidak di sangka Indra Jaya kalah
dalam satu gebrakan.
Indra Jaya mohon ampun dan di ampuni oleh Ki Patih,
Dijadikan pencari rumput dan pemelihara kuda.
Sekarang Pasirbatang sudah teratur, sudah di pimpin oleh yang berhak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar